Liputan6.com, Roma - Jumlah korban yang terinfeksi maupun meninggal dunia akibat Virus Corona di Italia kian bertambah. Menurut catatan Badan Perlindungan Sipil Italia atau Civil Protection Agency, terhitung sejak Minggu kemarin jumlah korban tertular mencapai 1.694 orang dan yang terbunuh hingga 34 korban jiwa.
Menurut Kepala Badan Perlindungan Sipil Italia Angelo Borrelli, penularan virus yang menjadi ancaman warga dunia tersebut melonjak 50 persen setiap hari.
"Meski demikian, 83 dari mereka yang terinfeksi sejauh ini telah pulih," ujar Borreli dalam sebuah konferensi pers di Roma, Minggu (1/3/2020) demikian dikutip dari laman South China Morning Post.
Advertisement
Baca Juga
Virus ini telah menjadi kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat Eropa. Pejabat kesehatan di Italia telah melacak proses penyebaran virus di negara tersebut.
Baru-baru ini, muncul pula kasus lain di sejumlah negara di Eropa, seperti Republik Ceko, Luksemburg hingga Jerman, meski telah ada upaya pencegahan dari pemerintah setempat.
Sementara itu dalam sebuah wawancara media lokal, Menteri Ekonomi Italia Roberto Gualtieri mengatakan pemerintah sedang merencanakan paket bantuan 3,6 miliar Euro untuk meningkatkan kembali aktivitas perekonomian sehubungan dengan penyebaran Virus Corona.
Gualtieri mengatakan kabinet Italia bermaksud untuk mengadopsi langkah-langkah tersebut pada akhir minggu depan.
Gualtieri yakin Uni Eropa tidak akan menentang permintaan itu dan mengatakan persetujuan parlemen juga akan dicari.
Sebagai langkah pertama, Roma berencana mengeluarkan paket bantuan senilai 900 juta Euro untuk 11 kota yang diyakini sebagai lokasi penyebaran Virus Corona.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kasus di Luksemburg
Luksemburg menjadi negara Eropa terbaru yang mengkonfirmasi kasus virus pertamanya pada hari Minggu lalu.
Korban terinfeksi itu adalah seorang pria yang baru saja kembali ke Luksemburg dari Italia melalui Bandara Charleroi di Belgia awal pekan ini, kata Menteri Kesehatan Paulette Lenert.
Republik Ceko juga masuk dalam daftar negara di dunia yang terkena wabah virus tersebut. Menteri Kesehatan Ceko Adam Vojtech mengkonfirmasi pada hari Minggu bahwa tiga orang telah dites positif karena Virus Corona.
Advertisement
Museum Louvre di Paris Tutup
Lantaran kasus penyebaran Virus Corona kian melonjak di kawasan Eropa, terutama Italia, membuat Prancis menutup Museum Louvre pada Minggu, 1 Maret kemarin.
Louvre, rumah dari "Mona Lisa" dan karya seni tak ternilai lainnya, ditutup setelah para pekerja menyatakan takut terkontaminasi oleh arus pengunjung dari seluruh dunia.
Para staf juga khawatir tentang pekerja museum dari Italia yang datang ke Louvre untuk mengumpulkan karya-karya Leonardo da Vinci yang dipinjamkan untuk pameran. Demikian seperti dikutip dari AP.
Louvre, museum paling populer di dunia, menerima 9,6 juta pengunjung tahun lalu, hampir tiga perempatnya datang dari luar negeri.
"Kami sangat khawatir karena kami memiliki pengunjung dari mana-mana," kata Andre Sacristin, seorang karyawan Louvre dan perwakilan serikat pekerja. "Risikonya sangat, sangat, sangat besar." Meskipun tidak ada infeksi yang diketahui di antara 2.300 pekerja di museum, "itu hanya masalah waktu," katanya.
Jumlah negara yang tertular virus ini telah melampaui 60 dan jumlah kematian di seluruh dunia mencapai setidaknya 3.000.
Pariwisata Italia Ikut Anjlok
Pemerintah Italia mengumumkan bahwa jumlah orang yang terinfeksi di negara itu melonjak 50 persen menjadi 1.694 hanya dalam 24 jam, dan lima orang lagi telah meninggal, sehingga jumlah kematian di sana menjadi 34. Prancis meningkatkan jumlah kasus yang dilaporkan menjadi 130, meningkat 30 dari hari sebelumnya, dan mengatakan telah melihat dua kematian.
Pemerintah AS menyarankan warga Amerika agar tidak bepergian ke dua wilayah Italia utara yang paling parah, di antaranya Lombardy, termasuk Milan. Maskapai-maskapai besar Amerika mulai menangguhkan penerbangan ke Milan. American Airlines mengumumkan pada hari Minggu bahwa akan membebaskan biaya untuk mengubah semua penerbangan selama dua minggu ke depan.
Pembatasan perjalanan terhadap Italia dan meningkatnya peringatan di Prancis dapat memberikan pukulan berat bagi industri pariwisata negara tersebut. Musim semi, terutama Paskah, adalah waktu yang sangat populer bagi anak-anak sekolah untuk mengunjungi Prancis dan Italia.
"Kami telah mencatat penurunan jumlah orang Amerika yang datang ke Italia dalam beberapa hari terakhir," Bernabo Bocca, presiden asosiasi hotel Italia, mengatakan dalam sebuah pernyataan, Sabtu. "Sekarang, pukulan terakhir telah tiba."
Pariwisata menyumbang 13 persen dari ekonomi di Italia, dengan museum seni kelas dunia, situs arkeologi, dan harta arsitektur. Lebih dari 5,6 juta orang Amerika mengunjungi Italia setiap tahun, mewakili 9 persen dari turis asing.
Advertisement