Liputan6.com, London - Pangeran Harry akhirnya meninggalkan Kerajaan Inggris usai keputusannya mundur dari tugas resmi kerajaan. Ia pergi menuju Vancouver, Kanada, untuk kembali bersama istri dan putranya.
Dilansir Channel News Asia, Selasa (21/1/2020), Pangeran Harry ke Kanada setelah menghadiri pertemuan investasi Inggris-Afrika di London. Ajang itu adalah salah satu tugas terakhir Pangeran Harry sebagai anggota kerajaan.
Media nasional Inggris The Telegraph menyebut keberangkatan Pangeran Harry sebagai suatu hal yang simbolis.
Advertisement
Baca Juga
"Ini akan dipandang simbolis karena terjadi dua hari setelah Istana Buckingham mengumumkan pihaknya memutuskan segala ikatan resmi dengan keluarga Sussex karena mereka meninggalkan kehidupan publik," tulis The Telegraph.
Harry dan istrinya, Meghan Markle, tetap memiliki gelar Duke dan Duchess of Sussex. Mereka hanya meninggalkan gelar His/Her Royal Highness (HRH). Harry pun masih seorang pangeran.
Rencananya, Pangeran Harry akan menghabiskan waktunya di Inggris dan Kanada. Ia juga tidak lagi menerima uang negara (Sovereign Grant). Namun, ia kemungkinan masih mendapat dana dari bapaknya, Pangeran Charles.
Ratu Elizabeth II sudah memberikan persetujuannya untuk hidup baru Pangeran Harry dan Meghan Markle. Meski demikian, ia mengakui lebih berharap Pangeran Harry masih bertugas.
"Keluarga saya dan saya sepenuhnya suportif terhadap keingingan Harry dan Meghan untuk menciptakan kehidupan baru sebagai keluarga muda. Meski kami lebih suka mereka masih menjadi anggota keluarga kerajaan yang bekerja sepenuhnya, kami menghormati dan memahami keinginan mereka untuk memiliki kehidupan yang lebih independen sebagai keluarga, serta masih sebagai anggota berharga keluarga saya," ujar Ratu Elizabeth II dalam pernyataan resmi.
Pangeran Harry adalah putra bungsu dari Putri Diana dan Pangeran Charles. Ia berada di nomor enam dari urutan pewaris takhta Inggris setelah Pangeran Charles, kemudian Pangeran William dan tiga anaknya: Pangeran George, Putri Charlotte, dan Pangeran Louis.
The Telegraph melaporkan, penerbangan Harry kembali ke Pulau Vancouver, melalui Montreal, tertunda 20 menit ketika ia check in melalui Windsor Suite dan diantar ke pesawat.
Dia kemudian difoto, mengenakan mantel, celana jins biru dan topi beanie. Ia tiba di Bandara Internasional Vancouver sebelum menuju Pulau Vancouver, menurut MailOnline.
Kepergiannya ke Kanada akan dianggap simbolis, setelah dua hari Istana Buckingham mengumumkan memutuskan semua hubungan resmi dengan Duke dan Duchess of Sussex.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Pengamat UI: Harry dan Meghan Butuh Waktu Bersama Keluarga
Pada 8 Januari 2020 lalu, Pangeran Harry dan istrinya, Meghan Markle, mengejutkan publik dengan pernyataan mereka untuk mundur sebagai Anggota Senior Kerajaan. Keputusan besar itu diumumkan melalui akun Instagram milik Sussex Royal yang memberikan ragam respons dari dunia, terutama masyarakat di Inggris.
"Kami berniat mundur sebagai Anggota Senior Kerajaan dan bekerja agar bisa mandiri secara finansial," kata Pangeran Harry dan istrinya, Meghan Markle, dalam pernyataan mereka, seperti dikutip dari BBC.Â
Mundurnya Pangeran Harry dan istrinya, Meghan Markle, pun memunculkan julukan Megxit (Meghan Exit) yang terinspirasi dari Brexit (British Exit).
Dalam sebuah diskusi mengenai fenomena Megxit di acara talkshow "Dear Netizen" bertemakan "Potret Hidup Anak Kerajaan dan Fenomena Megxit" tersebut, Dosen Fakultas Sastra Inggris dari Universitas Indonesia, Inditian Latifa, berbagi pendapat mengenai kemunduran Pangeran Harry dan istrinya, Meghan Markle, dari Kerajaan Inggris.
Inditian Latifa mengatakan bahwa minimnya waktu bersama keluarga, dengan adanya kesibukan sebagai Anggota Senior Kerajaan, merupakan salah satu alasan mundurnya Pangeran Harry dan istrinya, Meghan Markle.
"Yang paling kuat menurut saya, banyaknya beban-beban tugas, sebagai anggota senior kerajaan. Mungkin itu akhirnya membuat waktu keluarga antara Pangeran Harry dan Menghan Markle jadi berkurang. Jadi mungkin keluarga, inginnya ada lebih banyak waktu untuk keluarga, yang jadi alasan utama," ujar wanita yang akrab disapa Indi dalam "Dear Netizen" di kantor Liputan6.com, Jumat 17 Januari 2020.
Advertisement
Respons yang Tak Seharusnya Diberikan
Inditian Latifa juga mengatakan bahwa ia menyayangkan respons negatif dari publik terhadap fenomena ini. Menurutnya, keputusan Pangeran Harry dan Meghan Markle melepas takhta Inggris seharusnya dilihat sebagai hasil keputusan yang memang dibuat oleh dua pihak pasangan kerajaan tersebut.
Keputusan tersebut kini dikenal dengan Megxit, berasa dari kata Meghan Exit. Di mana menyiratkan yang memiliki andil dalam keluarnya pasangan itu dari takhta Inggris adalah Meghan seorang.
"Namun seharusnya kita juga harus berhati-hati, karena seolah-olah, keputusan mereka untuk mundur adalah keputusan yang dibuat oleh Meghan seorang," katanya.
"Kita harus sedikit hati-hati soal ini, karena mereka kan pasangan. Kalau Megxit seolah-olah hanya Meghan yang keluar, padahal mereka kan mengambil keputusan bersama, bareng, negosiasi," jelas perempuan berkaca mata itu.
Jadi menurut dia, hal itu yang memicu blaming terhadap Meghan Markle. Semua seperti salah Meghan karena bukan darah biru.