Bill Gates Resmi Bercerai, Hasil Studi Harvard: Uang Tak Mampu Membeli Cinta

Dalam pengumuman di akun Twitternya, Bill Gates resmi menyatakan bahwa ia dan Melinda Gates cerai setelah 27 tahun menikah.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Mei 2021, 19:10 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2021, 19:10 WIB
Pernikahan Melinda Gates dan Bill Gates. (Instagram/ melindafrenchgates)
Pernikahan Melinda Gates dan Bill Gates. (Instagram/ melindafrenchgates)

Liputan6.com, Cambridge - Lewat akun Twitternya, Bill Gates menyampaikan bahwa ia dan istrinya, Melinda Gates, memutuskan untuk cerai setelah 27 tahun menikah.

Dalam pernyataan tersebut, ia mengatakan bahwa mereka tidak lagi percaya bahwa keduanya dapat tumbuh bersama sebagai pasangan.

"...kami tidak lagi percaya dapat tumbuh bersama sebagai pasangan dalam fase selanjutnya dalam hidup kami."

Pasangan tersebut menikah pada 1 Januari 1994 dan dikarunai oleh tiga anak.

Menurut Forbes, Bill Gates adalah orang terkaya keempat di dunia setelah Jeff Bezos, Bernard Arnault dan keluarganya, dan Elon Musk.

 

Menurut Penelitian, Tekanan Memiliki Peran Besar

ilustrasi uang
ilustrasi uang | pexels.com/@karolina-grabowska

Walau tentu bukan alasan dari mengapa Bill dan Melinda cerai, sebuah penelitian yang diterbitkan oleh University at Buffalo (UB) dan Harvard Business School mengatakan bahwa mereka yang sukses secara finansial sering merasa kesepian dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Lora Park, seorang profesor psikologi di UB orang yang mendasarkan harga diri pada kesuksesan finansial akan merasa tertekan. "Ketika orang mendasarkan harga diri mereka pada kesuksesan finansial, mereka mengalami perasaan tertekan dan kurangnya otonomi, yang terkait dengan hasil sosial yang negatif."

"Merasa bahwa tekanan untuk mencapai tujuan keuangan berarti kita menempatkan diri kita untuk bekerja dengan mengorbankan waktu bersama orang yang kita cintai, dan kurangnya waktu yang dihabiskan dengan orang-orang yang dekat dengan kita itulah yang dikaitkan dengan perasaan kesepian dan terputus," jelas Deborah Ward, mahasiswa pascasarjana UB dan staf pengajar tambahan di jurusan psikologi UB.

Temuan yang menekankan peran jejaring sosial dan hubungan pribadi dalam menjaga kesehatan mental yang baik ini diterbitkan dalam jurnal Personality and Social Psychology Bulletin.

Penelitian ini melibatkan lebih dari 2.500 peserta selama lima studi berbeda yang mencari hubungan antara kontigensi finansial dari harga diri dan variabel kunci, seperti waktu yang dihabiskan dengan orang lain, kesepian, dan keterpusan sosial.

Peneltian ini juga termasuk studi buku harian yang mengikuti peserta selama periode dua minggu untuk menilai perasaan mereka dalam waktu waktu tersebut.

"Kami melihat hubungan yang konsisten antara menilai uang dalam kaitannya dengan siapa Anda dan mengalami hasil sosial negatif dalam pekerjaan sebelumnya, jadi ini membuat kami mengajukan pertanyaan mengapa asosiasi ini ada," jelas Ward.

"Kami melihat temuan ini sebagai bukti lebih lanjut bahwa orang yang mendasarkan harga dirinya pada uang cenderung merasa tertekan untuk mencapai kesuksesan finansial, yang terkait dengan kualitas hubungan mereka dengan orang lain."

Walau tidak memiliki jawaban akhir, Ward tegaskan bahwa tekanan memiliki peran besar.

 

Reporter: Paquita Gadin

Infografis Jangan Sampai Ada Gelombang Kedua Covid-19

Infografis Jangan Sampai Ada Gelombang Kedua Covid-19
Infografis Jangan Sampai Ada Gelombang Kedua Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya