Boleh Ditiru oleh Para Orangtua, Ini 6 Alasan Anak-Anak di Asia Timur Punya Otak Encer

Anak-anak yang hidup di kawasan Asia timur cenderung terbilang cerdas. Berikut ini rahasianya.

oleh Afra Augesti diperbarui 04 Agu 2022, 13:25 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2022, 13:25 WIB
Yuko Takahashi, Asian Games 2018
Atlet Jepang, Yuko Takahashi, merebut medali emas cabor triatlon nomor elite putri Asian Games 2018, Jumat (31/8/2018). (Bola.com/Riskha Prasetya)

Liputan6.com, Jakarta - Negara-negara di Asia timur seperti China, Jepang, dan Korea Selatan menempati posisi teratas dalam peringkat pendidikan dunia, menurut survei yang dilakukan oleh Programme for International Student Assessment (PISA).

PISA menyebut, anak yang masih sekolah dan berusia 15 tahun di Asia timur sering menunjukkan kemampuan luar biasanya dalam pelajaran matematika, membaca, dan sains daripada siswa lain dari seluruh dunia.

Membesarkan anak yang berbakat, sukses, menghormati orangtua mereka dan budaya negerinya sendiri adalah tujuan utama para orangtua di negara-negara Asia timur.

Tapi bagaimana negara-negara ini melakukannya? Untuk meraihnya, ada aturan unik tertentu di negara-negara Asia yang telah diikuti secara turun temurun selama beberapa dekade.

Menguti Bright Side, Kamis (4/8/2022), berikut 6 rahasia mengapa anak-anak di Asia Timur cenderung tumbuh jadi orang yang pintar.

1. Pendidikan Bukan Hal Terpenting dalam Hidup

Kepercayaan seperti ini hanya berlaku untuk 2 tahun pertama. Pada periode tersebut, emosi sangat penting, itulah sebabnya anak-anak di Asia Timur selalu dikelilingi oleh cinta dan perhatian dari kedua orangtua mereka.

Kontak fisik juga sangat penting, seperti misal orangtua sering membawa anak-anak ketika bekerja, bepergian, atau jalan santai.

Dalam kasus ini, kebanyakan orangtua di Asia Timur tidak percaya bahwa sebelum usia tertentu, anak-anak masih belum mengerti apa-apa. Meskipun anak belum dapat menanggapi atau merespons, namun mereka mulai menerima dan menganalisis informasi jauh sebelum mereka lahir.

Itu sebabnya orangtua di Asia timur mencoba menjadi teladan yang baik, bahkan ketika anak mereka masih sangat kecil.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2. Menghargai Pengalaman Pribadi

Ilustrasi Anak Minum Air Putih (iStockphoto)
Batu Ginjal Tidak Hanya Menyerang Individu Usia Produktif, Anak Kecil juga Bisa Terkena Batu Ginjal (Ilustrasi/iStockphoto)

Tidak seperti sistem pendidikan Barat. Di Timur, orangtua tidak melarang anak-anak mereka untuk melakukan hal baru ketika usia dini.

Jika seorang anak melakukan sesuatu yang berbahaya atau buruk, orangtua hanya perlu mengalihkan perhatian mereka ke hal lain. Dalam sistem pengasuhan di Timur, diyakini bahwa sebuah larangan dapat menghentikan minat anak untuk mengeksplorasi.

Seorang anak boleh diberitahu tentang bahaya dan alasan mengapa dia harus menghindari beberapa hal, tetapi bukan untuk melarang.

Jadi tindakan ini juga berpengaruh bagi masa depan anak-anak dan akan membuat mereka menjadi lebih kreatif, mereka dapat membayangkan solusi yang unik, mengikuti aturan penting, dan menghormati orang yang lebih tua.

3. Tidak Mementingkan Kepentingan Diri Sendiri

Pelajar Jepang
Pelajar menulis harapan mereka di atas papan Ema di Kuil Yushima Tenmangu, Tokyo, Jepang, (7/1). Mereka menuliskan harapan di atas papan Ema agar diberikan kemudahan dalam menghadapi ujian masuk sekolah tahun ini. (AFP Photo/Kazuhiro Nogi)

Misalnya, orangtua Barat akan berkata, "Jangan sakiti dirimu", sedangkan di Timur mereka akan berkata, "Jangan menyakiti orang lain".

Sebelum usia 3 tahun, anak-anak diajarkan untuk menghormati orang lain, hewan, tumbuhan, mencari kebenaran, mengendalikan diri, dan peduli dengan alam.

Anak-anak dibesarkan di lingkungan seperti itu di Timur, sehingga mereka dapat bersosialisasi dan hidup bersama orang lain, saling menolong dan mempertimbangkan kepentingan bersama.

Di Jepang, orang percaya bahwa pendekatan seperti ini sangat penting untuk pengembangan masyarakat dan pemerintahan yang harmonis. 

4. Ikut Kelas Pendidikan Anak Usia Dini dan Olahraga

Belajar musik
Ilustrasi siswa-siswi sekolah sedang belajar musik. (Sumber Wikimedia Commons)

Setelah anak-anak diajari dasar-dasar perilaku yang baik, perkembangan mereka akan tumbuh. Adalah sesuatu yang wajar bila seorang anak berusia 3 tahun memiliki hari yang sangat sibuk.

Di kisaran usia 2-3 tahun, anak-anak dapat mengikuti pelajaran bahasa Inggris, matematika, menggambar, akting dan menyanyi pada saat yang bersamaan.

Berkat sistem ini, semua anak pada usia 4 tahun sudah lihai memainkan setidaknya satu alat musik dan mengetahui dasar-dasar matematika serta tata bahasa. Sedangkan pada usia 5 tahun, anak-anak siap untuk pergi ke sekolah dan mereka sudah disiplin.

5. Berangkat Sekolah Sendiri

Alasan Anak Jalan Kaki dan Bersepeda ke Sekolah Lebih Sehat
Foto Ilustrasi

Di Jepang dan Korea, anak-anak berusia 6 tahun pergi ke sekolah sendiri. Mereka tidak diantar oleh ibu atau ayahnya. Alasannya, agar mereka mandiri. 

Pada saat anak-anak mulai bersekolah, mereka biasanya sudah pandai menghitung, menulis, dan membaca buku-buku sederhana. Di negara-negara Asia, banyak orangtua yang percaya bahwa mengajar berhitung kepada anak-anak pada usia dini dapat mengembangkan lobus frontal otak dan mengembangkan kemampuan kreatif mereka.

6. Anak Tentukan Masa Depannya Sendiri

Ilustrasi
Ilustrasi pengajaran kuliah (Foto: Sampoerna University)

Pada sekitar usia 12-16 tahun, seorang anak di Asia Timur dianggap sudah memasuki fase dewasa. Mereka sudah bisa membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab atas segala perbuatan yang dilakukan mereka. Tidak seperti di Barat, anak-anak di Timur tidak terburu-buru dalam memilih profesi jika mereka benar-benar belum siap.

Ikatan keluarga sangat penting dalam budaya Timur. Seorang anak dapat hidup dengan keluarga mereka selama yang mereka butuhkan. Namun seringkali, pada usia 14 tahun anak sudah tahu apa yang mereka inginkan dan dapat hidup mandiri.

Sistem ini telah ada selama ratusan tahun di Timur, sehingga memungkinkan para orangtua untuk membesarkan anak-anak yang cerdas dan berbakat yang menghargai tradisi, orang lain, dan bekerja dengan baik dalam sebuah tim.

Aturan paling penting dari sistem pengasuhan di Timur adalah penjelasan tentang keputusan, cinta, dan kepedulian terhadap orangtua. Disiplin dan kemandirian memungkinkan mereka mencapai hasil yang maksimal dalam pendidikan dan pekerjaan.

Infografis Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Pengganti BSNP

Infografis Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Pengganti BSNP
Infografis Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Pengganti BSNP (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya