Liputan6.com, Jakarta - Mayoritas kecelakaan penerbangan pada akhirnya akan mengarah pada kesalahan pilot. Hal ini merupakan hasil dari jejak pendapat yang dihimpun oleh statistik National Transportation Safety Board (NTSB) Amerika Serikat.
Dikutip dari laman Livescience.com, Senin (1/4/2019), kini, agensi tersebut tengah berfokus pada upaya membuat pesawat pribadi jauh lebih aman sehingga terlepas dari ancaman kecelakaan atau hilang kendali.
Sebab, belakangan banyak kecelakaan pesawat pribadi dan menjadikan pesawat jenis ini lebih rawan kecelakaan dibanding pesawat tipe lain yang lebih besar.
Advertisement
Baca Juga
Lalu, mengapa pesawat pribadi lebih rawan kecelakaan?
Dibandingkan dengan penerbangan komersial, pesawat pribadi tidak memiliki fitur keselamatan dan redundansi, sistem cadangan untuk informasi navigasi, dan mesin tambahan.
Kehilangan mesin pada pesawat bermesin tunggal jelas jauh lebih buruk daripada kehilangan satu di pesawat bermesin ganda. Hal ini disampaikan oleh Robert Goyer, seorang pilot dan editor Flying Magazine.
Meski begitu, Goyer menegaskan bahwa perusahaan penerbangan dan pilot terus belajar untuk mengantisipasi kecelakaan.
"Kami belajar banyak dari mempelajari kecelakaan sehingga ini adalah bagian yang sangat penting dari gambaran keselamatan dalam penerbangan umum, terutama pesawat pribadi," jelas Goyer.
Organisasi seperti IMC Club juga berusaha keras untuk melatih pilot agar memiliki skill mumpuni dengan mengatur pertemuan lokal.
"Hal ini dilakukan untuk menurunkan angka kecelakaan dan tingkat kematian di antara pelaku penerbangan," kata Goyer.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Wanita Terkaya Rusia Tewas dalam Kecelakaan Pesawat Pribadi
Sebuah kecelakaan pesawat pribadi di Jerman menewaskan salah seorang perempuan terkaya Rusia, Natalia Fileva (55), pada Minggu 31 Maret 2019.
Fileva adalah pemegang saham utama di perusahaan penerbangan S7, yang merupakan anggota aliansi maskapai penerbangan global Oneworld, dengan kekayaan diperkirakan oleh majalah Forbes mencapai US$ 600 juta (setara Rp 8.5 triliun), demikian sebagaimana dikutip dari Telegraph.co.uk.
Pesawat jenis Epic-Lt, sebuah jet bermesin tunggal yang dirancang untuk penerbangan pribadi, jatuh ketika hendak mendarat di Bandara Egelsbach di dekat Kota Frankfurt, Jerman, lapor perwakilan S7 --dikenal juga sebagai Siberia Airlines-- dalam sebuah pernyataan resmi.
Pesawat jenis Epic-Lt, sebuah jet bermesin tunggal yang dirancang untuk penerbangan pribadi, jatuh ketika hendak mendarat di Bandara Egelsbach di dekat Kota Frankfurt, Jerman, lapor perwakilan S7 --dikenal juga sebagai Siberia Airlines-- dalam sebuah pernyataan resmi.
Seorang juru bicara kepolisian di negara bagian Hesse di Jerman tengah, mengatakan sebuah pesawat dengan enam tempat duduk, di mana berisi dua penumpang dan seorang pilot, berada dalam penerbangan dari Prancis ketika burung besi itu jatuh dan terbakar di dekat Egelsbach.
Jet pribadi itu terbang dari Cannes di Prancis dan menghilang dari radar pada pukul 13.22 waktu setempat, menurut data dari situs pelacak penerbangan Flighradar24.
Tidak ada informasi langsung tentang dua orang lainnya di pesawat terkait.
Pihak berwenang Rusia dan internasional akan menyelidiki kecelakaan itu dan belum ada informasi mengenai penyebabnya, ujar perwakilan S7.
"Segenap jajaran direksi S7 mengungkapkan belasungkawa terdalam kepada keluarga dan orang-orang terdekat dari para korban," kata perusahaan itu.
S7, yang merupakan pesaing utama maskapai nasional Aeroflot, diketahui memiliki 96 unit pesawat yang terbang ke 181 kota besar dan kecil di 26 negara, lapor situs web perusahaan terkait.
Advertisement