Update 13 Juli: 1.175 WNI Tertular Corona COVID-19 di Luar Negeri, Kasus Timur Tengah Naik

Apakah Timur Tengah sudah menjadi hotspot Virus Corona (COVID-19) bagi WNI?

oleh Tommy K. Rony diperbarui 13 Jul 2020, 13:22 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2020, 13:22 WIB
Gambar ilustrasi ini dengan izin dari National Institutes of Health pada 27 Februari 2020. Menunjukkan mikroskopis elektron transmisi SARS-CoV-2 juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus yang menyebabkan Corona COVID-19. (AFP/National Institutes of Health).
Gambar ilustrasi ini dengan izin dari National Institutes of Health pada 27 Februari 2020. Menunjukkan mikroskopis elektron transmisi SARS-CoV-2 juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus yang menyebabkan Corona COVID-19. (AFP/National Institutes of Health).

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri mencatat pertambahan WNI yang tertular Virus Corona (COVID-19) di Timur Tengah. Berdasarkan data terkini, daerah Timur Tengah terlihat seperti hotspot infeksi SARS-CoV-2 bagi WNI.

Per Senin (13/7/2020), ada tambahan WNI yang tertular corona di Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, dan Sudan. Ada pula tambahan meninggal dunia di Arab Saudi, sehinggga totalnya 47 WNI meninggal.

"Total WNI terkonfirmasi COVID-19 di luar negeri adalah 1.175: 772 sembuh, 90 meninggal dan 313 dalam perawatan," tulis @Kemlu_RI.

Kasus positif dan kematian WNI di Arab Saudi akibat Corona adalah yang tertinggi di dunia. Rinciannya ada 178 kasus engan 52 sembuh, 79 dirawat, dan 47 meninggal dunia.

Kasus-kasus di negara Timur Tengah lain juga tinggi. Kasus di Kuwait ada 96 dengan 84 orang sembuh. Kasus di Uni Emirat Arab ada 56 dan di Qatar telah mencapai 100 denngan 70 pasien sembuh.

Berikut petanya:

Menurut data tersebut, WNI yang berada di Asia Timur cenderung lebih aman dari Virus Corona COVID-19. Di Taiwan hanya ada 3 kasus yang sudah sembuh semua, di Korea Selatan ada 8 kasus, dan di Jepang hanya 2 kasus.

Di negara-negara Eropa, kasus WNI yang tertular Virus Corona COVID-19 juga relatif sedikit. Kasus di Belanda, Belgia, Italia, Rusia, Swedia, dan Prancis ada di bawah angka 10.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Kasus Impor Corona Meningkat di Indonesia

Jokowi Meninjau Kesiapan Prosedur New Normal di Stasiun MRT
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai meninjau kesiapan penerapan prosedur standar New Normal di Stasiun MRT Bundaran HI, Selasa (26/5/2020). Jokowi meninjau kesiapan fasilitas umum untuk mendukung tatanan new normal. (Tribunnews/Irwan Rismawan/Pool)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyoroti kasus Virus Corona atau COVID-19 di Tanah Air yang melonjak beberapa hari terakhir. Dia meminta agar dilakukan pengendalian mobilitas warga di perbatasan dan perjalanan transportasi lintas wilayah.

"Pengendalian wilayah perbatasan dan perjalanan serta transportasi lintas wilayah, ini betul-betul kita harus jadi kan perhatian lagi," ujar Jokowi saat memimpin rapat terbatas, Senin (13/7/2020). 

Hal tersebut dinilai perlu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus Corona. Jokowi melihat, kasus positif Corona dari luar negeri akhir-akhir ini meningkat.

"Karena imported case dari luar negeri juga kita lihat meningkat," ucap dia.

Jokowi juga meminta jajarannya untuk fokus melakukan testing, tracing, dan treatment untuk menekan jumlah kasus COVID-19 di sejumlah daerah. Ada 8 provinsi yang mendapat perhatian khusus dari Jokowi.

"Tetap pada concern kita untuk memasifkan 3T, testing, tracing, dan treatment dengan prioritas khusus testing, tracing, dan treatment ini di 8 provinsi yaitu (di antaranya) Jatim, DKI Jakarta, Jabar, Sulsel, Jateng, Sumut, dan Papua," jelas Jokowi.

Jokowi meminta agar tes terkait virus Corona melalui metode polymerase chain reaction (PCR) semakin ditingkatkan. Caranya, kata dia, dengan memperbanyak jumlah laboratorium di daerah-daerah serta mobile lab PCR.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya