Liputan6.com, Moskow - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan bahwa Presiden Vladimir Putin siap bertemu empat mata dengan Presiden AS, Donald Trump.
Diplomat Moskow menambahkan bahwa pertemuan kepala negara seperti itu saat ini tidak sedang dibahas, tetapi Kremlin berharap bahwa pertemuan di Gedung Putih akan terwujud.
"Presiden Putin siap untuk pertemuan seperti itu," kata Lavrov dalam wawancara dengan kantor berita negara RIA Novosti seperti dikutip dari Straitstimes pada Minggu (22/4/2018).
Advertisement
Baca Juga
"Kami melanjutkan persiapan pertemuan ini dari fakta bahwa presiden AS dalam percakapan telepon - yang dipublikasikan, tidak ada rahasia tentang hal ini - mengirim undangan bertemu dengan Presiden Rusia," ucap Lavrov.
"Trump mengatakan bahwa dia akan senang melihat Tuan Putin di Gedung Putih," beber Lavrov terkait telepon Trump kepada Presiden Vladimir Putin.
"Karena Trump menyarankan pertemuan ini, kami menindaklanjutkan telepon Trump itu yang katanya akan mengundang Putn segera," tambahnya.
Trump mengusulkan pertemuan digelar di Gedung Putih ketika dia menelepon Presiden Vladimir Putin bulan lalu, sebelum pengusiran massal para diplomat Rusia dari AS.
Namun, undangannya Donald Trump kepada Presiden Vladimir Putin belum lagi diumumkan secara resmi karena hubungan antara AS dengan Rusia memburuk setelah dugaan serangan kimia di Suriah.
Rusia Menanti Pertemuan Donald Trump dan Kim Jong-un
Selama wawancara, Lavrov juga mengatakan Moskow menyambut pertemuan puncak yang diharapkan antara Donald Trump dan Kim Jong-un.
"Kami sama sekali tidak berharap pertemuan Trump dan Kim Jong-un gagal," kata Lavrov.
"Pertemuan itu akan menjadi satu langkah penting menjauhnya krisis militer atas untuk masalah yang terjadi di Semenanjung Korea," tambahnya.
"Kami sangat berharap dia (Trump) memulai proses untuk mengurangi ketegangan di kawasan itu,"ucapnya lagi.
Peluang pertemuan Trump-Kim yang terjadi didorong oleh berita mengejutkan awal pekan ini. Kala itu, bos CIA Mike Pompeo pergi ke Pyongyang untuk bertemu dengan Kim. Itu adalah kontak AS-Korea Utara yang paling signifikan dalam hampir dua dekade.
Lavrov membandingkan pernyataan AS dan Korea Utara sebelum pertemuan bak ketegangan antara "petinju" sebelum pertandingan.
"Sebelum memulai percakapan serius itu, mereka seperti petinju memasuki ring, pamer di depan satu sama lain sebelum pertarungan," katanya.
Rusia memiliki hubungan yang relatif hangat dengan Korea Utara, karena negara itu berbagi perbatasan tanah kecil.
AS awal tahun ini menuduh Rusia membantu Pyongyang menghindari beberapa sanksi internasional dengan memasok bahan bakar ke negara yang mengisolasi diri itu.
Advertisement