FDA Setujui Babi Genetik untuk Produk Medis dan Makanan Bebas Alergi

FDA menyetujui mengenai babi genetika yang dijadikan sebagai produk medis dan makanan bebas alergi.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Des 2020, 07:02 WIB
Diterbitkan 16 Des 2020, 07:02 WIB
Ilustrasi mimpi, hewan babi
Ilustrasi mimpi, hewan babi. (Photo by Benjamin Wedemeyer on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah menyetujui babi yang dimodifikasi secara genetik untuk dijadikan makanan yang tidak memicu alergi kepada manusia.

Babi genetik itu akan  menghasilkan daging yang aman untuk dikonsumsi, organ dan jaringan yang aman untuk transplatasi, juga untuk penggunaan biomedis lainnya.

Bagi orang yang alergi terhadap senyawa tersebut, atau gula yang ditemukan pada permukaan sel hewan, dikenal sebagai alpha-gal, kata FDA. Ini mungkin akan membantu orang-orang yang memiliki alergi terhadap alpha-gal yang terkadang dipicu adanya gigitan kutu.

“Saat ini persetujuan pertama produk bioteknologi hewan untuk makanan dan sebagai sumber potensial untuk penggunaan biomedis merupakan tonggak yang luar biasa untuk inovasi ilmiah,” kata Komisaris FDA Dr. Stephen Hann, seperti dikutip dari CNN, Rabu (16/12/2020).

Babi genetik itu memiliki lisensi untuk Revivicor Inc, merupakan anak perusahaan dari United Therapeutics, yang menghasilkan mamalia pertama hasil kloning, Dolly the sheep pada 1996. Produk yang dibuat dari tubuh mereka ini dapat digunakan dengan aman oleh orang-orang dengan sindrom alpha-gal, kata pejabat FDA pada konferensi pers.

Ini mungkin termasuk dalam heparin pengencer darah terbuat dari usus babi, serta jaringan atau transplatasi organ. Sebuah perusahaan bernama Xenotherapeutics mempunyai tiga pasien yang terdaftar dalam uji coba keamanan pada fase 1, yang menggunakan kulit babi GalSafe untuk cangkok kulit untuk merawat korban dari luka bakar dengan alergi aplha-gal.

Perusahaan berupaya untuk mendaftarkan tiga orang lagi dalam uji coba ini di Rumah Sakit Umum Massachusetts.

"Di AS, kondisi paling sering terjadi pada saat kutu Lone Star menggigit seseorang dan mengirimkan gula alpha-gal ke dalam tubuh orang tersebut. Pada beberapa orang, hal ini memicu adanya reaksi ringan hingga parah terhadap alpha gal yang merupakan gula yang ditemukan dalam daging merah," kata badan itu dalam sebuah pernyataanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Hanya Beberapa Hewan yang Dapat Dimodifikasi

[Bintang] Babi Guling
Babi Guling, makanan khas Bali. (porkheaven/Instagram)

FDA telah menyetujui, hanya beberapa hewan saja yang dapat dimodifikasi secara genetik yakni satu, salmon yang direkayasa secara genetik merupakan satu-satunya yang sebelumnya disetujui untuk digunakan sebagai makanan. FDA melakukan tinjauan toksikologi.

“Kami telah memeriksa ini, dan itu adalah produk yang aman untuk populasi umum, yakni produksi pada makanan manusia,” kata Dr. Steven Solomon, direktur Pusat Kedokteran Hewan FDA, kepada wartawan.

Pada 2009, FDA menyetujui produk pertama yang dibuat oleh hewan yang direkayasa secara genetik, yaitu antikoagulan yang digunakan sebagai pencegahan terhadap pembekuan darah pada pasien dengan penyakit langka yang dikenal sebagai defisiensi antitrombin herediter.

Produk yang dikenal sebagai Atryn, dibuat dari susu kambil yang merupakan hasil rekayasa dari genetika. Ada juga terapi yang disebut sebagai Kanuma, terbuat dari telur ayam yang direkayasa secara genetik dan digunakan untuk mengobati orang yang kekurangan protein langka dan juga disebut sebagai Sevenfact, yang terbuat dari susu kelinci yang dimodifikasi secara genetik untuk mengobati bentuk tertentu dari hemofilia.

 

 Reporter: Romanauli Debora

Infografis Jangan Remehkan Cara Pakai Masker

Infografis Jangan Remehkan Cara Pakai Masker
Infografis Jangan Remehkan Cara Pakai Masker (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya