Liputan6.com, Bamako - Aktivis Prancis, Sophie Pétroni yang telah dibebaskan setahun lalu dari penyanderaan di Mali Utara, kembali menghilang ketika berada di Mali.
Dilansir dari laman France24, Rabu (3/11/2021), Pétronin, 72 tahun, yang menjalankan badan amal untuk anak-anak kurang gizi dan yatim piatu di kota gurun Gao sampai penculikannya pada 2016, diam-diam kembali ke Mali pada Maret 2021.
Advertisement
Baca Juga
Negara Afrika Barat itu menolak untuk mengeluarkan visa untuknya kembali, tetapi ia berhasil masuk dengan menempuh rute darat dari Senegal, RFI melaporkan.
Sophie Pétronin dilaporkan tidak bahagia di Swiss, tempat ia tinggal sejak dibebaskan dari penyanderaan pada Oktober 2020, dan ingin kembali ke negara tempat ia menghabiskan 20 tahun terakhirnya.
Sumber yang dekat dengan keluarga mengatakan kepada RFI bahwa ia ingin bertemu kembali dengan putri angkatnya. Pétronin selalu mengatakan bahwa ia berencana untuk kembali ke Mali dan melanjutkan pekerjaanya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Polisi Mali Mengeluarkan Pemberitahuan Buronan Pétronin
Lebih dari tujuh bulan setelah ia kembali, polisi Mali mengeluarkan pemberitahuan buronan untuk Pétronin pada 29 Oktober, meminta polisi untuk menangkapnya, dan "mengawal" dia ke ibu kota Bamako.
Pétronin dilaporkan terakhir terlihat di dekat Sikasso di tenggara negara itu, lebih dari 350 km dari ibu kota Bamako.
Namun, sumber yang dekat dengan Pétronin mengatakan kepada RFI bahwa ia tidak meninggalkan Bamako sejak kembali ke Mali dan belum pernah ke Sikasso. Mereka bingung mengapa pihak berwenang Mali mencarinya.
Sumber-sumber diplomatik Prancis mengatakan bahwa mereka tidak menafsirkan pemberitahuan buronan itu sebagai "tindakan bermusuhan" dari pihak berwenang Mali, meskipun hubungan tegang dengan Prancis.
Reporter: Ielyfia Prasetio
Advertisement