Semprot Alkohol pada Tubuh Bisa Bunuh Corona COVID-19? Ini Penjelasan WHO

Beredar di media sosial soal upaya menghambat penyebaran Virus Corona COVID-19. Salah satunya adalah menyemprotkan alkohol atau klorin ke tubuh. Benarkah ampuh?

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 31 Mar 2020, 13:43 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2020, 13:43 WIB
WHO Diminta Bantu Atasi Pemasaran Makanan Anak yang Tak Pantas
Masalah gizi ibu dan anak menjadi perhatian dalam sidang paripurna World Health Assembly (WHA) di Gedung PBB Jenewa.

Liputan6.com, Jakarta - Selama ini publik dibuat tersesat dengan informasi salah yang beredar di media sosial soal upaya menghambat penyebaran Virus Corona. Salah satu dari sekian banyak informasi itu adalah membunuh virus dengan menyemprotkan alkohol atau klorin ke tubuh.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) meluruskan informasi tersebut. WHO menilai jika hal yang selama ini dilakukan oleh masyarakat itu salah dan tidak perlu dilakukan.

"Tidak. Menyemprot alkohol atau klorin pada tubuh seseorang tidak akan membunuh Virus Corona baru yang sudah masuk ke dalam tubuh," jelas WHO dikutip dari situs resminya, Selasa (31/3/2020).

"Menyemprot bahan-bahan kimia seperti itu dapat membahayakan jika terkena pakaian atau selaput lendir (mata atau mulut)."

"Ingat, alkohol dan klorin bisa berguna sebagai disinfektan pada permukaan. Namun, harus digunakan sesuai petunjuk penggunanya."

Hingga kini, jumlah warga dunia yang terpapar Virus Corona baru terus bertambah. Jumlah pasien yang sembuh pun juga demikian.

Berdasarkan peta Coronavirus COVID-19 Global Cases by Johns Hopkins CSSE pada hari ini per pukul 10.42 pagi telah mencapai 785.709 kasus. 165.837 di antaranya telah dinyatakan sembuh.

Jumlah kesembuhan pasien Virus Corona COVID-19 paling besar tercatat di China, yang mencapai 76.192 dan Spanyol dengan 16.780 orang pulih.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak Video Berikut Ini:

Corona COVID-19 di Amerika Serikat

Kepala WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus (AFP)
Kepala WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus (AFP)

Amerika Serikat telah tercatat sebagai negara yang memiliki kasus terbesar yang mencapai 164.274 dengan 3.040 kematian dan 5.847 pasien sembuh.

Saat ini, Italia, Spanyol dan China tercatat sebagai negara dengan kasus terbesar setelah Amerika Serikat dalam data peta Coronavirus COVID-19 Global Cases by Johns Hopkins CSSE yang dikutip Selasa, (31/3/2020).

Jumlah kasus infeksi Virus Corona COVID-19 terbesar kedua tercatat di Italia, yang mencapai 101.739 kasus dengan 14.620 orang yang pulih.

Kasus infeksi COVID-19 terbesar ketiga tercatat di Spanyol, yang mencapai 87.956 kasus. Lalu China, yang mencapai 82.240 kasus.

Selain Italia, Spanyol, dan China, kasus lain mencapai lebih dari 60.000 tercatat di Jerman, yang memiliki 66.885 kasus.

Jumlah kesembuhan pasien Virus Corona COVID-19 di Jerman tercatat sebanyak 13.500 dengan 645 kematian.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya