Liputan6.com, Moskow - Vladimir Putin dipastikan menang telak dalam pemilihan presiden Rusia pada Minggu malam 18 Maret 2013. Dengan demikian, dia akan kembali memimpin Negara Beruang Merah untuk enam tahun mendatang.
Di depan para pendukungnya, yang bersorak, Putin berpidato penuh semangat dan singkat, mengatakan, "kita sudah ditakdirkan untuk menang."
Tidak ada keraguan bahwa Putin akan menang dalam kontes pemilihan presiden Rusia untuk keempat kalinya.
Advertisement
Dikutip dari Associated Press pada Senin (19/3/2018), Putin hanya menghadapi tujuh kandidat 'kecil'. Sementara satu musuh utamanya, Alexei Navalny dilarang ikut jadi capres.
Satu-satunya tantangan sebenarnya adalah membuat perhitungan sedemikian tinggi sehingga dia bisa mengklaim mandat yang tak terbantahkan.
Baca Juga
Surat suara yang dihitung hingga Senin pagi telah mencapai 80 persen. Dari situ, dalam hitung cepat yang diadakan oleh lembaga pemerintah, suara Putin mencapai 73,9 persen.
Vladimir Putin, mantan mata-mata KGB, telah mendominasi politik Rusia selama 18 tahun. Pria berusia 65 tahun itu telah menjadi pemimimpin terlama negara itu semenjak dikataktor Soviet, Joseph Stalin.
Hasil jajak pendapat belum final, dan hasil resmi akan diumumkan secara bertahap.
Vladimir Putin mengumumkan kemenangan di depan ribuan orang yang berkumpul di bawah suhu beku di Lapangan Manezhnaya Moskow di dekat Kremlin, di mana dia meminta persatuan di negara tersebut.
"Kita adalah tim besar yang hebat bersama dan saya adalah anggota tim Anda," katanya, seusai menunjukkan pertunjukan musik berenergi yang penuh warna.
Sebelumnya dalam pemilu 2012, Vladimir Putin memenangkan 63,6 pesen suara.
Kemenangannya kali ini akan membuat Putin berkuasa sampai tahun 2024, saat dia berusia 71 tahun. Usia itu, oleh undang-undang Rusia, mengharuskan seorang pemimpin untuk mundur dari jabatannya.
Namun, menurut para ahli, hingga saat ini, tak ada seorang pun yang jadi kandidat pengganti untuk Vladimir Putin. Sehingga mendorong spekulasi bahwa Putin mungkin akan berusaha menemukan cara untuk memperluas kekuasaannya melampaui masa jabatan itu.
Ramalan Nostradamus dari Balkan Akankah Terbukti?
Dengan kemenangan telak dan akan menjabat jadi Presiden Rusia dalam 6 tahun ke depan, Putin dengan demikian menjadi pemimpin negara terlama setelah Stalin. Belum lagi spekulasi bahwa ada kemungkinan dia ingin mengikuti cara negara tetangganya, China, yang membuatnya jadi pemimpin abadi.
Dengan demikian, akankah ramalan peramal buta dari Bulgaria, Baba Vanga terbukti?
Baba Vanga atau yang dikenal dengan Nostradamus dari Balkan pernah meramal bahwa Vladimir Putin dan Rusia akan mendominasi dunia.
Pada tahun 1979, saat bertemu dengan penulis Valentin Sidorov, Vanga, pernah berkata, "Semua akan mencair, seperti es yang mencair, hanya satu yang tak tersentuh - kemuliaan Vladimir, kemuliaan Rusia."
"Terlalu banyak yang dibawa ke korban. Tidak ada yang bisa menghentikan Rusia."
"Semua akan dilepaskan dari Rusia, dari jalan dan tidak hanya akan disimpan, tapi juga menjadi penguasa dunia."
Buta setelah terjebak oleh tornado aneh saat kecil, Baba Vanga kelahiran Vangelia Gushterova - percaya bahwa dia memiliki kemampuan untuk meramalkan masa depan. Dia dilaporkan membuat ratusan prediksi dalam karirnya selama 50 tahun.
Dia menjadi terkenal setelah secara akurat memprediksi tenggelamnya Kapal Kursk pada tahun 2000. Jutaan pengikutnya percaya bahwa dia memiliki kemampuan paranormal termasuk telepati dan bisa berkomunikasi dengan orang asing.
Berbagai ramalannya tentang peristiwa dunia dan keadaan kemanusiaan telah menjadi terkenal, termasuk klaim bahwa dia meramalkan kebangkitan ISIS dan jatuhnya Menara Kembar.
Sejumlah orang yang percaya ramalan menghitung bahwa 68 persen nubuatnya terwujud. Sedikit lebih kurang dari 85 persen yang diklaim oleh para pengikut sang Nostradamus dari Balkan itu.
Advertisement