3-8-1958: Kisah Kapal Selam Pertama yang Menjelajah di Bawah Es Kutub Utara

Pada 3 Agustus 1958, kapal selam nuklir AS USS Nautilus menyelesaikan pelayaran pertama ke bawah lapisan es Kutub Utara.

oleh Hariz Barak diperbarui 22 Sep 2020, 12:55 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2020, 06:00 WIB
USS Nautilus pada 20 Januari 1955 (US Nautilus / US Navy / Public domain)
USS Nautilus pada 20 Januari 1955 (US Nautilus / US Navy / Public domain)

Liputan6.com, Washington DC - Pada 3 Agustus 1958, kapal selam nuklir AS, USS Nautilus menyelesaikan pelayaran pertama ke bawah lapisan es Kutub Utara. Kapal selam nuklir pertama di dunia, Nautilus menyelam di Point Barrow, Alaska, dan melakukan perjalanan hampir 1.000 mil di bawah lapisan es Kutub Utara.

Nautilus kemudian berlayar ke Islandia, memelopori rute pelayaran baru yang lebih pendek dari Pasifik ke Atlantik dan Eropa, demikian seperti dikutip dari History, Senin (3/8/2020).

USS Nautilus dibuat di bawah arahan Kapten Angkatan Laut AS Hyman G. Rickover, seorang insinyur kelahiran Rusia yang bergabung dengan program atom AS pada tahun 1946.

Pada 1947, ia ditugaskan untuk menangani program propulsi nuklir angkatan laut dan mulai bekerja di kapal selam atom. Dianggap sebagai fanatik oleh para pencela, Rickover berhasil mengembangkan dan memberikan kapal selam nuklir pertama di dunia lebih cepat dari jadwal.

Pada tahun 1952, lunas USS Nautilus diletakkan oleh Presiden Harry S. Truman, dan pada 21 Januari 1954, ibu negara Mamie Eisenhower memecahkan sebotol sampanye di busurnya ketika diluncurkan ke Sungai Thames di Groton, Connecticut.

Kapal itu berdinas untuk pertama kalinya pada 30 September 1954, menjadi kapal perdana yang beroperasi di bawah tenaga nuklir pada pagi hari 17 Januari 1955.

Jauh lebih besar dari kapal selam diesel-listrik yang mendahuluinya, Nautilus membentang 319 kaki dan memiliki bobot 3.180 ton. Kapal itu bisa tetap terendam untuk periode yang hampir tak terbatas karena mesin atomnya tidak membutuhkan udara dan hanya sejumlah kecil bahan bakar nuklir.

Reaktor nuklir bertenaga uranium menghasilkan uap yang menggerakkan turbin propulsi, memungkinkan USS Nautilus untuk melakukan perjalanan di bawah air dengan kecepatan lebih dari 20 knot.

 

Simak video pilihan berikut:

Operation Northwest Passage

Ilustrasi kutub utara (AFP/Tore Meek)
Ilustrasi kutub utara (AFP/Tore Meek)

Pada tahun-tahun awal layanannya, USS Nautilus memecahkan banyak catatan perjalanan kapal selam dan pada 23 Juli 1958, berangkat dari Pearl Harbor, Hawaii untuk melaksanakan Operation Northwest Passage --perjalanan pertama ke Kutub Utara dengan kapal selam.

Ada 116 pria di atas kapal untuk perjalanan bersejarah ini, termasuk Komandan William R. Anderson, 111 perwira dan kru, dan empat ilmuwan sipil.

The Nautilus menuju utara melalui Selat Bering dan tidak naik ke permukaan sampai mencapai titik Barrow, Alaska, di Laut Beaufort. Pada 1 Agustus, kapal selam meninggalkan pantai utara Alaska dan menyelam di bawah lapisan es Kutub Utara.

Kapal selam itu bergerak pada kedalaman sekitar 500 kaki, dan lapisan es di atas memiliki ketebalan bervariasi dari 10 hingga 50 kaki, dengan matahari tengah malam di Arktik bersinar dalam berbagai derajat melalui es biru.

Pada 11:15 siang EDT pada 3 Agustus 1958, Komandan Anderson mengumumkan kepada krunya: "Untuk dunia, negara kita, dan Angkatan Laut --Kutub Utara." The Nautilus lewat di bawah kutub utara tanpa berhenti.

Kapal selam itu selanjutnya muncul di Laut Greenland antara Spitzbergen dan Greenland pada 5 Agustus. Dua hari kemudian, kapal selam itu mengakhiri perjalanan bersejarahnya di Islandia. Untuk komando selama perjalanan bersejarah, Presiden Dwight D. Eisenhower menganugerahi Anderson dengan penghargaan Legiun Merit.

Setelah karier selama 25 tahun dan hampir 500.000 mil pelayaran, Nautilus dinonaktifkan pada 3 Maret 1980. Ditunjuk sebagai Landmark Bersejarah Nasional pada tahun 1982, kapal selam nuklir pertama di dunia mulai dipamerkan pada tahun 1986 sebagai Kapal Bersejarah Nautilus di Museum Angkatan Laut di Groton, Connecticut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya