Benarkah Minum Terlalu Banyak Alkohol Bisa Membunuh Sel Otak?

Jika ingin tahu efeknya, perhatikan teman Anda yang mabuk. Apakah alkohol bisa membuat orang berubah sikap?

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 16 Jun 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2020, 21:00 WIB
ilustrasi mengonsumsi alkohol membuat susah tidur/pexels
ilustrasi mengonsumsi alkohol membuat susah tidur/pexels

Liputan6.com, Jakarta - Perhatikan dengan saksama seseorang yang minum beberapa gelas minuman beralkohol. Maka, Anda akan menemukan bukti jelas bahwa alkohol bereaksi sesuatu pada otak mereka.

Mereka tersandung, mengomel kata-kata yang tak jelas, kehilangan kendali emosi mereka, dan melupakan banyak hal, demikian dikutip dari laman Mentalfloss.com, Selasa (16/6/2020).

Beberapa orang telah mencoba menjelaskan perilaku ini sebagai akibat dari kematian sel yang disebabkan oleh alkohol.

Peneliti menyebut, tiga botol bir mengandung alkohol bisa membunuh 10.000 sel otak.

Alkohol memang merusak sebagian dari 86 miliar sel otak Anda, atau neuron, yang mengirimkan pesan listrik dan kimia di dalam otak dan di antara itu dan bagian tubuh lainnya.

Etil alkohol (jenis yang ditemukan dalam minuman memabukan, juga dikenal sebagai etanol) dapat membunuh sel dan mikroorganisme.

Itulah yang membuatnya menjadi antiseptik yang efektif. Untungnya, ketika Anda minum minuman beralkohol, tubuh Anda mencoba untuk tidak membiarkan semua etanol itu berkeliaran tanpa pengawasan.

Enzim dalam hati Anda mengubahnya terlebih dahulu menjadi asetaldehida (yang sangat beracun) dan kemudian menjadi asetat, yang dipecah menjadi air dan karbon dioksida dan dihilangkan oleh tubuh Anda.

Hati hanya bisa bekerja sangat cepat, memproses sekitar 12 ons bir, 5 ons anggur, atau 1,5 ons alkohol suling per jam.

Jika Anda minuman dengan cukup cepat maka hati Anda tidak dapat mengikutinya, minuman beralkohol yang berlebih menggantung di dalam darah dan menyebar ke seluruh tubuh hingga dapat diproses.

 

Simak video pilihan berikut:

Kematian Neuron

Minuman Beralkohol Vodka
Ilustrasi Foto Minuman Keras Vodka (iStockphoto)

Ketika alkohol ini mencapai otak, ia tidak membunuh sel. Apa yang dilakukannya adalah menghambat komunikasi antara dendrit, atau koneksi percabangan di ujung neuron yang mengirim dan menerima informasi antar neuron, di otak kecil, bagian otak yang terlibat dalam koordinasi motorik. Komunikasi yang buruk ini menghasilkan beberapa gangguan khas keracunan.

Para peneliti di Universitas Washington di St. Louis menemukan bahwa alkohol, bahkan ketika diterapkan langsung ke neuron, tidak membunuh mereka.

Itu hanya mengganggu cara mereka mengirimkan informasi. Secara khusus, para peneliti menunjukkan bahwa alkohol menyebabkan reseptor tertentu pada neuron untuk memproduksi steroid yang menghambat pembentukan memori.

Beberapa pecandu alkohol dapat mengalami kematian neuron sebagai bagian dari kelainan otak yang disebut sindrom Wernicke-Korsakoff. Dalam kasus ini, bukti sekali lagi menunjukkan bahwa penyakit dan kematian sel tidak disebabkan oleh alkohol itu sendiri, tetapi kekurangan B1 (atau tiamin) dan kekurangan gizi umum yang sering berjalan seiring dengan alkoholisme.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya