Profesor Singapura Puji Jokowi Presiden Terbaik di Dunia

Profesor Singapura memberikan pujian tinggi kepada Presiden Jokowi.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 08 Okt 2021, 17:30 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2021, 17:27 WIB
Presiden Jokowi Resmi Buka PON XX Papua Tahun 2021
Presiden Joko Widodo saat membuka Pekan Olahraga Nasional XX Papua yang digelar di Stadion Lukas Enembe Kabupaten Jayapura, Sabtu (2/10/2021). Resmi dibuka oleh Presiden Jokowi, PON XX Papua 2021 akan berlangsung pada 2-15 Oktober 2021. (Foto:Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapat pujian sebagai sosok yang jenius, efektif, dan teladan pemerintahan yang baik. Pujian itu datang dari Profesor Kishore Mahbubani yang aktif di Singapura.

Prof. Mahbubani menulis pandangannya di situs opini Project Syndicate. Ia berkata kesuksesan Presiden Indonesia Joko Widodo pantas mendapatkan apresiasi lebih luas.

"Jokowi telah melakukan banyak hal ketimbang sekadar memerintah dengan kompeten. Ia telah membuat standar baru pemerintahan yang seharusnya dicemburui demokrasi-demokrasi besar lainnya," tulis Prof. Mahbubani, dikutip Jumat (8/10/2021).

Prof. Mahbubani merupakan peneliti di Asia Research Institute of the National University of Singapore. Ia sering berbicara soal China dan Amerika Serikat. Selain Jokowi, sosok yang ia anggap jenius, yakni mantan Presiden AS Richard Nixon yang lengser akibat skandal Watergate, serta mantan Menlu AS Henry Kissinger yang aktif di masa Perang Vietnam yang berakhir amburadul.

Terkait Indonesia, Prof. Mahbubani menyorot kesuksesan Jokowi dipengaruhi latar belakangnya yang memahami kemiskinan. Program-program Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar dianggap sebagai prestasi.

Ia berkata Jokowi telah menjembatani perbedaan politik di Indonesia. Faktor yang ia sorot adalah Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno yang kini jadi bawahan Jokowi di kabinet, padahal dulu bersaing di pemilu.

Jokowi juga dipuji karena mencegah kebangkitan partai-partai paling "Islami" di Indonesia dengan cara merangkul berbagai pihak. Selain itu, Jokowi dianggap sukses karena meloloskan Omnibus Law.

Terkait masalah ekonomi, menilai utang Indonesia masih rendah di standar internasional, yakni kurang dari 40 persen PDB. Pujian lainnya adalah karena Jokowi adalah seorang kapitalis yang menghapus subsidi BBM.

"Pada saat yang sama, Jokowi adalah kapitalis yang kuat. Sebagai mantan eksportir furnitur, ia paham tantangan-tantangan yang dihadapi bisnis-bisnis kecil," ujar Prof. Mahbubani.

"Ia lantas menggunakan popularitasnya untuk mendorong kebijakan-kebijakan yang berat, seperti mereformasi UU buruh yang mengizinkan perusahaan melakukan pengurangan di masa sulit dan menghapus subsidi bahan bakar."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Infrastruktur Jokowi

Presiden Jokowi resmikan enam ruas Jalan Tol Dalam Kota Jakarta, segmen Kelapa Gading-Pulo Gebang.
Presiden Jokowi resmikan enam ruas Jalan Tol Dalam Kota Jakarta, segmen Kelapa Gading-Pulo Gebang. (Sumber: Youtube Sekretariat Presiden)

Program infrastruktur andalan Presiden Jokowi juga dicatat oleh Prof. Mahbubani. Ia menyorot komitmen Jokowi yang memiliki rencana-rencana tegas untuk membangun jalur transportasi di Indonesia.

"Di Sumatera, jalur kereta dengan jarak 2.000 kilometer sedang direncanakan dari Banda Aceh di utara hingga Lampung di selatan. Proyek-proyek lain yang diajukan, yakni jalur kereta 1.000 kilometer di seluruh Sulawesi, dan pengembangan kereta jarak jauh di Kalimantan," tulis Prof. Mahbubani.

Kesuksesan lainnya adalah jaringan kereta di Jakarta yang meredakan kemacetan. Tol yang dibangun pada 2015-2018 dengan jarak lebih dari 700 kilometer juga disorot.

Prof. Mahbubani berkata Jokowi berhasil meningkatkan peringkat kemudahaan berbisnis Bank Dunia dari peringkat 120 (2014) menjadi 73. Ia menyebut Indonesia seharusnya menikmati lonjakan ekonomi

"Akan tetapi COVID-19 menyerang negara itu dengan keras. Namun, Jokowi bertindak secara dini dan tegas untuk mengamankan 175 juta dosis vaksin bagi populasi 270 juta," kata Prof. Mahbubani.

"Kebanyakan vaksinnya berasal dari China, dan Jokowi mendapatkan suntikan Sinovac untuk menunjukkan kepercayaan dirinya ke vaksin-vaksin China dan mengirimkan sinyal politik yang lebih luas."

Prof. Mahbubani pun menegaskan bahwa Jokowi merupakan teladan bagi negara-negara demokrasi di dunia dibandingkan sosok Presiden Donald Trump yang ia anggap penipu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya