Pertemuan Bersejarah Kim Jong-un dan Donald Trump Bakal Diadakan di DMZ?

Berada di zona demiliterasi atau DMZ akan bersejarah bagi Donald Trump apalagi sebagai presiden AS pertama yang bertemu Kim Jong-un

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 01 Mei 2018, 13:00 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2018, 13:00 WIB
Ketika Donald Trump dan Kim Jong-Un Bersanding Lewat Karya Seni
Potret Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un karya seniman Tiongkok, Zeng Anting ditampilkan di pasar seni Beijing (19/9). (AFP Photo/Greg Baker)

Liputan6.com, Seoul - Usai pertemuan bersejarah antara Kim Jong-un dan Presiden Moon Jae-in, kini publik menanti agenda bertemunya pemimpin Korea Utara itu dengan Presiden AS, Donald Trump.

Sejumlah sumber di kantor kepresidenan Korea Selatan mengatakan, orang nomor satu di Negeri Ginseng telah meyakinkan Kim Jong-un untuk menggelar pertemuan di Zona Demiliterisasi atau DMZ.

Moon dan Kim bertemu di lokasi yang sama di Panmunjom Jumat lalu, peristiwa historis yang signifikan itu disiarkan di seluruh dunia dan berakhir dengan kesepakatan denuklirisasi Semenanjung Korea. Puncaknya, kedua negara secara resmi mengakhiri Perang Korea.

Ada "kemungkinan kuat" KTT Trump dan Kim Jong-un akan diadakan di lokasi yang sama. Kemungkinan, beberapa peristiwa dijadwalkan di sisi utara garis demarkasi militer yang memisahkan kedua negara. Hal tersebut diungkapkan oleh seorang pejabat Korsel yang memahami pemikiran Korea Utara mengenai masalah itu.

Dikutip dari CNN pada Selasa (1/5/2018), tempat tersebut paling masuk akal secara logistik untuk Kim Jong-un, kata narasumber itu, karena fasilitas dan peralatan media sudah ada, yang dapat memungkinkan KTT berlangsung "pada akhir Mei".

Perjalanan ke sisi utara DMZ juga akan memberikan kesempatan bersejarah bagi Trump, kata sumber itu, menambahkan bahwa Moon mungkin terlibat dalam KTT dalam beberapa kapasitas.

Ide pertemuan di DMZ bukan merupakan kejutan bagi para petinggi di AS karena Donald Trump telah membicarakannya sepanjang akhir pekan dan mengangkat topik itu sewaktu menelepon Moon pada hari Minggu lalu. Hal itu diungkap seorang pejabat senior AS dan seseorang yang akrab dengan percakapan itu kepada CNN.

Donald Trump menyukai kesan dari pertemuan antar-Korea dan fakta bahwa seluruh pertemuan disiarkan di televisi, kata sumber tersebut.

Berbicara kepada wartawan hari Senin, Trump mengatakan dia antusias tentang gagasan KTT di DMZ. "Ada sesuatu yang saya sukai, karena Anda ada di sana, jika hal itu berhasil, akan ada perayaan besar di lokasi itu, bukan di negara pihak ketiga," katanya.

Jutaan pemirsa menonton pertemuan Moon dengan Kim Jong-un Jumat lalu, pertemuan pertama antara dua pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan dalam satu dekade.

Kamera mengikuti gerakan para pemimpin sepanjang hari, dari keberangkatan Moon dari Seoul hingga saat Kim melintasi garis demarkasi ke selatan - dan mendorong Moon untuk menyeberang ke Utara.

Presiden AS ingin terlibat dalam adegan serupa ketika dia menjadi Presiden AS pertama untuk bertemu dengan pemimpin Korea Utara.

Donald Trump tertarik untuk mengambil bagian dalam jabat tangan lintas batas dengan Kim Jong-un, tetapi juga ingin ada gambar atau foto yang mendokumentasikan momen jika dia memutuskan untuk berdiri dan keluar dari pembicaraan, kata para pejabat AS.

 

Pejabat AS Bersikeras Singapura Lokasi Terbaik

Pesan Kim Jong-un di Buku Tamu Peace House
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un menandatangani buku tamu di Peace House Panmunjom di sebelah Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in sebelum melakukan pertemuan antar-Korea, Jumat (2/4). (Korea Summit Press Pool via AP)

Para pejabat AS masih berdebat tentang Singapura sebagai lokasi yang baik untuk pertemuan Trump dan Kim Jong-un. Menurut sumber AS, negara itu merupakan opsi yang lebih netral.

Namun, seorang pejabat senior AS mengakui simbolisme tidak akan ada di sana, dan mencatat masih ada pertimbangan logistik yang perlu dikhawatirkan dengan Singapura, sebuah negara di selatan Malaysia.

Meski demikian, sejumlah pejabat di pemerintahan Donald Trump masih khawatir karena Trump sangat bersemangat untuk pertemuan dengan Kim Jong-un.

Mereka yang skeptis khawatir dengan mengadakan pertemuan di DMZ akan terlihat suasana damai. Padahal pejabat AS tahu, bahwa jaminan itu belum ada, meski Korea Utara berjanji mengakhiri program senjata nuklir Kim Jong-un.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya