Heboh Virus Corona, Ini 7 Virus Paling Mematikan Lainnya

Publik akhir-akhir ini dihebohkan dengan adanya coronavirus yang berasal dari China, namun ini 7 virus paling mematikan lainnya.

diperbarui 18 Jan 2020, 20:40 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2020, 20:40 WIB
Ilustrasi virus.
Ilustrasi virus. (iStockphoto)

Jakarta - Manusia kerap menjadi korban virus. Walaupun ilmuwan sudah berhasil menemukan vaksinasi untuk sejumlah virus, beberapa tetap menjadi ancaman publik.

Terlebih sebuah virus jenis baru telah ditemukan, yang mana berasal dari Wuhan, China. Walau informasi lebih lanjut masih belum diketahui, coronavirus telah menewaskan dua orang korban. 

Dilansir dari DW Indonesia, Sabtu (18/1/2020), berikut adalah tujuh jenis virus lain yang juga mematikan selain coronavirus:

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

1. Marburg

Waspada Penyakit Baru Mirip Ebola, Marburg
Hari-hari ini kita cukup dikejutkan oleh laporan badan kesehatan dunia WHO yang menyebutkan ditemukannya kasus penyakit Marburg di Uganda

Virus paling berbahaya adalah virus Marburg.

Namanya berasal dari kota kecil di sungai Lahn yang tidak ada hubungannya dengan penyakit tersebut.

Virus Marburg adalah virus yang menyebabkan demam berdarah. Seperti Ebola, virus Marburg menyerang membran mukosa, kulit dan organ tubuh. Tingkat fatalitas mencapai 90 persen.

2. Ebola

20150812-#CERITA Perjalanan Panjang Virus Mematikan Ebola
Seorang peserta melihat layar proyeksi yang memperlihatkan rupa virus Ebola saat sesi presentasi yang dilakukan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Los Angeles, California, 7 November 2014. (David McNew/Getty Images/AFP)

Ada lima jenis virus Ebola, yakni: Zaire, Sudan, Tai Forest, Bundibugyo dan Reston.

Virus Ebola Zaire adalah yang paling mematikan. Angka mortalitasnya 90%. Inilah jenis yang pernah menyebar antara lain di Guinea, Sierra Leone dan Liberia.

Menurut ilmuwan kemungkinan kalong menjadi hewan yang menyebarkan virus ebola zaire ke kota-kota.

3. HIV

Ilustrasi Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Ilustrasi Human Immunodeficiency Virus (HIV) (iStock)

Virus ini adalah salah satu yang paling mematikan di zaman modern.

Sejak pertama kali dikenali tahun 1980-an, lebih dari 35 juta orang meninggal karena terinfeksi virus ini. HIV menyerang sistem kekebalan tubuh, dan melemahkan pertahanan terhadap infeksi dan sejumlah tipe kanker.

4. Dengue

Waspada, Nyamuk DBD Sukanya Gigit Kaki
Nyamuk pembawa virus Dengue biasanya mengigit daerah kaki. Karena itu, keluarlah dengan mengenakan celana panjang.

Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue. Ada beberapa jenis nyamuk yang menularkan virus tersebut.

Demam dengue dapat membahayakan nyawa penderita. Antara lain lewat pendarahan, kebocoran pembuluh darah dan tekanan darah rendah. Dua milyar orang tinggal di kawasan yang terancam oleh demam dengue, termasuk di Indonesia.

5. Hanta

Ilustrasi virus hanta.
Ilustrasi virus hanta. (Source:AP)

Virus ini bisa diitemukan pada hewan pengerat seperti tikus. Manusia dapat tertular bila melakukan kontak dengan hewan dan kotorannya.

Hanta berasal dari nama sungai di mana tentara AS diduga pertama kali terinfeksi virus tersebut saat Perang Korea tahun 1950. Gejalanya termasuk penyakit paru-paru, demam dan gagal ginjal.

6. H5N1

Flu Burung di Mesir Kembali telan Korban
Satu lagi korban flu burung H5N1 burung meninggal di Mesir.

Berbagai kasus flu burung menyebabkan panik global. Tidak heran tingkat kematiannya mencapai 70 persen.

Tapi sebenarnya, resiko tertular H5N1 cukup rendah. Manusia hanya bisa terinfeksi melalui kontak langsung dengan unggas.

Ini penyebab mengapa kebanyakan korban ditemukan di Asia, di mana warga biasa tinggal dekat dengan ayam atau burung.

7. Lassa

Ilustrasi virus lassa.
Ilustrasi virus lassa. (Source: Native antigen company)

Seorang perawat di Nigeria adalah orang pertama yang terinfeksi virus Lassa. Virus ini dibawa oleh hewan pengerat.

Kasusnya bisa menjadi endemis, yang artinya virus muncul di wilayah khusus, bagian barat Afrika, dan dapat kembali mewabah di sana setiap saat. Ilmuwan memperkirakan 15 persen hewan pengerat di daerah Afrika barat menjadi pembawa virus tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya