Akibat Cuaca Panas, Lebih dari 500 Sapi Mati di Australia Barat

Menteri Peternakan dan Pangan Australia Barat, Alannah MacTiernan, menggambarkan situasi Pilbara sebagai "kegagalan manajemen yang dahsyat".

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Jan 2019, 09:31 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2019, 09:31 WIB
Sapi
Ilustrasi sapi (iStockPhoto)

Liputan6.com, Pilbara - Setidaknya 500 ekor sapi dilaporkan mati dan sebanyak 1.000 ekor diyakini berisiko mati di lokasi ternak daerah Pilbara, Australia Barat.

Dikutip dari laman ABC News Indonesia, Rabu (30/1/2019), insiden ini adalah kejadian kedua hanya dalam waktu lebih dari sebulan setelah lebih dari 1.000 sapi mati di Stasiun Noonkanbah yang bersejarah di Kimberley selama Natal.

Awal yang mengecewakan untuk musim hujan, dengan kondisi panas dan kering, telah begitu menantang bagi para peternak di Australia Barat bagian utara.

Menteri Peternakan dan Pangan Australia Barat, Alannah MacTiernan, menggambarkan situasi Pilbara sebagai "kegagalan manajemen yang dahsyat".

"Jika Anda ingin mengelola peternakan, jika Anda ingin memiliki pemeliharaan hewan, Anda harus bertanggung jawab," katanya.

"Dan itu terlihat tidak ada manajemen aktif dari properti itu selama beberapa minggu terakhir."

Departemen Industri Primer dan Unit Kepatuhan Ternak Pengembangan Regional setempat sedang melakukan respon kesejahteraan hewan di properti itu, termasuk pengawasan udara dan darat untuk menilai kesejahteraan langsung ternak.

MacTiernan mengatakan ia mengerti sebanyak 500 sapi telah mati, dengan sekitar 150 sapi disuntik mati setelah ditemukan dalam kondisi buruk.

Namun, survei udara telah menemukan sebanyak 1.000 sapi berada dalam risiko kematian karena kondisi mereka.

"Kami ingin menyelamatkan hewan-hewan ini di tempat yang kami bisa, tetapi mungkin akan mencapai angka seperti itu," kata MacTiernan.

"Tidak ada cukup makanan dan air untuk hewan-hewan ini."

Industri kecewaKetua Asosiasi Peternak Kimberley Pilbara (KPCA), David Stoate, mengatakan itu adalah insiden yang tidak ingin kembali dilihat industri.

Ia mengatakan KPCA sangat ingin bekerja dengan Pemerintah Negara Bagian dan Dewan Lahan Peternakan (PLB) untuk menemukan solusi.

"Solusi bisa menemukan program praktik manajemen terbaik yang mendorong para peternak untuk menjaga lahan dan memiliki komponen kesejahteraan hewan," kata Stoate.

"Mungkin ada respons regulasi dari Dewan Lahan Peternakan atau Departemen Industri Primer terkait dengan kepemilikan stasiun tertentu."

Stoate percaya insentif yang mendorong para peternak untuk "melakukan hal yang benar" akan lebih baik daripada mengambil respon regulasi.

"Dewan Lahan Peternakan bisa kehilangan sewa. Itu penalti yang cukup berat," katanya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Belum Terkonfirmasi

Sapi Biru Belgia
Ilustrasi Sapi Biru Belgia (iStockPhoto)

Nama stasiun Pilbara belum dikonfirmasi karena batasnya melintasi sejumlah properti, termasuk daerah serapan air Aborijin.

MacTiernan mengatakan ada kemungkinan stasiun peternakan Aborijin terlibat.

Ia mengatakan, pengelolaan properti ternak di bawah komunitas Aborijin telah diangkat sebagai tantangan pada konferensi peternakan Aborijin baru-baru ini.

"Kita harus mulai melihat dengan serius pada model di mana jumlah operasi peternakan aborijin dijalankan adalah model yang tepat atau bukan," sebutnya.

"Banyak warga Aborijin mengemukakan masalah ini sendiri kepada kami, dengan mengatakan sangat sulit untuk membuat keputusan bisnis yang harus anda buat dalam mengelola operasi seperti sebuah peternakan sapi di struktur komunitas (Aborigin)."

Konferensi peternakan Aborijin lainnya diharapkan akan diadakan di Australia Barat pada paruh pertama tahun 2019, dengan fokus pada tanggung jawab kesejahteraan hewan dan struktur manajemen properti peternakan Aborijin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya