Presiden Turki Erdogan Sebut Kebangkitan Hagia Sophia Tanda Pembebasan Masjid Al-Aqsa

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berkata status Haghia Sophia yang menjadi masjid merupakan tanda pembebasan masjid Al-Aqsa.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 13 Jul 2020, 20:50 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2020, 20:50 WIB
Hagia Sophia
Kendaraan polisi berpatroli di depan Hagia Sophia di Istanbul pada 11 Juli 2020. Pemerintah Turki memutuskan untuk mengembalikan status Hagia Sophia menjadi masjid setelah difungsikan sebagai museum. (Ozan KOSE/AFP)

Liputan6.com, Istanbul - Pemerintah Turki baru saja mengganti status Hagia Sophia dari museum menjadi masjid. Hagia Sophia diubah menjadi museum Mustafa Kemal Atatürk menjabat Presiden Turki. 

Keputusan Atatürk dianggap ilegal oleh pengadilan Turki. Kini, mulai akhir Juni, Hagia Sophia akan kembali bisa digunakan sebagai tempat ibadah umat Muslim. 

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga berkata, "kebangkitan Hagia Sophia" merupakan tanda pembebasan masjid Al-Aqsa," seperti dilaporkan Anadolu Agency, Senin (13/7/2020).

Erdogan yang berkuasa selama 17 tahun sebagai perdana menteri dan presiden Turki menolak intervensi asing terkait status Hagia Sophia. Erdogan pun meminta Hagia Sophia tetap sebagai museum sama saja seperti meminta agar bangunan-bangunan di Vatikan dijadikan museum. 

Paus Fransiskus sudah mengekspresikan rasa kecewa terhadap perubahan status Hagia Sophia.

Pengadilan Turki menyatakan status Hagia Sophia sebagai masjid adalah persembahan dari Sultan Mehmed II setelah menaklukan Konstantinopel (Istanbul) pada 1453. Sebelumnya, Hagia Sophia adalah gereja milik Kekaisaran Bizantium.  

Hagia Sophia selesai dibangun di masa pemerintahan Kaisar Yustinianus I pada 537. Seribu tahun kemudian, kampanye militer Sultan Mehmed II mengakhiri kekuasaan Kekaisaran Bizantium dan Hagia Sophia diubah menjadi masjid.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Paus Fransiskus Kecewa

Imam Besar Al-Azhar Bertemu Paus Fransiskus di Vatikan
Pemimpin umat Katolik dunia, Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Al-Azhar, Ahmed al-Tayeb bertukar hadiah pada sebuah pertemuan pribadi di Vatikan, Selasa (7/11). (L'Osservatore Romano/Pool via AP)

Paus Fransiskus mengatakan dirinya "terluka" atas keputusan Turki untuk mengembalikan Hagia Sophia di Istanbul menjadi masjid. Berbicara dalam sebuah misa di Vatikan, pemimpin Katolik Roma itu mengaku ia "memikirkan Istanbul".

Hagia Sophia dibangun sebagai katedral hampir 1.500 tahun lalu dan diubah menjadi masjid setelah penaklukan Kekaisaran Utsmaniyah pada 1453.

Mengutip BBC, situs Warisan Dunia UNESCO itu dijadikan museum pada 1934 melalui kekuasaan pendiri Republik Turki, Mustafa Kemal Ataturk. 

Namun awal pekan ini, pengadilan Turki membatalkan status museum yang disandang situs itu, dan menyatakan penggunaannya selain untuk masjid "tidak dimungkinkan secara hukum".

Paus Fransiskus hanya berbicara beberapa patah kata tentang perkara ini, "Saya memikirkan Istanbul. Saya memikirkan Santa Sophia dan saya sangat terluka."

 

Tetap Terbuka untuk Semua Umat

Hagia Sophia
Turis mengunjungi bagian dalam Hagia Sophia di Istanbul, Turki pada 10 Juli 2020. Bangunan ini ini memiliki gaya arsitektur dari gabungan kontras dua agama, yakni arsitektur Kristen dan arsitektur Islam. (Ozan KOSE/AFP)

Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan salat berjemaah pertama akan diadakan di Hagia Sophia pada 24 Juli.

Tak lama setelah pengumuman, suara azan pertama dikumandangkan di situs web dan disiarkan di semua saluran berita utama Turki.

Saluran media sosial Hagia Sophia juga telah dihapus. Kelompok Islamis di Turki telah lama meminta Hagia Sophia untuk dikembalikan menjadi masjid, tetapi para anggota kelompok oposisi yang berpaham sekuler menentang langkah itu.

Membela keputusannya, Presiden Erdogan menekankan negara telah melaksanakan hak kedaulatannya. Ia menambahkan, Hagia Sophia akan tetap terbuka untuk semua Muslim, non-Muslim, dan pengunjung dari luar negeri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya