Liputan6.com, Jakarta - Mantan wakil presiden Jusuf Kalla ikut memberikan komentarnya terkait kelompok militan Taliban yang telah menguasai kota Kabul dan menduduki Istana Kepresidenan.
"Peristiwa di Afghanistan itu hampir di luar perkiraan semua orang, bahwa tidak secepat itu Taliban masuk ke Kabul," ujar JK melalui press briefing online pada Senin (16/8/2021).
Advertisement
Hal ini membuat pemerintah Afghanistan sulit memperkirakan bahwa Kabul akan jatuh ke tangan Taliban.
Selain itu, Jusuf Kalla pun memberikan saran yang dapat dilakukan oleh pemerintah Indonesia sebagai bantuan diplomatik untuk Afghanistan.
"Yang mereka butuhkan saat ini tentu pengakuan sebagai negara ya," ungkap JK.
Diketahui, Taliban memasuki wilayah Kabul pada Minggu (15/8) waktu setempat.
Stasiun televisi Al Jazeera kemudian menunjukkan cuplikan terkait keberadaan Taliban di istana kepresidenan, dengan puluhan anggota bersenjatanya.
Taliban juga mengatakan mereka telah menguasai sebagian besar distrik di sekitar pinggiran ibu kota.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Hubungan Diplomatik Indonesia-Afghanistan
JK juga menilai bahwa ke depannya, hubungan antara Indonesia dan Afghanistan diharapkan tidak akan terganggu.
"Sejak awal kan hubungan antara Indonesia dan Afghanistan sebagai suatu negara, bukan antar pemerintahan," tambah JK.
JK kerap menjalin dialog dan komunikasi baik dengan Afghanistan dan Taliban.
Dalam pertemuan-pertemuan di masa lampau tersebut, JK kerap membahas solusi perdamaian maupun memfasilitasi dialog dengan Taliban.
Advertisement
Kronologi Taliban Kuasai Afghanistan
Pada Agustus 2020, majelis besar tetua Afghanistan, konsultatif Loya Jirga, mengeluarkan resolusi yang menyerukan pembebasan sekitar 5.000 tahanan Taliban, membuka jalan bagi pembicaraan damai langsung dengan kelompok itu untuk mengakhiri perang yang terjadi hampir dua dekade lamanya.
Pembebasan 400 tahanan adalah bagian dari perjanjian yang ditandatangani oleh AS dan Taliban pada Februari 2021.
Pada Maret 2021, Presiden Ashraf Ghani dan pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengusulkan kepada pemerintah Afghanistan agar mereka menandatangani perjanjian pembagian kekuasaan sementara dengan Taliban.
Pada April 2021, Presiden Biden mengumumkan bahwa AS akan menarik pasukan dari Afghanistan pada September 2021.
Kemudian pada Agustus 2021, hanya beberapa bulan setelah AS mulai menarik pasukan, pemerintahan Biden mengirim 5.000 tentara ke Afghanistan setelah Taliban mulai menguasai negara itu.
Pada 15 Agustus 2021, setelah Taliban menguasai setiap kota besar di Afghanistan, selain Kabul, hanya dalam dua pekan - mereka terlibat dalam pembicaraan dengan pemerintah di ibu kota mengenai pihak mana yang akan memerintah negara itu.
Taliban sekarang semakin dekat untuk mengambil kendali penuh atas Afghanistan dan telah merebut istana kepresidenan di Kabul setelah Presiden Ghani meninggalkan negara itu. Pembicaraan sebelumnya untuk membentuk pemerintahan transisi tampaknya telah digagalkan oleh kepergian Ghani.