Australia Berharap Perdamaian Terjadi Antara Israel dan Palestina

Australia berharap Israel dan Palestina di masa mendatang bisa hidup berdampingan dengan berdamai dan saling menjaga keamanan secara internasional.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 02 Jul 2020, 21:28 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2020, 21:28 WIB
Israel Hancurkan Rumah-Rumah Warga Palestina di Yerusalem
Seorang tentara Israel berjaga di depan bangunan Palestina yang telah dihancurkan di Tepi Barat (22/7/2019). Israel kembali menghancurkan sejumlah rumah Palestina yang dianggapnya dibangun secara ilegal di selatan Yerusalem. (AFP Photo/Hazem Bader)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Untuk Perempuan Marise Payne menyatakan bahwa Australia merupakan pihak yang mendukung perdamaian antara Israel dan Palestina.

Ia juga berharap, Israel dan Palestina di masa mendatang bisa hidup berdampingan dengan berdamai dan saling menjaga keamanan secara internasional.

"Kami mendesak semua pihak untuk menahan diri dari tindakan yang mengurangi prospek untuk solusi dua negara yang dinegosiasikan," ujar Payne.

"Seperti, tindakan kekerasan dan terorisme termasuk serangan roket terhadap warga sipil, dan alokasi tanah, pembongkaran, dan aktivitas pemukiman."

Dalam situasi ini, Australia juga mengikuti dengan penuh perhatian langkah yang mungkin terjadi menuju aneksasi unilateral atau perubahan status wilayah di Tepi Barat.

Menurutnya, fokus dibutuhkan pada pengembalian negosiasi langsung dan murni antara Israel dan Palestina untuk pengaturan perdamaian yang abadi dan tangguh, sesegera mungkin.

"Australia telah mengemukakan keprihatinan kami kepada Israel sehubungan dengan indikasi aneksasi, dan saya telah melakukannya secara langsung dengan rekan saya dari Israel."

Simak video pilihan berikut:

Tanggapan Inggris

Kemunculan Pertama PM Inggris
PM Inggris, Boris Johnson selesai memberikan pernyataan pada hari pertamanya kembali bekerja setelah pulih dari virus Corona di Downing Street, London, Senin (27/4/2020). Ini menjadi kemunculan pertama PM Johnson di depan publik setelah hampir sebulan terinfeksi COVID-19. (AP/Frank Augstein)

Rencana pemerintah Israel untuk mencaplok Tepi Barat ditolak oleh Inggris. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meminta Israel untuk kembali ke meja negosiasi.

Pemikiran PM Johnson diungkapkan dalam sebuah artikel eksklusif bersama media Israel, Yediot Ahronot. Ia berkata ada jalan alternatif ketimbang aneksasi.

Menurutnya, lebih baik menggunakan energi untuk kembali ke meja perundingan agar ada damai di antara Israel dan Palestina.Kedua negara pun diminta berkompromi.

"Saya tidak meremehkan tantangan-tantangan yang menghalangi jalan menuju perdamaian abadi. Tetapi saya percaya bahwa satu-satunya jalan mencapai keamanan sejati dan abadi bagi Israel, tanah air umat Yahudi, adalah melalui solusi yang memberikan keadilan dan keamanan bagi kedua rakyat Israel dan Palestina," ujar PM Johnson, seperti dikutip The Jerusalem Post.

PM Johnson pun percaya hal itu bisa direalisasikan. Selain itu, ia berkata bangga atas peran Inggris dalam membangun Israel lewat Deklarasi Balfour pada 1917.

Deklarasi itu merupakan surat dukungan Inggris kepada Lionel Walter Rothschild terhadap adanya negara bagi warga Yahudi di Palestina yang waktu itu merupakan wilayah Kesultanan Utsmani. Hanya saja, PM Johnson menekankan bahwa deklarasi itu belum menyelesaikan tujuannya sampai ada perdamaian antara Israel dan Palestina.

"Satu-satunya cara adalah agar kedua belah pihak kembali ke meja perundingan (negosiasi). Ini harus menjadi tujuan kita. Aneksasi hanya menjauhkan kita dari itu," lanjut PM Johnson.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya