Liputan6.com, Seoul - Diduga gara-gara salah terjemahan, koki di tim Olimpiade Musim Dingin Norwegia memesan telur dengan jumlah fantastis. Ada 15.000 butir yang diantar ke dapur mereka.
Kesalahan saat memesan itu terjadi saat sang koki akan memasak untuk atlet mereka yang tengah lapar. Telur itu dibeli dari sebuah toko di Korea Selatan.
Baca Juga
Seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (8/2/2018), awalnya para koki yang melayani 109 atlet yang berlaga di Olimpiade Pyeongchang, berniat memesan 1.500 butir telur.
Advertisement
Berbicara kepada surat kabar Norwegia, Aftenposten, seorang koki bernama Stale Johansen, mengatakan, pihaknya kaget saat kiriman itu datang. "Kami menerima setengah truk telur... sangat tidak dapat dipercaya."
Para atlet kala itu sudah menikmati makan salmon dan taco segar, ketika para koki sadar mereka kelebihan jumlah telur.Â
Beruntung, surplus 13.500 telur itu pun akhirnya dikembalikan ke toko kelontong, di mana mereka memesannya.Â
Masalah telur telah selesai. Namun, masih ada pertanyaan besar, mengapa insiden seperti itu kerap terjadi.Â
Beberapa orang menyebut, terjemahan Google Translate adalah biang keladinya. Namun, spekulasi itu belum dapat dipastikan.
Selain itu, Korea Selatan juga dikenal memiliki sistem penghitungan yang kompleks. Negara itu menerapkan satuan yang berbeda.Â
Soal telur, misalnya. Umumnya restoran membeli telur dalam satuan peti. Satu peti berisi 30 butir telur.
Perubahan satu suku kata saja, bisa berujung pada angka yang berbeda, 1.500 dan 15.000.
Sejauh ini para koki belum merilis rincian lebih lanjut atas kasus tersebut.Â
Saksikan juga video berikut ini:
Telur, Resep Panjang Umur Seorang Nenek
Masih soal telur. Bagi Emma Morano yang merayakan ulang tahun ke-117 pada 27 November 2016 -- kini sudah meninggal 17 April 2017, telur adalah rahasia panjang umurnya.
Seperti dikutip dari News.com.au, 11 November 2016, Emma mengonsumsi 3 butir telur setiap hari, selama 90 tahun belakangan. Menurut nenek itu, telur bisa membuat seseorang panjang umur hingga 100 tahun.
Lahir di Verbania, Italia, Emma mulai mengonsumsi telur secara teratur ketika dia berusia 20 tahun.
Kala itu Emma muda didiagnosa dokter menderita anemia dan menyarankan makan dua telur mentah dan satu telur masak setiap hari.
Hingga sekarang, nenek 117 tahun itu tetap mengonsumsi 3 telur setiap harinya.
"Itu saja. Dan kue. Tapi aku tidak makan banyak, karena tidak punya gigi," kata Emma tertawa.
Menurut keterangan dokter yang menangani Emma, Corla Bava, nenek itu tidak mengikuti pola makan yang dianjurkan.
"Emma hanya makan sedikit sayur dan buah. Ketika aku bertemu dengannya, Emma makan 3 butir telur per hari, dua mentah dan satu dimasak. Dia konsumsi ayam saat makan malam," kata Bava.
Belakangan ini Emma tidak makan terlalu banyak. "Ada yang bilang dia tidak suka makan lagi dan seseorang mengatakan kepadanya itu bisa membuat kanker," ujar sang dokter.
"Terakhir kali aku makan sedikit dan tidak merasa sakit sama sekali," kata Emma.
Emma masih harus merayakan ulang tahun beberapa kali lagi, sampai dia bisa mengalahkan rekor manusia paling panjang umur di dunia, Jeanne Calmet, 122 tahun.
Advertisement