Arsitek Perang Irak Ingin Donald Trump Kalah Pilpres AS 2020

Colin Powell yang menjadi Menlu AS saat Perang Irak dimulai siap mendukung lawan Donald Trump di Pilpres 2020.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 09 Jun 2020, 09:00 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2020, 09:00 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kanan), bersama istrinya Melania Trump (kiri) sesaat sebelum turun dari pesawat kepresidenan Air Force One (AFP/Saul Loeb)
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kanan), bersama istrinya Melania Trump (kiri) sesaat sebelum turun dari pesawat kepresidenan Air Force One (AFP/Saul Loeb)

Liputan6.com, Washington, D.C. - Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Colin Powell, siap membantu agar Presiden Donald Trump lengser tahun ini. Ia menyebut akan mendukung capres Joe Biden dari Partai Demokrat. 

Powell adalah menlu AS di era George H.W. Bush. Sebagai menteri, Powell mendukung Perang Irak dan menyebut Saddam Hussein memiliki senjata pemusnah massal.

Berbicara dalam program "State of Union" di stasiun televisi CNN, Powell – yang berdinas di bawah kepemimpinan presiden dari Partai Republik, George H.W. Bush dan George W. Bush – mengatakan tidak akan memilih Donald Trump dalam pilpres November mendatang.

"Dalam hal apapun saya tidak dapat mendukung Presiden Trump tahun ini," ujar Powell seperti dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (9/6/2020).

Powell mengatakan ia "sangat dekat dengan Joe Biden dalam isu-isu sosial dan politik."

"Saya bekerja bersama Biden selama 35, atau 40 tahun, dan kini ia merupakan kandidat presiden, dan saya akan mendukungnya," ujar Powell, dan menambahkan bahwa ia tidak diminta untuk berkampanye bagi Biden dan menduga ia juga tidak akan diminta berkampanye oleh Joe Biden.

Presiden Donald Trump langsung mengkritik Colin Powell karena mendukung Joe Biden. Trump menyalahkan Powell karena menyeret AS ke peperangan di Timur Tengah.

"Bukankah Powell berkata Irak memiliki 'senjata pemusnah massal?' Mereka tidak punya, tetapi kita berangkat perang!" ujar Trump via Twitter.

Semasa kampanye di 2016, posisi Donald Trump adalah menolak Perang Irak. Posisi itu terbilang cukup berani mengingat Trump maju lewat Partai Republik yang konservatif.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Joe Biden Sebut Donald Trump Pemimpin Terburuk

Joe Biden saat menerima penghargaan Presidential Medal of Freedom.
Joe Biden saat menerima penghargaan Presidential Medal of Freedom. (AP)

Mantan Wapres Amerika Serikat Joe Biden yang kini maju sebagai Capres AS 2020 semakin garang menyerang Presiden Donald Trump. Di tengah pandemi Virus Corona dan demo anti-rasisme, Biden menyerang Trump yang dinilai tak becus memimpin.

"Donald Trump adalah orang yang terburuk untuk memimpin kita pada situasi ini," ujar Biden via Twitter, Senin (8/6/2020). 

Serangan Joe Biden kepada Donald Trump semakin intens dan bisa berlangsung tiap hari. Pada tempo 24 jam, Biden juga menyerang gaya komunikasi Presiden Trump yang dianggap menyulut perpecahan dan kebencian di tengah unjuk rasa anti-rasisme di AS.

 Ketika demo anti-rasisme sedang memanas, Presiden Trump sempat memicu kontroversi karena mengancam penjarah dengan tembakan.

"Kita tidak bisa memberikannya empat tahun lagi di Gedung Putih," kata Joe Biden.

Efek ekonomi pandemi corona turut menjadi amunisi bagi Joe Biden. Pengangguran yang meroket di AS akibat corona disebut sebagai kesalahan Donald Trump yang gagal bertindak.

Pada April lalu, pengangguran di AS mencapai 20 juta orang. Jumlah sudah mulai turun pada bulan lalu berkat tambahan 2,5 juta pekerjaan.

Joe Biden mendapat dukungan dari Barack Obama dan Hillary Clinton. Pesaing Biden di tubuh partai seperti Senator Bernie Sanders, Senator Elizabeth Warren, dan Senator Amy Klobuchar juga kompak mendukung Biden.

Belum jelas siapa wakil presiden Biden. Namun, Joe Biden sempat berkata ingin punya wapres perempuan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya