20 Tahun Berlalu, Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim Kampanye Bersama Lagi

Setelah 20 tahun berpisah, PM Malaysia Mahathir Mohamad kembali berkampanye bersama dengan Anwar Ibrahim, untuk meraih posisi politik.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 09 Okt 2018, 14:02 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2018, 14:02 WIB
Anwar Ibrahim dan PM Mahathir Mohamad berkampanye bersama pada Senin, 8 Oktober 2018 (AP/Vincent Thian)
Anwar Ibrahim dan PM Mahathir Mohamad berkampanye bersama pada Senin, 8 Oktober 2018 (AP/Vincent Thian)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Untuk pertama kalinya sejak 20 tahun terakhir, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad melakukan kampenya bersama dengan Anwar Ibrahim, Senin 8 Oktober, seraya membujuk pemilih untuk mendukung kembali sang mantan musuh ke ranah politik Negeri Jiran.

Kedua tokoh telah mengesampingkan perseteruan politik masa lalu, dengan membentuk aliansi yang meraih kemenangan mengejutkan pada pemilu 9 Mei.

Mahathir Mohamad (93), terpilih untuk kedua kalinya memimpin Malaysia, sekaligus menjadi perdana menteri tertua di dunia dalam transisi kekuasaan pertama sejak Malaysia merdeka dari Inggris pada tahun 1957.

Adapun Anwar, sebagaimana dikutip dari Asia One pada Selasa (9/10/2018), tidak dapat berpartisipasi dalam pemungutan suara karena masih tersandung tuduhan sodomi yang ia duga bermotif politik. Namun beberapa hari setelah kemenangan Mahathir, ia dibebaskan dan diampuni oleh Raja Muhammad V.

Untuk pesta demokrasi selanjutnya, Anwar menghadapi enam kandidat lain. Tetapi, banyak pengamat memperkirakan ia akan dengan mudah memenangkan pemilu parlemen hari Minggu, untuk mengisi kursi kosong di pemerintahan kota pesisir selatan Port Dickson.

Strategi ini dimaksudkan untuk membuka jalan Anwar kembali ke parlemen, dan bersiap untuk pengambilalihan tampuk kepemimpinan dari Mahathir.

Sebelumnya, PM Mahathir mengatakan dia tidak akan pergi ke Port Dickson untuk berkampanye bersama Anwar, karena pemilu itu merupakan agenda politik kecil.

Tetapi tidak lama setelahnya, PM Mahathir Mohamad berubah pikiran, dan memilih langkah yang terlihat simbolis untuk menunjukkan bahwa konflik masa lalu antara dua bekas lawa politik telah dikubur rapat-rapat.

"Saya berharap bahwa dalam pemilihan sela ini, kemenangan akan diberikan kepada Pakatan Harapan, ke Anwar. Saya berharap kami dapat terus bekerja bersama, bukan untuk Mahathir atau Anwar tetapi untuk negara kita tercinta," kata PM Mahathir kepada sekitar 2.000 orang, yang duduk di tenda besar dalam sebuah rapat umum.

Mahathir berbicara sedikit tentang Anwar, menggunakan sebagian besar pidatonya untuk mempromosikan pemerintah bersatu dalam menangani utang nasional yang besar, karena korupsi besar-besaran di bawah pemerintahan sebelumnya.

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

Lawan Jadi Kawan

Anwar Ibrahim Jadi Pembicara di The ECGL Leadership Forum 2018
Pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim (kanan) bersama pendiri dan pimpinan Executive Center for Global Leadership (ECGL) Tanri Abeng (kiri) saat menhadiri The ECGL Leadership Forum 2018 di Jakarta, Rabu (4/7). (Liputan6.com/JohanTallo)

Anwar pernah menjadi anggota mantan koalisi berkuasa, tetapi dihukum karena tuduhan sodomi dan korupsi setelah perebutan kekuasaan pada tahun 1998 dengan Mahathir, yang menjadi perdana menteri selama 22 tahun hingga 2003.

Anwar dibebaskan pada 2004 dan divonis lagi pada tahun 2015. Tuduhan sodomi, menrutnya, dirancang sedemikian rupa untuk menghancurkan karier politiknya.

Marah oleh skandal mega korupsi pada dana investasi negara 1MDB, PM Mahathir membuat momen politik dengan membentuk aliansi oposisi baru Pakatan Harapan, yang pertaruhan politiknya membuahkan hasil pada pemilu Mei lalu.

Anwar, dalam pidatonya, memberi penghormatan kepada Mahathir sebagai negarawan yang membantu menyelamatkan negara dari jurang kehancuran ekonomi.

Dia menegaskan kembali tentag fokus pada reformasi parlementer, dan tidak berniat mengganggu pemerintahan Mahathir.

"Dalam situasi saat ini, lebih baik bagi Mahathir untuk memimpin negara. Saya mengatakan ini dengan segala kerendahan hati. Saya mencintai dia sebagai seorang ayah dan sebagai seorang pemimpin. Saya berjuang melawan dia, dan sekarang saya menerima bahwa dia adalah orang terbaik untuk memimpin Malaysia sekarang," kata Anwar.

Mahathir mengatakan dia mengharapkan untuk berada di puncak pemerintahan, setidaknya selama dua tahun dan akan menepati janjinya untuk menyerahkan kekuasaan kepada Anwar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya