Puncak Gelombang Panas Ekstrem di Eropa Akan Terjadi di Spanyol dan Portugal

Menurut prakiraan cuaca, gelombang panas ekstrem di Eropa akan mencapai puncaknya pada akhir pekan ini di Spanyol dan Portugal.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 03 Agu 2018, 12:33 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2018, 12:33 WIB
Warga Prancis Dinginkan Badan di Air Mancur
Seorang anak mendinginkan badan di air mancur saat gelombang panas menyapu seluruh Eropa utara di Nice, Prancis, Selasa (31/7). Sebagian wilayah Prancis telah menjadi daerah waspada tinggi karena meningkatnya gelombang panas. (AFP/VALERY HACHE)

Liputan6.com, Madrid - Di tengah gelombang panas yang melanda kawasan Eropa sekitar seminggu terakhir, menurut prakiraan cuaca, puncaknya akan terjadi dalam beberapa hari mendatang di Semenanjung Iberia, yang merupakan lokasi negara Spanyol dan Portugal.

Sepanjang sejarah, rekor cuaca panas ekstrem di Eropa terjadi pada 1977 silam, yang melanda kota Athena dan sekitarnya, dengan catatan suhu mencapai 48 derajat Celsius.

Adapun prediksi puncak gelombang panas, sebagaimana dikutip dari BBC pada Jumat (3/8/2018), yang telah diprediksi muncul sejak beberapa hari lalu, akan muncul di sebagian besar wilayah Spanyol dan Portugal. Salah satu pemicunya yakni hembusan udara panas dari daratan di selatan Afrika.

Prakiraan sementara menyebut, suhu tinggi akan berpusat di wilayah barat daya Spanyol serta selatan dan tenggara Portugal, yang kemungkinan terasa pada Jumat atau Sabtu ini.

Jika ditilik dari sejarah, gelombang panas ekstrem pernah melanda Semenanjung Iberia pada 2003, di mana suhu di Portugal tercatat menyentuh 47,7 derajat Celsius dan di Spanyol 47,3 derajat Celsius.

Di lain tempat, kawasan Eropa Barat lainnya seperti Inggris dan Prancis, akan mengalami kenaikan suhu udara antara 33 hingga 35 derajat Celsius.

Otoritas di Spanyol telah menetapkan status siaga nasional, setidaknya hingga hari Minggu nanti, di mana turut disebutkan bahwa gelombang panas akan terasa sangat intens di wilayah barat daya.

Lembaga pemantau dan peringatan cuaca Eropa, Meteoalarm, telah mengeluarkan tanda merah yang menandakan kategori kondisi sangat berbahaya dan berisiko memicu kematian, terutama di sebagian besar wilayah selatan Portugal dan Provinsi Badajoz di Spanyol.

Gelombang panas juga membuat pemerintah Italia mengeluarkan peringatan waspada terhadap sebagian wilayah pusat dan utara negara itu, termasuk mencakup destinasi wisata favorit di Roma, Florence, dan Venesia.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 


Picu Kebakaran Lahan

Pemandangan Mengerikan Usai Kebakaran Hebat Tewaskan 74 Orang di Yunani
Petugas pemadam kebakaran mencoba memadamkan api saat kebakaran di Desa Kineta, dekat Athena, Rabu (24/7). Kebakaran hutan hebat telah menewaskan 74 orang di Yunani. (AFP Photo/Valerie Gache)

Lembaga cuaca nasional Portugal, Ipma, mengatakan bahwa periode gelombang panas kali ini luar biasa ekstrem dan kemungkinan menyamai rekor yang pernah terjadi pada 2003 lalu.

Suhu pada malam-malam terakhir di Portugal tercatat tidak turun dari kisaran 25 hingga 30 derajat Celsius di hampir seluruh wilayah negara itu. Padahal dalam kondisi normal, suhu malam hari di Semenanjung Iberia ketika musim panas berkisar antara 24 hingga 27 derajat Celsius.

Gelombang panas juga dilaporkan berdampak ke wilayah utara Eropa yang biasanya cenderung dingin sepanjang tahun. Gletser di puncak tertinggi Swedia, Gunung Kebnekaise, mencair beberapa sentimeter per hari dalam satu bulan terakhir.

Di negara tetangganya, Norwegia, pemerintah setempat telah mendesak para pengemudi untuk berhati-hati dalam berkendara, terutama ketika melewati terowongan. Hal ini dikarenakan banyak rusa dan domba berteduh di dalamnya untuk mendinginkan diri dari cuaca panas.

Salah seorang pejabat pemerintah Norwegia, Tore Lysberg, mengatakan kepada kantor berita AFP, "Para hewan mundur ke tempat-tempat yang lebih dingin --rusa dan domba-- untuk menemukan tempat perlindungan di terowongan dan wilayah yang teduh."

Suhu dilaporkan mencapai 31,2 derajat Celsius pada hari Rabu di Finnmark, yang berada di dalam Lingkar Arktik, namun kini telah kembali turun di bawah 20 derajat Celsius.

Gelombang panas juga diketahui memicu bencana kebakaran lahan di Yunani yang menewaskan lebih dari 90 orang dan di Swedia yang merusak ratusan hektar lahan di lingkar Arktik, termasuk hutan-hutan pinus.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya