Alasan Media AS Tak Rekomendasikan Bali dan Pulau Komodo Dikunjungi pada 2020

Situs penerbit informasi perjalanan dan pariwisata Amerika Serikat tak merekomendasikan Bali dan Pulau Komodo dikunjungi pada 2020.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 20 Nov 2019, 14:22 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2019, 14:22 WIB
[Fimela] Nyepi
Ilustrasi Nyepi di Bali | unsplash.com

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah media penerbit informasi perjalanan dan pariwisata Amerika Serikat membuat daftar No List atau destinasi yang tak disarankan dikunjungi pada 2020. Pulau Bali dan Pulau Komodo menjadi dua di antara 13 tempat yang masuk daftar tersebut.

Setiap tahun, sejak 2010, situs Fodor's menggunakan No List untuk menyoroti masalah-masalah -- etika, lingkungan, kadang-kadang bahkan politik -- yang harus dipikirkan sebelum, selama, dan setelah bepergian.

Untuk No List tahun ini, yang dikutip dari Fodor's Rabu (20/11/2019), situs tersebut menyoroti tempat dan masalah dasar yang akan dihadapi dalam beberapa dekade mendatang. Tetapi, pada akhirnya, keputusan mengunjungi lokasi dalam daftar tersebut sepenuhnya milik para traveller.

Karena itu, No List, daftar tersebut bukan suatu larangan. Melainkan sebuah review lokasi -- yang semuanya, benar-benar, tempat yang menakjubkan - yang dilakukan dengan penuh tanggung jawab.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

Bali dan Efek Pariwisatanya

Ilustrasi
Ilustrasi wisata Bali. (dok. pexels.com/Aditya Agarwal)

Dalam situs fodors.com, Bali masuk daftar The Places That Don’t Want You (or Want You in Smaller and Better Doses). Dengan kata lain, pulau itu berada menjadi lokasi yang sebaiknya tak dikunjungi.

Disebutkan bahwa Bali, pulau yang paling sering dikunjungi di Indonesia, menderita efek overtourism dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu sampai-sampai membuat pemerintah menimbang pajak turis untuk membantu memerangi beberapa efek yang lebih menyeramkan terhadap lingkungan.

Pada 2017 "darurat sampah" dideklarasikan karena jumlah plastik di pantai dan di perairan; Badan Lingkungan Hidup Bali mencatat bahwa pulau itu menghasilkan 3.800 ton sampah setiap hari, dengan hanya 60% berakhir di tempat pembuangan sampah - pemandangan umum sampah berserakan ketika mengunjungi pulau itu.

Bahkan akhirnya diberlakukan larangan plastik sekali pakai (tas belanja, styrofoam, dan sedotan plastik), mulai berlaku pada Desember 2018. Tahun ini, DPRD Bali tengah mengajukan aturan "pajak turis" US $ 10 per pengunjung.

Sementara itu, kelangkaan air yang dipicu pengembangan villa mewah dan lapangan golf, telah berdampak pada keuntungan petani lokal.

Selain dampak negatif terhadap lingkungan, pihak berwenang sekarang berupaya untuk membuat pedoman berperilaku sopan para wisatawan saat mengunjungi situs-situs keagamaan, meminta mereka agar tak memanjat situs-situs suci, dan menghormati adat serta norma budaya.

Dalam daftar tersebut, Bali bersanding dengan Barcelona, Big Sur California, Angkor Wat Kamboja, Hanoi Train Street Vietnam.

Pulau Komodo dan Pajak Wisata

FOTO: Momen Seru Liburan Angela Gilsha Jelajah Alam, Asyik Banget
Momen Angel saat berkunjung di Pulau Komodo. Seolah tak mau melewatkan momen tersebut, wanita kelahiran 2 Juli 1994 ini mengabadikan foto bersama komodo. (Liputan6.com/IG/@angelagilsha)

Sementara Pulau Komodo masuk daftar The Places (Rightfully) Considering Charging Large Tourist Taxes. Menyoroti besarnya pajak untuk mengujungi lokasi wisata tersebut.

Pembatalan pihak berwenang di Indonesia untuk menutup Pulau Komodo selama satu tahun dari Januari 2020 jadi srotan. Inisiatif yang urung diterapkan lantaran komodo yang hidup di sana tidak di bawah ancaman campur tangan wisatawan -- baik perilaku dan habitat mereka.

Kendati demikian situs Warisan Dunia UNESCO itu sedang diawasi ketat oleh pemerintah Indonesia, terutama Kementerian Lingkungan dan Kehutanan.

Pemerintah berencana menerapkan aturan lain untuk memperbaiki kondisi di area destinasi wisata tersebut, termasuk pusat penelitian komodo. Usulan tersebut masih didiskusikan, termasuk membatasi jumlah pendatang dan meningkatkan pajak turis yang nilainya mencapai 1.000 dolar AS.

Gubernur NTT Viktor Laiskodat bahkan sampai mengeluarkan pernyataan kontroversial beberapa waktu lalu. Ia melarang wisatawan tak berduit untuk berwisata di NTT, sebab wilayahnya dirancang untuk menjadi destinasi wisata kelas premium.

"Oleh karena itu wisatawan yang miskin jangan datang berwisata ke NTT. Karena memang sudah dirancang untuk wisatawan yang berduit," kata Viktor Laiskodat.

Pulau Komodo bersanding dalam daftar tersebut dengan Kepulauan Galapágos di Ekuador, yang terkenal dihuni oleh spesies kura-kura terbesar di dunia. Di mana para wisatawan internasional yang mengunjungi Taman Nasional Galapágos membayar biaya $ 100 per kunjungan, jauh lebih tinggi dari tiket untuk penduduk daratan Ekuador yang dikenakan hanya $ 6.

Mempertimbangkan keunikan khas pulau-pulau ini dalam memanfaatkan potensi wisata masuk akal, haruskah Anda mengunjunginya?

Sejauh mana pemerintah dan masyarakat lokal akan berusaha untuk melindungi Pulau Komodo dan Galápagos, mungkin menempatkan perspektif tentang apakah para wisatawan harus mengunjungi lokasi unik itu.

Selain itu, masih ada daftar The Place That Could Kill You yang diisi oleh puncak Matterhorn Swiss.

Lalu kategori The Sickly Coral Reefs in Need of Healing yang ditempati oleh Florida Keys National Marine Sanctuary, dan Parque Nacional Arrecifes de Cozumel.

Sementara lokasi dengan label The Places to Be Cautious About Drinking ditempati oleh sejumlah resort di Mexico and America Tengah.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya