Turki: Arab Saudi Tutupi Pembunuhan Jamal Khashoggi, Dunia Harus Bertindak

Turki menyebut dunia harus bertindak, mewujudkan keadilan berdasarkan hukum internasional atas pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 11 Des 2018, 15:00 WIB
Diterbitkan 11 Des 2018, 15:00 WIB
Jamal Khashoggi, sosok wartawan Arab Saudi yang tewas di konsulat negaranya di Istanbul, Turki, 2 Oktober 2018 (AP)
Jamal Khashoggi, sosok wartawan Arab Saudi yang tewas di konsulat negaranya di Istanbul, Turki, 2 Oktober 2018 (AP)

Liputan6.com, Istanbul - Pejabat kantor kepresidenan Turki mengatakan pada Senin 10 Desember 2018 bahwa dunia harus bertindak untuk mewujudkan keadilan berdasarkan hukum internasional atas pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi.

Komentar itu datang setelah Riyadh menolak mengekstradisi dua pejabat senior Saudi yang diduga oleh pejabat Turki sebagai perencana pembunuhan Khashoggi di Istanbul pada 2 Oktober 2018 lalu.

Fahrettin Altun, direktur komunikasi kantor kepresidenan Turki mengatakan, penolakan Riyadh untuk mengekstradisi para tersangka sangat mengecewakan dan memicu citra seakan "Arab Saudi tengah berusaha untuk menutupi pembunuhan itu," demikian seperti dikutip dari Global News Canada, Selasa (11/12/2018).

Jamal Khashoggi, seorang pengkritik penguasa de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Muhammed bin Salman, dibunuh di konsulat Saudi di Istanbul ketika dia pergi ke sana untuk mengambil dokumen untuk pernikahannya dengan sang tunangan.

Altun melanjutkan bahwa pemerintah Saudi belum cukup kooperatif dan Turki telah melihat "sedikit bukti dari jaksa Saudi yang bermaksud untuk menjelaskan apa yang terjadi pada Khashoggi."

Oleh karena itu "akan menjadi kepentingan terbaik bagi masyarakat internasional untuk mewujudkan keadilan bagi wartawan Saudi itu di bawah hukum internasional," kata Altun.

Bulan lalu, Menteri luar negeri Turki mengatakan, Ankara mungkin akan mengupayakan PBB membuka penyelidikan resmi jika investigasi gabungan Ankara-Riyadh menemui jalan buntu.

Tetapi komentar terbaru dari Fahrettin Altun tampaknya menjadi seruan terbaru untuk memperluas penyelidikan.

Altun mengatakan, operasi intelijen Saudi, termasuk seorang ahli otopsi, melakukan perjalanan ke Istanbul untuk tujuan khusus membunuh Khashoggi. Konsul Saudi di Istanbul "rupanya terlibat dalam kejahatan ini," tambahnya.

Para pejabat Turki mengatakan pekan lalu bahwa kantor kejaksaan Istanbul telah menyimpulkan ada "kecurigaan kuat" bahwa Saud al-Qahtani, seorang pembantu utama untuk Pangeran Salman, dan Jenderal Ahmed al-Asiri, yang menjabat sebagai wakil kepala intelijen asing Saudi, berada di antara perencana pembunuhan Jamal Khashoggi.

Pada hari Minggu, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengesampingkan untuk mengekstradisi mereka ke Turki untuk diadili. "Kami tidak mengekstradisi warga negara kami," katanya di sebuah KTT Teluk Arab di Riyadh.

 

Simak video pilihan berikut:

Saudi Tolak Desakan Ekstradisi Pembunuh Jamal Khashoggi

Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir, menolak permintaan ekstradisi pelaku pembunuhan Jamal Khahsoggi ke Turki (AFP)
Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir, menolak permintaan ekstradisi pelaku pembunuhan Jamal Khahsoggi ke Turki (AFP)

Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir, menegaskan bahwa Riyadh tidak akan memenuhi permintaan Turki untuk mengekstradisi para tersangka pembunuhan Jamal Khashoggi.

"Kami tidak akan mengekstradisi warga kami," tegas Adel al-Jubeir.

Lebih dari sepekan lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuntut ekstradisi para tersangka pembunuhan Jamal Khashoggi.

Bahkan, sebagaimana dikutip dari BBC pada Senin (10/12/2018), pengadilan Turki telah mengeluarkan surat perintah penangkapan pada Rabu 5 Desember. Baca selengkapnya...

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya