Liputan6.com, Damaskus - Israel meluncurkan rudal ke sebuah target di dekat ibu kota Suriah, Damaskus. Demikian menurut laporan Kantor Berita Arab Suriah, SANA, yang dikutip Deutsche Welle, Selasa (18/9/2018).
"Pertahanan udara kami menanggapi serangan rudal Israel di Bandara Internasional Damaskus dan menembak jatuh sejumlah rudal yang diluncurkan," kata sumber militer yang dikutip oleh media pemerintah SANA.
Advertisement
Baca Juga
Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah (Syrian Observatory for Human Rights atau SOHR) yang berpusat di Inggris --sebuah monitor perang independen yang bergantung pada jaringan sumber-sumber di darat-- mengatakan rudal telah menargetkan gudang senjata di dekat bandara.
Senjata-senjata itu kemungkinan digunakan oleh pasukan Iran atau Lebanon, yakni kelompok militan Hizbullah.
Seorang juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (Israeli Defense Forces atau IDF) menjelaskan, pihaknya tidak mengomentari laporan dari media asing.
Namun, itu bukan pertama kalinya Israel menargetkan aset di tanah Suriah. Awal bulan ini, seorang pejabat Israel mengklaim bahwa IDF telah mencapai lebih dari 200 target yang dimiliki Iran dan Hezbollah di Suriah.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Gencatan Senjata
Insiden itu terjadi ketika Turki mengulurkan tangan ke Rusia dan Iran --keduanya adalah pendukung utama rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad-- untuk mencegah serangan yang dipimpin Damaskus di Provinsi Idlib.
Meskipun Turki --yang telah mendukung pemberontak di Suriah-- gagal mendapatkan persetujuan gencatan senjata. Namun begitu, pesawat tempur rezim telah menyerah pada operasi militer udara di wilayah tersebut.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan negaranya telah melakukan kontak dengan beberapa negara serta "semua aktor di Suriah" untuk mengamankan gencatan senjata di Idlib.
Lebih dari 300Â ribu orang dilaporkan tewas dan jutaan lainnya telah mengungsi sejak 2011. Waktu itu, pengunjuk rasa menggelar aksi damai. Mereka menyerukan agar Assad segera mundur dari kursi kepresidenan.
Akan tetapi, unjuk rasa tersebut justru berujung konflik dan pecah menjadi pertikaian.
Advertisement