Serangan Udara Koalisi Pimpinan Arab Saudi Tewaskan Petinggi Kelompok Houthi

Saleh al-Sammad tewas dalam serangan yang dilancarkan koalisi pimpinan Arab Saudi pada Kamis lalu.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 24 Apr 2018, 10:26 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2018, 10:26 WIB
Ilustrasi Perang Yaman
Ilustrasi Perang Yaman (AP Photo/Hani Mohammed, File)

Liputan6.com, Sanaa - Politisi senior kelompok pemberontak Houthi tewas dalam serangan udara yang dilancarkan koalisi pimpinan Arab Saudi di provinsi Hudaida. Hal ini telah dikonfirmasi oleh kelompok itu.

Jaringan TV Al-Masira yang dikelola Houthi melaporkan pada hari Senin waktu setempat, Saleh al-Sammad, presiden dari Dewan Politik Tertinggi yang memerintah Sanaa dan sejumlah kota lain yang dikuasai pemberontak, tewas pada hari Kamis. Demikian seperti dikutip dari Al Jazeera pada Selasa, (24/4/2018).

Kelompok Houthi pun mengumumkan telah memilih Mahdi al-Mashat sebagai penerus Sammad.

Dalam pidato televisi yang disiarkan pada Senin malam, pemimpin kelompok Houthi, Abdul Malik al-Houthi menerangkan bahwa secara keseluruhan, serangan udara koalisi pimpinan Arab Saudi pada Kamis lalu menewaskan tujuh orang.

"Kejahatan ini tidak akan mematahkan kehendak rakyat dan negara kita ... dan tidak akan berlalu tanpa pertanggungjawaban," tegas pemimpin kelompok itu.

Al-Houthi menambahkan, "Kekuatan agresi yang dipimpin oleh Washington dan rezim Arab Saudi secara hukum bertanggung jawab atas kejahatan semacam itu dan semua implikasinya".

Sejauh ini dikabarkan belum ada komentar dari koalisi pimpinan Arab Saudi terkait kematian Sammad.

Kelompok Houthi mulai menduduki sebagian wilayah Yaman, termasuk Sanaa, pada tahun 2014, memaksa jatuhnya pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.

Pada Maret 2015, sebuah koalisi negara-negara Arab yang dipimpin Arab Saudi meluncurkan serangan besar-besaran untuk menghancurkan kelompok Houthi. Sejak saat itu, koalisi tersebut telah melakukan lebih dari 16.000 serangan udara, mengakibatkan jatuhnya korban sipil.

Di lain sisi, Amerika Serikat menyokong koalisi dengan dukungan persenjataan dan logistik.

Teranyar, pada hari Minggu, dua serangan yang dilancarkan koalisi di Yaman barat laut menewaskan setidaknya 20 orang dan melukai puluhan lainnya. Hal ini disampaikan oleh warga dan petugas medis.

Sebagian besar korban tewas adalah wanita dan anak-anak yang berkumpul di tenda yang dipersiapkan untuk pesta pernikahan di distrik Bani Qays di provinsi Hajjah, ungkap seorang petugas medis.

 

Saksikan video pilihan berikut:

Kematian Sammad, 'Pukulan Besar' bagi Houthi

Memprihatinkan, Akibat Perang Anak-Anak Yaman Menderita Kekurangan Gizi
Seorang anak Yaman yang menderita malnutrisi menerima perawatan di sebuah rumah sakit di kota Hodeidah, Yaman (8/4). Pada akhir tahun 2017 lebih dari satu juta anak-anak menderita kekurangan gizi di tengah wabah kolera di Yaman. (AFP Photo/Abdo Hyder)

Hakim Almasmari, pemimpin redaksi the Yemen Post menjelaskan pada Al Jazeera bahwa kematian Sammad adalah perkembangan yang "sangat signifikan".

"Dia bertindak sebagai presiden bagi daerah-daerah yang dikuasai Houthi di Yaman, jadi ini dianggap sebagai pukulan terbesar bagi Houthi, secara politik, sejak perang dimulai," terang Almasmari.

Almasmari mencatat bahwa lokasi kejadian itu juga penting.

"Hudaida dianggap sebagai tempat paling aman bagi kelompok Houthi, di mana seluruh intelijen mereka ada di sana," katanya.

"Bukan rahasia bahwa Hudaida jauh lebih aman bahkan dibanding Sanaa, jadi terbunuhnya Sammad di Hudaidah, di bawah semua langkah keamanan ekstrem yang ada di sana, (menimbulkan pertanyaan) apakah mereka disusupi?".

Almasmari juga mengungkapkan dirinya tidak merasa heran bahwa Sammad telah digantikan oleh Mashat, yang ia gambarkan sebagai "tokoh yang sangat berpengaruh dalam gerakan (Houthi)".

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya