Dilarang Ikut Olimpiade, Rusia Putuskan Bakal Naik Banding

Rusia memutuskan untuk naik banding setelah dilarang ikut serta dalam olimpiade.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Des 2019, 07:00 WIB
Diterbitkan 29 Des 2019, 07:00 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin (AP/Alexei Nikolsky)
Presiden Rusia Vladimir Putin (AP/Alexei Nikolsky)

Liputan6.com, Moskow - Dilarang ikut Olimpiade selama empat tahun terakhir karena terbukti melakukan manipulasi data doping, Rusia akhirnya memutuskan untuk banding. Pemerintah Negeri Beruang Merah telah mengkonfirmasi pihaknya akan naik banding pada Jumat 27 Desember 2019.

Badan anti-doping Rusia, dikenal sebagai RUSADA, mengirim surat resmi yang menyatakan tidak setuju dengan sanksi yang diberlakukan sebelumnya pada bulan ini oleh Badan Anti-Doping Sedunia atau WADA. Kasus ini kini akan diurus oleh Pengadilan Arbitrasi untuk Olah Raga atau CAS.

Dilansir dari VOA Indonesia, Sabtu (28/12/2019), olimpiade yang akan diselenggarakan di Tokyo pada tahun depan akan menjadi Olimpiade ketiga berturut-turut yang dibayang-bayangi oleh pertikaian hukum seputar isu doping Rusia.

RUSADA mengatakan, "pihaknya mempertanyakan pemberitahuan WADA itu," termasuk bukti bahwa Rusia mengubah data arsip.

Sanksi WADA melarang penggunaan nama tim, bendera, atau lagu kebangsaan Rusia pada sejumlah kompetisi olah raga selama empat tahun ke depan, termasuk Olimpiade dan Piala Dunia Sepakbola pada 2022. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

Alasan Rusia Dilarang Ikut Olimpiade

Logo Olimpiade dan Paralimpik Tokyo 2020
Logo Olimpiade dan Paralimpik Tokyo 2020

Komite eksekutif World Anti-Doping Agency (WADA) atau “Badan Anti-Doping Dunia” telah mengirim teguran “keras” kepada otoritas olahraga Rusia, dan melarang atlet dan pejabat dari negara itu ikut Olimpiade dan kejuaraan dunia dalam berbagai jenis olahraga selama empat tahun.

Komite itu membuat keputusan “dengan suara bulat” setelah WADA menyimpulkan bahwa Moskow telah merusak data laboratorium dengan mencantumkan bukti-bukti palsu dan menghapus file yang terkait dengan tes doping positif yang seharusnya dapat digunakan untuk mengidentifikasi kecurangan dalam penggunaan doping.

“Sudah terlalu lama, doping Rusia telah merongrong olahraga yang bersih. Pelanggaran terang-terangan oleh otoritas Rusia tentang kondisi pemulihan RUSADA menuntut tanggapan keras. Itulah persisnya yang telah disampaikan hari ini,” kata Presiden WADA Sir Craig Reedie dalam sebuah pernyataan.

“Rusia diberi kesempatan luas untuk menata dirinya dan bergabung kembali dengan komunitas anti-doping global demi kebaikan atletnya dan integritas olahraga, tetapi sebaliknya negara itu memilih untuk melanjutkan sikap kecurangan dan penolakannya,” tambahnya. .

“Sebagai hasilnya, WADA telah menanggapi dengan sekeras mungkin, sambil melindungi hak-hak atlet Rusia yang dapat membuktikan bahwa mereka tidak terlibat dan tidak mendapat manfaat dari tindakan penipuan ini."

Badan Anti-Doping Rusia (RUSADA) diberi waktu 21 hari untuk secara resmi mengajukan banding atas putusan tersebut ke Pengadilan Arbitrasi Olahraga yang berbasis di Lausanne, Swiss.

Sebagian anggota parlemen Rusia segera mengecam langkah itu dan mengatakan harus diajukan banding.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya