Pulihkan Pariwisata Australia, PM Scott Morrison Gelontorkan Rp 18,7 Triliun

Kebakaran hutan Australia sejak akhir Juli 2019 menjadi salah satu tragedi terburuk dalam beberapa dekade.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 20 Jan 2020, 11:04 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2020, 11:04 WIB
Scott Morrison
Scott Morrison terpilih sebagai perdana menteri baru Australia menggantikan Malcolm Turnbull. (AP Photo)

Liputan6.com, Jakarta Kebakaran hutan Australia sejak akhir Juli 2019 menjadi salah satu tragedi terburuk dalam beberapa dekade. Perkiraan jumlah hewan yang menjadi korban, telah mencapai 480 Juta karena kebakaran hutan tersebut. 

Wisatawan di Australia dikabarkan diminta untuk mengunjungi tujuan-tujuan wisata di sana untuk membantu industri pariwisata pulih dari kebakaran hutan, seperti dikutip dari TVNZ, Senin (20/1/2020).

Pemerintahan Scott Morrison menyumbangkan dana ke National Bushfire Recovery Fund sebesar $ 2 miliar atau Rp 18,7 triliun, serta mengumumkan paket pemulihan pariwisata awal senilai $ 76 juta atau Rp 713 miliar.

Menanggapi kebutuhan dari industri pariwisata, paket tersebut termasuk $ 20 juta atau Rp 187 miliar untuk inisiatif pemasaran domestik yang terkoordinasi secara nasional dan $ 25 juta atai Rp 234 miliar untuk kampanye pemasaran global untuk mendorong pariwisata internasional.

Selain itu terdapat dana untuk acara pariwisata regional, program media internasional, dukungan untuk acara perdagangan tahunan wisata Australia dan dana tambahan bagi diplomat Australia mempromosikan Negeri Kanguru yang terbuka untuk bisnis.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

Permintaan Menteri Pariwisata Australia

Puluhan Koala Berhasil Diselamatkan dari Kebakaran Hutan Australia
Dua Koala di Kebun Binatang Taronga di Sydney (17/12/2019). (AFP/Taronga Zoo)

Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia, Simon Birmingham, mendorong warga Australia untuk menghabiskan libur sekolah  atau akhir pekan panjang berikutnya di Australia daripada berlibur keluar negeri untuk mendukung bisnis pariwisata di Australia.

Selain itu, Simon Birmingham juga ingin memastikan pasar internasional utama memahami bahwa Australia masih terbuka untuk bisnis.

"Sebagian besar tempat wisata Australia tidak tersentuh oleh kebakaran, dan orang-orang masih dapat datang dan memiliki pengalaman luar biasa yang sama ketika mengunjungi Australia yang selalu kami banggakan," ujar Simon Birmingham, seperti dikutip dari TVNZ.

Pujian dari Kelompok Pariwisata Terhadap Paket Pemerintah

Tega, Pengunjung Kebun Binatang Lempar Batu Ke Kangguru Hingga Tewas
(Foto: AndyLeungHK / Pixabay) Ilustrasi Kangguru

Direktur Eksekutif Dewan Industri Pariwisata Australia, Simon Westaway, menanggapi bahwa paket pemerintah sebagai "respons signifikan".

"Paket ini bisa dibilang belum pernah terjadi sebelumnya untuk sektor kami dan hal ini mewakili langkah-perubahan dalam pemikiran pemerintah tentang betapa pentingnya industri kita terhadap dinamika sosial dan ekonomi negara kita ke depan," ujar Simon Westaway.

Ketua Pelaksana dari Forum Pariwisata dan Transportasi, Margy Osmond, menyatakan dirinya senang dengan tanggapan cepat pemerintah, tetapi mengakui terdapat masalah internasional yang sangat besar dalam hal cara orang sekarang melihat Australia.

"Kami harus melakukan pekerjaan besar lainnya di bidang merek, tetapi itu akan semakin jauh," ujarnya.

Dewan Ekspor Pariwisata Australia mengatakan, pariwisata internasional yang masuk telah mengalami kerugian jutaan dolar dalam pembatalan dan penurunan pemesanan yang signifikan. Hal ini diperkirakan akan mengurangi pendapatan pariwisata yang masuk hingga $ 4,5 miliar.

Pemimpin Hijau (Greens Leader), Richard Di Natale mengatakan setiap dukungan dari pemerintah pada tahap ini disambut baik.

"Kami melihat kebakaran ini tidak hanya bencana ekonomi dan jelas dampaknya pada industri pariwisata, pertanian, dan akan mendalam dan dirasakan selama bertahun-tahun yang akan datang, tetapi ini (kebakaran) juga merupakan bencana ekologis," ujar Richard Di Natale.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya