Liputan6.com, Pennsylvania - Hari ini, tepat 165 tahun silam, Lincoln University resmi dibuka sebagai perguruan tinggi pertama untuk warga kulit hitam di Amerika Serikat (AS).
Universitas itu tampil sebagai institusi swasta hingga 1972, sebelum kemudian berubah statusnya sebagai lembaga pendidikan tinggi publik, demikian Today in History dikutip dari Blackthen.com pada Kamis (23/5/2019).
Kampus utama universitas ini berdiri di atas tanah seluas 422 hektar, yang berlokasi tidak jauh dari kota Oxford, di wilayah selatan Chester County, negara bagian Pennsylvania.
Advertisement
Baca Juga
Lincoln University memiliki dua kampus satelit --cabang-- yang masing-masing berlokasi di Kota Coatesville dan wilayah University City, Philadelphia. Dua-duanya berada di negara bagian Pennsylvania.
Pada April 1854, Pendeta John Dickey Miller, yang juga merupakan tokoh masyarakat terkemuka di Pennsylvania, didukung oleh istrinya, Sarah Cresson Emlen, setuju mendirikan sebuah lembaga pendidikan bernama Ashmun Institute.
Penamaan tersebut merupakan bentuk penghormatan terhadap Ashmun Jehudi, seorang reformis sosial dan pemimpin agama Protestan terkemuka di AS pada Abad ke-18.
John didaulat sebagai rektor pertama, yang dikenal sangat mendorong gelombang pertama mahasiswanya untuk bekerja keras dalam studi mereka. Dia juga dikenal sebagai salah seorang penggiat utama isu kesetaraan penduduk AS, termasuk juga yang paling menentang kebijakan hukum berdasarkan warna kulit.
Perguruan tinggi ini berganti nama menjadi Lincoln University pada 1866, sekitar setahun setelah terbunuhnya Presiden Abraham Lincolan pada 14 April 1865.
Universitas ini menghasilkan beberapa lulusan yang sangat berbakat, di mana sebagian besar mereka berasal dari keturunan Afro-Amerika, dan masyarakat negara bagian yang tertinggal di wilayah selatan.
Oleh sejarah pendidikan AS, kehadiran Lincoln University disebut sebagai sebuah fenomena pencerdasan bangsa besar-besaran untuk wilayah Selatan, yang masih terkendala politik segregasi hingga pasca-Perang Dunia I.
Memberdayakan Minoritas di AS
Antara tahun 1854 hingga 1954, Lincoln University mencatat kinerja cukup baik sebagai universitas non-arus utama, yang memberdayakan kelompok minoritas di AS.
Hingga dekade 1950-an, tercatat sebanyak 20 persen dokter dan 10 persen pengacara kulit hitam di AS merupakan lulusan Lincoln University.
Horace Bond Mann, salah satu alumninya, diangkat sebagai rektor Lincoln University pertama yang berasal dari kalangan warga kulit hitam pada 1945. Selama masa jabatannya sekitar dua dekade, ia melakukan beberapa jenis penelitian di bidang Ilmu Sosial.
Dia juga menjadi penggerak utama dalam kampanye kesetaraan hak sipil "Brown versus Dewan Pendidikan Topeka". Ini adalah kasus penting Mahkamah Agung AS pada 1954, di mana para hakim memutuskan dengan suara bulat bahwa pemisahan ras anak-anak di sekolah umum adalah inkonstitusional.
Brown versus Dewan Pendidikan Topeka adalah salah satu landasan gerakan hak-hak sipil warga minoritas di AS. Kasus ini membantu membentuk preseden bahwa pendidikan "terpisah-tapi-setara" dan layanan sejenis lainnya, bukanlah kesetaraan yang sebenarnya.
Advertisement
Menghasilkan Banyak Lulusan Berkualitas
Dampak positif kehadiran Lincoln University, khususnya dirasakan di Persemakmuran Pennsylvania, tempat banyak lulusannya mendedikasikan diri sebagai pendidik, dokter, hakim, pengacara, dan ilmuwan.
Lulusan Lincoln termasuk Harry W. Bass, legislator Afrika-Amerika pertama di Pennsylvania; Robert NC Nix, anggota Kongres Afro-Amerika pertama setempat; Herbert Millen, hakim Afro-Amerika pertama setempat; dan Roy C Nichols, uskup Afro-Amerika pertama dari Gereja United Methodist.
Lincoln University juga memiliki tradisi mendidik mahasiswa dari benua Afrika, yang kembali ke kampung halamannya untuk mengambil banyak posisi kepemimpinan.
Uniknya, sebagian besar contoh nyata hal ini terlihat jelas pada jajaran pemerintahan negara-negara di Afrika Barat, yang dulunya merupakan bekas wilayah koloni eks budak AS dan Sekutu, seperti Liberia, Pantai Gading, dan Ghana.
Saat ini, Lincoln University menerima mahasiswa dari dalam dan luar negeri, terlibat dalam berbagai proyek penelitian, dan menawarkan berbagai program layanan publik.
Adapun berbagai program akademik yang ditawarkannya termasuk sarjana, pascasarjana, dan doktoral terhadap lebih dari 2.000 mahasiswa setiap tahunnya.
Sementara itu, di tanggal yang sama pada 1881, kapal ferry Princess Victoria yang berbendera Kanada tenggelam di Danau Ontario, menewaskan 200 orang.
Lalu, tanggal yang sama pada 1915, Thomas Alva Edison menciptakan telescribe pertama untuk merekam percakapan telepon.