Arkeolog Israel Temukan Dinar Emas Khalifah Harun al-Rashid Berusia 1.200 Tahun

Tim arkeolog Israel menemukan tujuh koin emas berusia 1.200 tahun.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Des 2019, 19:10 WIB
Diterbitkan 30 Des 2019, 19:10 WIB
Tim arkeolog Israel menemukan tujuh koin emas berusia 1.200 tahun. (Xinhua/Otoritas Kepurbakalaan Israel)
Tim arkeolog Israel menemukan tujuh koin emas berusia 1.200 tahun. (Xinhua/Otoritas Kepurbakalaan Israel)

Liputan6.com, Jakarta Tim arkeolog Israel menemukan tujuh koin emas berusia 1.200 tahun. Berasal dari periode Islam awal, koin-koin tersebut ditemukan dalam sebuah kendi tanah liat yang sudah rusak dalam kegiatan penggalian di Kota Yavne, Israel tengah.

Menurut Otoritas Kepurbakalaan Israel, penggalian tersebut mengungkap sebuah area industri luas yang dulu aktif selama berabad-abad.

Menurut tim arkeolog, harta karun berkilau itu mungkin "celengan" pribadi milik seorang perajin tembikar.

Salah satu dari koin-koin tersebut merupakan dinar emas milik Khalifah Harun al-Rashid (memerintah antara tahun 786-809 M), yang menjadi dasar untuk kisah populer "Malam Arabia" yang juga dikenal dengan nama "Seribu Satu Malam".

Menurut para arkeolog, "dinar-dinar emas ini diterbitkan oleh Dinasti Aghlabiyyah yang memerintah di Afrika Utara, di wilayah Tunisia modern, atas nama Kekhalifahan Abbasiyah yang berpusat di Baghdad."

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Temuan Lainnya

Tim arkeolog Israel menemukan tujuh koin emas berusia 1.200 tahun. (Xinhua/Otoritas Kepurbakalaan Israel)
Tim arkeolog Israel menemukan tujuh koin emas berusia 1.200 tahun. (Xinhua/Otoritas Kepurbakalaan Israel)

Penggalian skala besar ini mengungkap tungku pembakaran tembikar dalam jumlah luar biasa banyak yang aktif pada akhir periode Bizantium dan permulaan periode awal Islam (abad ke-7 hingga abad ke-9 M), seperti dilansir Xinhua, Senin (30/12/2019).

Tungku-tungku pembakaran tersebut digunakan untuk memproduksi toples, panci, dan mangkuk untuk dijual. Tumpukan koin emas itu ditemukan di dalam sebuah kendi kecil, di dekat pintu masuk salah satu tungku pembakaran.

Di area lain di situs tersebut, ditemukan sisa-sisa instalasi industri besar dari periode Persia (abad ke-4 hingga abad ke-5 SM) yang digunakan untuk produksi anggur.

Di situs tersebut juga ditemukan biji-biji anggur kuno. Berdasarkan ukuran dan jumlah tong yang ditemukan di lokasi itu menunjukkan bahwa anggur diproduksi pada skala komersial.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya