WHO Sebut Eropa Tak Perlu Lockdown Lagi untuk Tangani COVID-19

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Eropa sekarang dapat menangani Virus Corona COVID-19 tanpa menerapkan lockdown.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 21 Agu 2020, 09:29 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2020, 06:30 WIB
Virus Corona COVID-19 dari Mikroskop
Gambar menggunakan mikroskop elektron yang tak bertanggal pada Februari 2020 menunjukkan virus corona SARS-CoV-2 (kuning) muncul dari permukaan sel (merah muda) yang dikultur di laboratorium. Sampel virus dan sel diambil dari seorang pasien yang terinfeksi COVID-19. (NIAID-RML via AP)

Liputan6.com, Jakarta- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa Eropa dapat menangani Virus Corona COVID-19 tanpa menerapkan lockdown. 

Hal tersebut dikatakan karena pihak berwenang kini telah lebih siap dan sudah memperoleh pemahaman tentang cara melawan Virus Corona COVID-19 selama beberapa bulan terakhir.

Dikutip dari AFP, Jumat (21/8/2020), kepala cabang WHO di Eropa, Hans Kluge, menyatakan, "Dengan langkah-langkah dasar nasional dan tambahan yang ditargetkan, kami sekarang berada dalam posisi yang jauh lebih baik untuk membasmi penyebaran virus ini secara lokal".

"Kita bisa menangani virus dan menjaga perekonomian tetap berjalan dan sistem pendidikan tetap beroperasi," tambah Kluge.

Menurut Kluge, Eropa telah mengalami peningkatan yang stabil dalam jumlah kasus selama dua bulan terakhir.

Ada penambahan 40.000 lebih banyak kasus Virus Corona COVID-19 yang dilaporkan pada pekan pertama bulan Agustus, dibandingkan pada bulan Juni ketika kasus berada di titik terendah.

"Tapi kami tidak berada di bulan Februari, kami dapat mengelola virus secara berbeda sekarang dari yang kami lakukan saat COVID-19 pertama kali muncul," terang Kluge.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Berikut Ini:


Saran WHO pada Kemunculan Klaster Virus Corona COVID-19

Virus Corona COVID-19 dari Mikroskop
Gambar tak bertanggal menggunakan mikroskop elektron pada Februari 2020 menunjukkan virus corona SARS-CoV-2, diambil dari seorang pasien yang terinfeksi COVID-19. Setelah sebelumnya dikenal sebagai 2019-nCoV, virus ini merupakan penyebab dari apa yang disebut penyakit COVID-19. (NIAID-RML via AP)

Selain menyerukan untuk menjaga kebersihan tangan, social distancing dan pengujian serta pelacakan nasional, WHO pun juga menyarankan diterapkannya aturan tambahan jika klaster Virus Corona COVID-19 muncul.

Menurut WHO, rata-rata, 26.000 kasus baru Virus Corona COVID-19 dilaporkan setiap hari di Eropa.

Kalangan muda, yang cenderung mengalami gejala yang lebih ringan dan tingkat kematian yang lebih rendah, merupakan salah satu faktor dari terjadinya peningkatan kasus.

Namun dengan kondisi negara yang secara bertahap kembali normal Kluge juga menekankan pentingnya membuka kembali sekolah, mengingat akan adanya dampak negatif dari penutupan sekolah terhadap anak-anak.

Menurut WHO, cabang mereka di Eropa, yang mencakup 55 negara, telah mendaftarkan hampir 4 juta kasus COVID-19 yang dikonfirmasi dan 215.000 kematian terkait dengan virus.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya