Liputan6.com, Washington, D.C. - Presiden Amerika Serikat Donald Trump meraih nominasi Nobel Perdamaian kedua atas jasanya mendamaikan Kosovo dan Serbia. Sebelumnya, Donald Trump baru saja mendapat nominasi karena perdamaian Israel dan Uni Emirat Arab.
Donald Trump mendapatkan nominasi kedua ini dari seorang anggota parlemen Norwegia, yaitu Magnus Jacobsson. Ia mencalonkan menominasikan pemerintahan AS, Kosovo, dan Serbia.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
"Saya telah menominasikan pemerintah AS dan pemerintahan Kosovo dan Serbia untuk Hadiah Nobel Perdamaian atas kerja gabungan mereka untuk perdamaian dan perkembangan ekonomi melalui persetujuan kooperasi yang ditandatangani di Gedung Putih," ujar Magnus Jacobsson via Twitter, seperti dikutip Minggu (13/9/2020).
I have nominated the US Gov. and the governments of Kosovo and Serbia for the Nobel Peace Prize for their joint work for peace and economic development, through the cooperation agreement signed in the White House. Trade and communications are important building blocks for peace. pic.twitter.com/XuhkLbHZAV
— Magnus Jacobsson (@magnusjacobsson) September 11, 2020
Anggota parlemen Norwegia memiliki kekuatan untuk mencalonkan seseorang agar mendapat Nobel Perdamaian. Nominasi pertama yang diraih Donald Trump juga berkat anggota parlemen Norwegia.
Pada 4 September 2020, Perdana Menteri Kosovoa Avdullah Hoti dan Presiden Serbia Aleksandar Vučić datang ke Gedung Putih di Washington, DC. Keduanya sepakat untuk menandatangani normalisasi hubungan ekonomi.
"Dengan fokus pada penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi, kedua negara mampu mencapai terobosan nyata pada kerja sama ekonomi di beragam isu," ujar Presiden Donald Trump seperti dilansir situs resmi Gedung Putih.
"Saya ingin melihat Serbia dan Kosovo sejahtera sebagaimana kita bekerja bersama pada kooperasi ekonomi di daerah tersebut ke depannya," lanjut Donald Trump.
Konflik antara Serbia dan Kosovo dimulai pada 2008 ketika Kosovo memisahkan diri dari Serbia.
Selain berdamai, Serbia dan Kosovo juga sepakat agar memindahkan Kedutaan Besar mereka di Israel menuju Yerusalem. Keputusan itu mendapat penolakan dari Liga Arab.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Perjanjian Abraham
Beberapa hari sebelumnya, anggota parlemen Norwegia Christian Tybring-Gjedde mencalonkan Presiden Donald Trump sebagai penerima Nobel Perdamaian tahun 2021. Prestasi yang dibuat Trump yakni Perjanjian Abraham antara Israel dan Uni Emirat Arab (UEA).
Pemerintahan Trump menjadi sponsor utama perjanjian damai tersebut. Israel dan UEA lantas melakukan normalisasi hubungan diplomatik dan menjalin kerja sama di berbagai bidang, seperti bisnis, penerbangan, dan keamanan.
Donald Trump dicalonkan oleh politisi Norwegia bernama Christian Tybring-Gjedde. Ia menyebut perdamaian Israel dan UEA membuka pintu perdamaian di Timur Tengah.
"Tak masalah apa yang Trump lakukan di negara asalnya dan apa yang ia katakan di konferensi pers, dia benar-benar memiliki kesempatan untuk meraih Hadiah Nobel Perdamaian," ujar Christian Tybring-Gjedde seperti dikutip AP News.
Pencalonan Nobel Perdamaian dapat diberikan oleh anggota parlemen Norwegia. Komite Nobel telah mendapat 318 calon penerima Nobel Perdamaian untuk 2021.
Tahun lalu, pemenang Nobel Perdamaian adalah Perdana Menteri Abiy Ahmed Ali dari Etiopia. Ia menang karena dianggap berhasil berdamai dengan Eritrea terkait perbatasan.
Mantan Presiden Uni Soviet Michael Gorbachev turut memenangkan Nobel Perdamaian karena jasanya mengakhiri Perang Dingin.
Mantan Presiden AS Barack Obama juga pernah menang Nobel Perdamaian karena usahanya melawan senjata nuklir. Kemenangan Obama dikritik berbagai pihak karena dianggap terlalu prematur.
Hadiah Nobel Perdamaian tahun ini akan diumumkan pada Oktober mendatang.
Advertisement