Liputan6.com, Beijing - Masyarakat di China tengah menghadapi masalah limbah yang kian mengkhawatirkan, termasuk soal sampah sisa makanan. Tidak hanya di kota-kota besar, isu melonjaknya produksi sampah juga terjadi hingga ke banyak wilayah di pedalaman China.
Dikutip dari Asia One pada Senin (30/4/2018), warga di Zhangqiu, salah satu distrik di Kota Jinan, Provinsi Henan, harus menghadapi rata-rata produksi 15 ton limbah sisa makanan setiap harinya.
Hal itu sama dengan sekitar seperempat dari total sampah sisa makanan yang diproduksi oleh seluruh penduduk Kota Jinan.
Advertisement
Menanggapi hal tersebut, seorang petani bernama Li Yanrong berinisiatif mendatangkan 300 ton karung berisi jutaan ekor kecoak untuk memakan limbah sisa makanan yang kian menggunung, di distrik tempatnya tinggal.
"Kecoak ini tidak takut pada apa pun yang lunak, keras, asam, manis, pahit, atau pedas," kata Li menjelaskan.
Baca Juga
Li mengatakan kecoak menawarkan alternatif nonpolusi, dalam upaya menguraikan pembuangan limbah sisa makanan.
Ia juga berencana untuk mendatangkan lebih banyak kecoak, hingga 4.000 ton karung, guna memproses penguraian 200 ton limbah makanan dari Kota Zhangqiu dan wilayah sekitarnya, setiap hari.
Bukan sembarang kecoak yang digunakan oleh Li, melainkan jenis kecoak Amerika (American cockroach) yang dikenal "rakus" ketika menyasar target makanannya.
Saat ini, China menghasilkan setidaknya 60 juta ton sampah dapur setiap tahun, dan sebagian besar diproses melalui fermentasi, sistem yang mahal dan tidak efisien, yang mencemari lingkungan.
Kecoak, meski kerap dianggap menjijikkan, telah terbukti oleh sebagian masyarakat China, mampu mengurai "sampah basah" dengan lebih cepat, dari sistem pengolahan limbah konvensional.
Â
Simak video pilihan berikut:
Â
Â
Manfaat Kecoak Amerika
Kecoak Amerika adalah salah satu spesies serangga terbesar di dunia, dengan panjang tubuh sekitar empat sentimeter.
Kecoak jenis ini diketahui mampu bertahan hidup hingga 700 hari, dan kerap digunakan oleh sebagian masyarakat Negeri Tirai Bambu, sebagai bahan dalam pengobatan tradisional China. Fungsinya, konon, dapat menyembuhkan luka dan memperbaiki jaringan.
Peternakan kecoak telah berkembang di seluruh China dalam beberapa tahun terakhir, di mana yang terbesar di dunia berlokasi di Kota Xichang, Provinsi Sichuan.
Di sana, jumlah populasi kecoak yang diternakkan mencapai sekitar enam miliar ekor. Sebagian besar produksinya digunakan sebagai bahan campuran di industri farmasi setempat.
Advertisement