Top 3: Klarifikasi Presiden Prancis dan Mimpi Buruk di Pilpres AS 2020 Jadi Sorotan

Tiga berita terpopuler kanal global Liputan6.com: klarifikasi Presiden Prancis Emmanuel Macron, COVID-19 di ASEAN, dan Pilpres AS 2020

oleh Tommy K. Rony diperbarui 03 Nov 2020, 10:02 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2020, 09:29 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron
Presiden Prancis Emmanuel Macron (tengah) mengunjungi lokasi ledakan yang menghancurkan di pelabuhan Beirut, Lebanon, Kamis (6/8/2020). Presiden Macron tiba di Beirut untuk menawarkan bantuan Prancis ke Lebanon setelah ledakan besar yang meluluhlantakkan Kota Beirut. (AP Photo/Thibault Camus, Pool)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Prancis Emmanuel Macron masih mempertahankan posisinya untuk melawan tindakan Islam radikal. Ia tetap mendukung hak rakyat Prancis dalam kebebasan berekspresi. 

Macron berkata ia tidak serta merta mendukung adanya karikatur Nabi Muhammad yang kontroversial, tetapi dia menegaskan membuat karikatur seperti itu merupakan hak. Ia pun menuliskan penjelasannya di Twitter memakai Bahasa Arab. 

Klarifikasi Presiden Prancis menjadi berita terpopuler di kanal global Liputan6.com pada Selasa (3/11/2020).

Ada pula berita kerja sama ASEAN di tengah pandemi COVID-19, serta seputar pilpres AS 2020 yang jatuh pada hari ini. 

Berikut daftar selengkapnya dalam Top 3 Global :

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


1. Klarifikasi Presiden Prancis Macron Soal Islam, Tulis Cuitan di Twitter Berbahasa Arab

Aksi Mengecam Presiden Prancis, Emmanuel Macron
Pengunjuk rasa berdiri di atas poster bergambar Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam aksi damai di kawasan Sarinah, Jakarta, Senin (2/11/2020). Massa demonstran dari gabungan elemen Islam mengecam pernyataan presiden Emmanuel Macron yang dianggap menghina Islam. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menerima kecaman dari banyak negara dengan mayoritas umat Muslim, termasuk Indonesia atas ucapannya yang dinilai menghina Islam.

Macron yang bermaksud menjunjung hak kebebasan bersuara di Prancis justru dianggap telah merendahkan Islam. Maksudnya untuk menghapus radikalisme di negaranya kemudian dinilai sebagai upaya pembelaan terhadap penghinaan Islam. 

Melalui akun Twitter asli @EmmanuelMacron, ia pun menuliskan beberapa cuitan klarifikasi dalam bahasa Arab.  

Baca selengkapnya...


2. Pandemi COVID-19 Eratkan Hubungan China dan ASEAN

Ini 10 Kandidat yang Masuk Nominasi Person of the Year Versi Majalah Time
Xi Jinping adalah Presiden China, namanya ditulis dalam konstitusi Partai Komunis sehingga menguatkannya sebagai pemimpin negara paling berkuasa dalam beberapa dekade terakhir. (AFP Photo/Pool/Fred Dufour)

Pandemi COVID-19 memaksa banyak orang untuk menghentikan aktivitas pekerjaannya, termasuk kerja sama antar negara yang sedikit banyak telah terhambat dikarenakan aturan pembatasan. 

Kendati demikian, guna meminimalisir dampak sosial ekonomi di tengah masyarakat, para pemerintah negara justru dituntut untuk memperkuat kerja sama dan komunikasi antar negara.

Hal ini lah yang dilakukan oleh pihak ASEAN dan China guna menanggulangi dampak COVID-19 dari sisi ekonomi. 

Baca selengkapnya...


3. Opini: Mimpi Buruk di Pilpres AS 2020

Debat capres antara Donald Trump dan Joe Biden pada Selasa 29 September 2020 yang berlangsung dengan kacau.
Debat capres antara Donald Trump dan Joe Biden pada Selasa 29 September 2020 yang berlangsung dengan kacau. (AFP / JIM WATSON, SAUL LOEB)

Pilpres AS 2020 memang beda dari pilpres-pilpres sebelumnya. Pada pilpres kali ini, pandemi COVID-19 menjadi isu sentral. COVID-19 tidak saja merontokkan ekonomi AS tapi juga elektabilitas Donald Trump. Tidak mengherankan jika saat ini mayoritas lembaga poling atau analis pemilu independen memperkirakan Joe Biden akan akan menang telak pada 3 November. 

Beberapa pollster bahkan menjadikan Pilpres 2020 sebagai pertaruhan terakhir mereka. Salah satunya adalah Frank Luntz, pollster terkemuka untuk para kandidat Partai Republik, yang kali ini memprediksi Biden akan menang. "Jika angka-angka poling kali ini ternyata salah. Jika Donald Trump benar dan para pollster salah memprediksi hasil pilpres kali, maka orang-orang seperti saya harus mencari profesi baru," kata Luntz dalam wawancaranya dengan Bret Baier, chief political correspondent Fox News. 

Baca selengkapnya...

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya