Liputan6.com, Kolombo - ISIS baru saja mengklaim sebagai dalang teror bom bunuh diri beruntun di Sri Lanka yang terjadi pada Minggu 21 April 2019.
Klaim itu dibuat pada Selasa 23 April 2019 --dua hari usai peristiwa-- melalui corong media ISIS, Amaq, seperti dilansir the Guardian (23/4/2019).
Isis just officially claimed #SriLankaAttacks via Amaq pic.twitter.com/XLFqNNuFxJ
— Michael Krona (@GlobalMedia_) April 23, 2019
Advertisement
Namun, kelompok itu tidak memberikan bukti apa pun untuk mendukung klaim mereka. Dan seperti pada berbagai serangan teroris sebelumnya, klaim ISIS kerap bersifat oportunistik untuk mencari sorotan semata.
Kendati demikian, otoritas Sri Lanka sebelumnya telah menduga bahwa organisasi teroris internasional mungkin telah membantu kelompok lokal National Thowheeeth Jamaath (NTJ) dalam melancarkan bom bunuh diri di tiga gereja, empat hotel dan satu rumah di Kolombo dan Batticaloa kemarin lusa.
Kelompok NTJ telah masuk radar Sri Lanka 10 hari sebelum insiden 21 April 2019.
Pejabat Amerika Serikat mendukung dugaan Kolombo bahwa NTJ mungkin dibanntu pihak luar. Sumber-sumber pejabat AS mengatakan kepada CNN bahwa mereka telah mengidentifikasi aktor penting dalam teror bom di Sri Lanka dan untuk sementara menyimpulkan bahwa orang tersebut memiliki koneksi ke organisasi terorisme internasional, termasuk ISIS.
Amerika sedang mencoba mencari tahu seberapa terlibat ISIS dalam memfasilitasi serangan, kata pejabat itu, termasuk apakah para operator ISIS menyediakan perencanaan, pembiayaan, peralatan untuk membuat bom, dan apakah mereka bertemu langsung dengan para penyerang Sri Lanka.
"Kami masih mencari kemungkinan koneksi dan seberapa dalam," kata pejabat AS.
Sementara itu sebelumnya, pejabat Amerika Serikat lain yang berbicara dalam kondisi anonimitas menyatakan, dalang teror bom beruntun Sri Lanka diduga kuat terinspirasi ISIS.
"Indikasi intelijen awal adalah bahwa kelompok yang bertanggung jawab atas serangan di Sri Lanka terinspirasi oleh ISIS," kata seorang pejabat AS kepada koresponden CNN untuk Pentagon, dilansir pada hari Selasa.
Simak Video Pilihan Berikut:
Spekulasi Kerja Sama ISIS dan NTJ
Tak seperti serangan teror yang melanda belahan dunia beberapa waktu terakhir, klaim sepihak yang datang dari ISIS terhadap tragedi di Sri Lanka 21 April 2019 datang dalam periode waktu yang lama.
Kini, klaim tersebut --jika benar-- dianggap sebagai sebuah kemunduran bagi situasi keamanan Sri Lanka, mengingat selama ini, ISIS tak memiliki banyak kehadiran di Negeri Ceylon.
ISIS memang pernah mencoba merekrut anggota dari Negeri Ceylon. Pada tahun 2016, seorang pejabat Sri Lanka mengatakan bahwa 32 warga Sri Lanka telah bergabung dengan kelompok itu.
Namun, selama berpuluh-puluh tahun terakhir, tidak pernah ada catatan ISIS atau sel-selnya beroperasi secara signifikan di negara mayoritas umat Buddha itu.
Advertisement