23 April Hari Buku Sedunia, Saatnya Buku Jadi Jendela Dunia di Tengah Pandemi Corona

23 April 2020 ditetapkan PBB sebagai Hari Buku Internasional sedunia.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Apr 2020, 11:24 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2020, 11:24 WIB
Dianggap Mendatangkan Arwah Jahat, Novel Harry Potter Dicabut dari Sekolah AS
Ilustrasi buku Harry Potter. (dok. Pixabay/Novi Thedora)

Liputan6.com, Jakarta Pada saat secara global sebagian besar sekolah ditutup dan orang-orang harus membatasi waktu di luar rumah, kekuatan buku dapat dimanfaatkan untuk masa isolasi akibat pandemi Virus Corona COVID-19.

Selain itu, buku juga dapat memperkuat ikatan antar orang, memperluas wawasan, sambil merangsang pikiran dan kreativitas.

Penting untuk meluangkan waktu membaca sendiri atau bersama anak-anak Anda.

Berbicara soal membaca, hari ini tepatnya 23 April, dunia memperingatinya sebagai World Book and Copyright Day (Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia) atau dikenal dengan Hari Buku Internasional atau Hari Buku Sedunia.

PBB menetapkan 23 April sebagai Hari Buku Internasional.

Itu adalah momen yang tepat untuk merayakan pentingnya membaca, menumbuhkan minat baca anak-anak, dan mempromosikan cinta sastra serta integrasi seumur hidup ke dalam dunia kerja.

Melalui membaca dan merayakan Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia, seperti dikutip dari un.org, Kamis (23/4/2020), kita dapat membuka diri untuk orang lain terlepas dari jarak. Kita dapat melakukan perjalanan berkat imajinasi.

Dari tanggal 1 hingga 23 April, UNESCO pun berbagi kutipan, puisi, dan pesan untuk melambangkan kekuatan buku dan mendorong minat baca sebanyak mungkin. Dengan menciptakan rasa kebersamaan melalui pembacaan bersama dan pengetahuan yang dibagikan, pembaca di seluruh dunia dapat terhubung dan saling membantu mengurangi kesepian.

Dalam keadaan seperti itu, UNESCO mengundang siswa, guru, dan pembaca dari seluruh dunia, serta seluruh industri buku dan layanan perpustakaan, untuk bersaksi dan mengekspresikan kecintaan mereka terhadap membaca. Dengan membagikan pesan positif kepada orang lain melalui hashtag #StayAtHome dan #WorldBookDay.

Semakin banyak orang yang bisa kita jangkau, semakin banyak orang yang bisa ditolong. 

Pada masa pandemi [Corona](global "") COVID-19 ini, buku juga menjadi jendela dunia saat isolasi. Berimajinasi berjalan-jalan di dunia tanpa keluar rumah.

Bonusnya, dengan membaca kita bisa terhindar dari fake news yang marak beredar di tengah pandemi Corona COVID-19. Hal itu membuat kita tidak mudah menerima atau meneruskan informasi yang salah kepada orang lain.

Berikut ini serba-serbi soal Hari Buku Sedunia yang jatuh pada 23 April, dikutip dari un.org dan hindustantimes.com:

1. Tanggal 23 melambangkan lahirnya dan meninggalnya penulis terkenal di dunia

Buku cerita anak
Buku cerita anak (Photo by Josh Applegate on Unsplash)

Tahukah kamu bahwa pada tanggal 23 April tahun 1616 penulis terkenal seperti Cervantes, Shakespeare dan Inca Garcilaso de la Vega menindalaggal dunia. Mereka adalah beberapa sosok penting dalam dunia penulisan. 

Namun di saat yang sama, seperti yang dikutip dari un.org, 23 April juga menandakan lahirnya sejumlah penulis terkenal dunia lainnya.  Maurice Druon, Haldor K.Laxness, Vladimir Nabokov, Josep Pla dan Manuel Mejía Vallejo.

2. Ide cetusan penulis asal Valencia

Tips Menata Buku di Rumah
Tips Menata Buku di Rumah (Sumber: Pixabay)

Awalnya Hari Buku Internasional ini merupakan cetusan seorang penulis asal Valencia, Vicente Clavel Andres seperti yang dikutip dari Hindustan. Hari Buku Internasional ini pertama kali diresmikan pada Konferensi UNESCO tahun 1995 yang berada di Prancis. 

Hari Buku ini diselenggarakan untuk mengenang para penulis sebelumnya, sekaligus menemukan kenikmatan dalam membaca buku. 

3. Kuala Lumpur ditunjuk sebagai UNESCO’s World Book Capital 2020

Berwisata ke Malayasia, Jangan Lupa Kunjungi Tempat Ini
Petronas Twin Tower (liputan6)

Tahun ini, Hari Buku International akan dirayakan secara online dan Kuala Lumpur ditunjuk sebagai World Book Capital 2020. Dalam kutipan The Star, Hari Buku Internasional akan dirayakan melalui platform seperti Facebook dan Instagram. 

Peluncuran digital akan dimulai dengan pidato oleh Direktur Jenderal Unesco Audrey Azoulay, dan walikota Kuala Lumpur Datuk Nor Hisham A. Dahlan. Ini akan diikuti oleh pembacaan puisi oleh aktor dan sutradara Adlin Aman Ramli, yang akan membaca puisi baru Merindui Buku.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya