Liputan6.com, New York City - Otoritas pendidikan di New York City memerintahkan sekolah-sekolah di New York City akan kembali tutup akibat naiknya kasus COVID-19. Sistem sekolah di NYC adalah yang terbesar di Amerika Serikat.
Tingkat penularan di NYC pada seminggu terakhir melewati tiga perse sehingga aktivitas di gedung harus dihentikan.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Kanselir Sekolah di NYC, Richard Carranza, menyampaikan kepada semua kepala sekolah bahwa penutupan bersifat sementara hingga penularan COVID-19 menurun.
"Penutupan gedung-gedung bersifat sementara, kita akan bekerja dengan giat bersama lembaga-lembaga lainnya di City dan setiap warga New York untuk menurunkan tingkat penularan dan kembali ke pelajaran tatap muka secepat dan seaman mungkin," ujar Carranza seperti dikutip New York Post, Kamis (19/11/2020).
Perintah ini akan berdampak pada sekitar 300 ribu murid kota yang kini memakai metode blended learning.
New York merupakan daerah terparah di AS yang terdampak COVID-19. Jumlah kematian di sana mencapai 34.817 orang, tertinggi di AS.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Aturan 3 Persen
Wali Kota New York City, Bill de Blasio, kukuh memegang standar 3 persen penularan di wilayahnya.
Sebagian pihak menilai standar 3 persen itu adalah indikator yang usang dari berbulan-bulan lalu.
Gubernur New York Andrew Cuomo juga sempat berkata situasi sudah berubah dan ada cara yang lebih informatif untuk mengambil keputusan. Namun, Gubernur Cuomo menyerahkan masalah penutupan sekolah kepada wali kota.
Berdasarkan data Kementerian Pendidikan AS, tingkat penularan di sekolah relatif rendah, yakni 0,15 persen.
Wali Kota de Blasio bersikeras bahwa standar 3 persen itu adalah tanda ia serius ingin meredam virus.
Advertisement
Vaksin COVID-19 Pfizer Hampir Dapat Izin untuk Penggunaan Darurat di Amerika
Pfizer "sangat dekat" untuk mengajukan persetujuan penggunaan darurat vaksin COVID-19, setelah mengumpulkan data keamanan untuk diserahkan ke regulator AS, kata CEO perusahaan Selasa 17 November, menurut sebuah laporan.
Mengutip Channel News Asia, Rabu 18 November 2020, perusahaan farmasi raksasa itu mengumumkan hasil pendahuluan pada minggu lalu dari uji klinis tahap akhir yang menunjukkan suntikan yang dikembangkan bersama dengan BioNTech Jerman lebih dari 90 persen efektif setelah dosis kedua.
"Kami sangat dekat untuk mengajukan otorisasi penggunaan darurat," kata Albert Bourla kepada situs berita medis Stat.Â
"Kami akan mengumumkannya segera setelah kami melakukannya."
Pfizer sebelumnya mengatakan akan menghubungi Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan AS untuk mengajukan Otorisasi Penggunaan Darurat paling lambat minggu ketiga November, yang berarti pengumuman itu mungkin beberapa hari lagi.
FDA telah memberlakukan persyaratan pada pembuat vaksin COVID-19 untuk memiliki setidaknya tindak lanjut selama dua bulan dengan sukarelawan setelah dosis kedua mereka, diambil 28 hari setelah yang pertama untuk memastikan obat tersebut aman.
Infografis COVID-19
Advertisement