Dihantam Badai Dahsyat, Prancis Akan Umumkan Status Bencana Nasional

Status bencana nasional segera diumumkan oleh pemerintah Prancis menyusul hantaman badai dahsyat pada akhir pekan lalu.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 17 Jun 2019, 14:03 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2019, 14:03 WIB
Ilustrasi bendera Prancis (AFP/Ludovic Marin)
Ilustrasi bendera Prancis (AFP/Ludovic Marin)

Liputan6.com, Paris - Pemerintah Prancis segera menetapkan status bencana alam nasional, setelah hujai badai menghantam wilayah tenggara negara itu pada Sabtu 15 Juni 2019, menyebabkan kehancuran banyak tanaman pangan.

Badai yang membawa kilat dan hujan es sebesar bola pingpong dilaporkan melanda beberapa daerah, di mana menewaskan dua orang di Prancis dan Swiss, serta melukai 10 orang lainnya.

Dikutip dari The Guardian pada Senin (17/6/2019), daerah yang paling terkena dampaknya adalah dataran tinggi Auvergne-Rhône-Alps, yang dikenal sebagai jantung pertanian Prancis.

Menteri pertanian Prancis, Didier Guillaume, mengatakan pemerintah akan mengatur "mobilisasi umum", dan meluncurkan langkah-langkah darurat untuk menangani "bencana pertanian".

"Tujuannya adalah agar tidak ada petani yang terpaksa gulung tikar karena bencana," jelas Guillaume.

Ditambahkan olehnya, bahwa banyak petani kehilangan 80 hingga 100 persen dari potensi panen mereka akibat hantaman badai tersebut.

"Status bencana nasional akan segera ditetapkan setelah meninjau dampak kerusakan selama satu atau dua hari ke depan," pungkas Guillaume.

Kerusakan yang Meluas

Ilustrasi Hujan Angin
Ilustrasi hujan angin (Istimewa)

Grégory Chardon, seorang petani buah di wilayah La Roche-de-Glun, yang berada di wilayah pusat badai, mengatakan sebagian besar aprikot, buah persik dan ceri yang ditanamnya telah hancur.

Chardon, yang juga adalah presiden serikat petani setempat, mengatakan dia belum pernah menyaksikan cuaca buruk seperti itu.

"Dampak kerusakan besar pada wilayah yang luas, ladang, rumah kaca, dan banyak tanaman sayuran hancur berserakan," ujar Chardon.

Guyuran hujan es juga menghancurkan kaca mobil, bangunan rumah, dan sederet gedung publik.

Pohon tumbang juga dilaporkan terjadi di beberapa titik, menimpa mulai dari atap bangunan hingga melintangi jalur rel kereta.

Sebanyak lebih dari 2.000 rumah dilaporkan kehilangan pasokan listrik selama hampir 12 jam pada hari Minggu.

Berlangsung Cepat dan Merusak

Ilustrasi – hujan lebat disertai angin kencang rawan terjadi pada musim pancaroba. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi – hujan lebat disertai angin kencang rawan terjadi pada musim pancaroba. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Sebelumnya, pemerintah Prancis menyiagakan sembilan departemen pada akhir pekan lalu, ketika peringatan badai sudah mendekati status awas.

Badai dilaporkan menghantam dalam waktu singkat, namun merusak, terutama di wilayah Drôme dan Isère.

"Sekitar 10 menit badai menerjang, membawa hujan es, kilat, dan angin kencang dalam radius 11 kilometer dari Drôme," ujar Guillaume kepada stasiun televisi Prancis.

Badai juga dilaporkan melanda wilayah barat Swiss, di mana menurut lembaga meteorologi setempat MeteoSwiss, angin tercatat berhembus hingga 110 kilometer per jam.

Hembusan angin kencang tersebut menyebabkan seorang wanita tenggelam di Danau Jenewa setelah kapalnya terbalik.

Di lokasi yang sama, badai juga mengganggu sebuah perlombayaan layar tahunan, di mana total 465 kapal dilaporkan rusak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya