Liputan6.com, New Delhi- Sebanyak 1.302 dokter di India yang terinfeksi dan 99 meninggal dunia akibat Virus Corona COVID-19, menurut Asosiasi Medis India. Fakta ini memunculkan permintaan untuk mempersingkat jam kerja bagi petugas kesehatan menyusul kekhawatiran keamanan.
Organisasi sukarela untuk para dokter di India tersebut juga mengatakan bahwa tingkat kematian di antara dokter adalah 7,6 persen, jauh lebih tinggi dari rata-rata nasional yang sekitar 2,5 persen.
Baca Juga
Jumlah kasus Virus Corona di India telah bertambah sebanyak 32.695 pada 16 Juli. Di hari tersebut, Kementerian Kesehatan juga melaporkan rekor jumlah 606 kematian dalam 24 jam terakhir.Â
Advertisement
Dengan kasus dan kematian akibat virus yang kian bertambah, membuat lockdown baru harus diberlakukan di tempat wisata populer yaitu pantai Goa barat, meskipun baru 2 pekan yang lalu destinasi tersebut sudah dibuka untuk wisatawan.Â
Hingga pada Jumat (17/7) hari ini, kasus Corona COVID-19 di India telah menembus 1 Juta.
Sekitar puluhan negara bagian di India, termasuk Maharashtra, Tamil Nadu, Benggala Barat dan Assam, telah memberlakukan lockdown bagi daerah-daerah yang berisiko, dan hanya mengizinkan persediaan makanan penting dan layanan kesehatan.
Selain itu, penerapan lockdown selama tiga hari juga diumumkan oleh pejabat Negara Bagian Goa, Pramod Sawant, dan jam malam di tempat wisata backpacking yang populer, mulai Kamis malam.
Pramod Sawant juga mengatakan bahwa banyak yang melanggar aturan jarak sosial di daerahnya.Â
Dalam dua pekan terakhir, hampir 40.000 orang menerima denda masing-masing sebesar 100 rupee atau sekitar Rp.19.000 karena tidak mengenakan masker, demikian seperti dikutip dari Associated Press, Jumat (17/7/2020).
Â
Saksikan Video Berikut Ini:
1.000 Kasus Virus Corona dalam Sehari di Bihar
Sementara di Negara Bagian Bihar Timur, lockdown selama dua pekan juga dimulai pada 16 Juli, dengan populasi wilayah tersebut sebanyak 128 juta dan sistem kesehatan yang lemah.
Bihar telah melaporkan lebih dari 1.000 kasus dalam sehari meskipun terbatasnya pengujian untuk Virus Corona.
Para ahli mengatakan bahwa ekonomi yang membaik di India pada bulan Juni setelah pemberlakuan lockdown nasional dilonggarkan, telah menghadapi halangan lagi akibat rangkaian lockdown lokal di daerah-daerah berisiko tinggi.
Pada pekan lalu, Menteri India untuk Usaha Kecil dan Menengah, Nitin Gadkari, mengatakan bahwa para ahli memperkirakan kerugian sebesar US$133,3 miliar atau setara Rp. 1,9 Kuadriliun pada tahun berikutnya.
Tingkat pemulihan di India telah meningkat menjadi 63,24 persen dan peningkatan dalam kasus yang pulih didorong oleh banyaknya pengujian, diagnosis yang tepat waktu, dan manajemen yang efektif dari baiknya penanganan pasien melalui karantina yang diawasi atau perawatan rumah sakit, kata Kementerian Kesehatan India.
Selain itu, mereka juga mengatakan bahwa India mengikuti pedoman WHO dari 140 tes per hari per 1 juta orang.
Dengan percepatan kasus baru, strategi India harus fokus pada menjaga angka serendah mungkin dan menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa, kata Direktur Harvard Global Health Institute, Dr. Ashish Jha.
Advertisement