Liputan6.com, Washington, D.C - Wabah E coli di selada romaine melanda 22 negara bagian Amerika Serikat, sebanyak 98 orang dilaporkan sakit setelah mengonsumsi sayuran tersebut. Para pejabat kesehatan setempat pun tengah melakukan penyelidikikan lebih lanjut.
Seperti dikutip dari BBC, Sabtu (28/4/2018), The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan 14 kasus baru akibat infeksi wabah bakteri E coli dari selada romaine didaftarkan pada Jumat 20 April.
Baca Juga
Dari laporan terkini, sepuluh orang mengalami gagal ginjal dan 46 orang lainnya dirawat di rumah sakit.
Advertisement
CDC menghubungkan wabah E coli dari hasil panen selada romaine di wilayah Yuma, Arizona. Badan tersebut pun mengimbau konsumen agar tak mengonsumsi atau membeli sayuran dari daerah itu.
Hingga kini, pencarian sumber pasti dari wabah itu masih dilakukan. Puluhan petani juga tengah diselidiki.
Sejauh ini belum ada laporan kematian akibat wabah selada romaine mengandung E coli.
The Washington Post melaporkan seorang gadis berusia 16 tahun dari California yang dilarikan ke rumah sakit akibat didiagnosis gagal ginjal setelah terinfeksi wabah tersebut.
"Dia berusaha menghindari junk food dan ingin menjadi lebih sehat. Tapi ternyata...," kata ibunya kepada koran itu.
Hasil tes telah mengonfirmasi bahwa bakteri Escherichia coli O157: H7 yang telah mewabah saat ini menghasilkan sejenis racun penyebab penyakit yang lebih parah.
Orang-orang biasanya mengalami gejala tiga sampai empat hari setelah mereka terinfeksi, tetapi bisa saja terjadi kapan saja antara satu sampai 14 hari setelahnya dan bertahan hingga dua minggu.
Sayuran dan buah-buahan yang bersentuhan dengan usus dan kotoran hewan yang terinfeksi adalah sumber umum penyakit yang berhubungan dengan E coli.
Setelah berita tentang wabah itu pertama kali dipublikasikan minggu lalu, orang-orang menggunakan media sosial untuk mengekspresikan kekaguman mereka ada peringatan untuk menjauhi selada dan membuat lelucon tentang makan sehat.
How are salads supposed to be heathy if they try to kill us all the time 🙄 #EColi
— Brianna Listermann (@brii3) April 21, 2018
Ate a salad at @Nordstrom tonight and just remembered I am NOT SUPPOSED TO EAT LETTUCE 😕 does #EColi kill you or will I just get sick, miss some work and maybe lose some weight🤷🏼♀️? #SOS
— Meghan Ellis (@MeghanEllis1) April 25, 2018
Threw out my romaine lettuce salad and somehow endured. #Romaine pic.twitter.com/tY6jTtW8qS
— Carl Gottlieb (@c_cgottlieb) April 21, 2018
Saksikan juga video berikut ini:
Wabah E Coli Pernah Melanda Jerman
Sementara itu, sekitar pertengahan 2011, wabah E coli pernah merebak di Jerman, dan menyebabkan 18 orang meninggal, serta ribuan warga jatuh sakit.
Berkaitan dengan wabah E Coli di Jerman enam tahun lalu, para peneliti kemudian menemukan bahwa penyebabnya adalah varian bakteri baru, dengan kandungan rangkaian gen yang kebal terhadap antibiotik, sehingga mempersulit perawatan.
Bakteri E coli tersebut adalah strain enterohaemorrhagic E coli (EHEC) yang bisa menimbulkan penyakit berbahaya dan mematikan.
Buntut dari wabah yang terjadi di Jerman itu menyebabkan dilarangnya impor sayur dari negara lain, karena diduga tersebarnya bakteri tersebut dapat bersumber dari sayur.
Escherichia coli (E coli) pertama ditemukan oleh Theodor Escherich di dalam usus manusia. Sebagian besar bakteri ini tidak berbahaya, tapi beberapa jenis dapat menyebabkan keracunan makanan serius, seperti diare.
Advertisement