China Bantah Paksa Masuk Etnis Uighur ke 'Kamp Pendidikan'

Tuduhan PBB yang menyebut menahan paksa etnis Uighur untuk dimasukkan ke 'kamp pendidikan ulang' ditolak mentah-mentah oleh pemerintah China.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 14 Agu 2018, 10:31 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2018, 10:31 WIB
Gang  Muslim Xian
Wisatawan memadati pasar cinderamata di Xian, China. Wisatawan bisa tawar-menawar beragam cinderamata khas Gang Muslim dan pernak-pernik bernuansa China lainnya. (Liputan6.com/ Iwan Triono)

Liputan6.com, Beijing - Pemerintah China bersikeras pada Senin 13 Agustus, bahwa "penangkapan sewenang-wenang" terhadap etnis Uighur untuk dimasukkan ke Re-education' Camps atau kamp pendidikan ulang adalah omong kosong belaka.

China juga menekankan bahwa pihaknya tidak pernah sekalipun melakukan tindak pemaksaan tersebut kepada etnis penganut Islam terbesar di Negeri Tirai Bambu, sebagaimana yang dituduhkan oleh komite pemerhati hak asasi manusia dari PBB.

Dikutip dari The Guardian pada Selasa (14/8/2018), Beijing menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh Komite Penghapusan Diskriminasi Rasial di Jenewa. Seorang anggota komite pekan lalu mengutip perkiraan bahwa lebih dari satu juta orang etnis Uighur, dan minoritas muslim lainnya, ditahan di "pusat kontra-ekstremisme", dan dua juta lainnya telah dipaksa masuk ke "kamp pendidikan ulang."

Di Xinjiang, setelah serangan kekerasan sporadis oleh separatis muslim, ratusan ribu masyarakat Uighur dan minoritas muslim Kazakh dikabarkan telah ditahan sewenang-wenang di kamp-kamp indoktrinasi.

Delegasi China mengatakan kepada panel PBB bahwa "tidak ada penahanan sewenang-wenang ... tidak ada yang namanya pusat pendidikan".

"Pihak berwenang mengatakan di Xinjiang telah menindak "kegiatan teroris yang kejam. Sementara para penjahat yang dihukum, diberikan keterampilan untuk reintegrasi diri ke dalam masyarakat di "pusat pelatihan pendidikan dan pelatihan kerja," jelas delegasi China, Hu Lianhe, melalui seorang penerjemah.

"Argumen bahwa satu juta orang Uighur yang ditahan di pusat-pusat pendidikan ulang sangat tidak benar," lanjut Hu Lianhe.

Dia menambahkan "tidak ada penindasan etnis minoritas atau pelanggaran kebebasan memilih keyakinan agama atas nama kontra-terorisme."

Namun dia juga mengatakan "mereka yang ditipu oleh ekstremisme agama ... harus dibantu melalui pendidikan ulang yang difasilitasi pemerintah".

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pernyataan Pemerintah Diragukan

Bendera China
Ilustrasi (iStock)

Xinjiang telah diselimuti ancaman keamanan selama bertahun-tahun, terutama sejak kerusuhan anti-pemerintah yang terjadi di ibukota daerah Urumqi pada tahun 2009.

Gay McDougall, wakil ketua komite yang mengangkat isu "penahanan sewenang-wenang" pada pekan lalu, mengatakan dia tidak yakin dengan "penolakan datar" dari para petinggi China.

Dia mengatakan China "tidak menyangkal" bahwa program pendidikan ulang sedang berlangsung, namun berusaha menghaluskan penjelasannya.

"Anda bilang itu salah, satu juta. Berapa banyak yang ada di sana? Tolong beritahu saya," katanya. "Dan hukum apa yang menahan mereka, ketentuan spesifik?"

Tidak ada tanggapan langsung terhadap hal itu di sesi panel pada Senin lalu, yang membahas berbagai masalah tentang orang-orang Uighur.

Namun pemimpin delegasi Yu Jianhua mengatakan beberapa anggota panel telah memperlakukan "beberapa materi yang tidak dibuktikan kebenarannya sebagai informasi yang kredibel."

Jianhua berpendapat bahwa beberapa informasi tersebut berasal dari kelompok-kelompok yang "berusaha untuk memecah China" dan memiliki hubungan dengan organisasi teroris.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya