Liputan6.com, Warsaw - Perdana Menteri Polandia menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin berada di balik krisis migran di perbatasan Belarusia dengan Polandia.
Mateusz Morawiecki mengatakan bahwa pemimpin otoriter Belarusia yang merupakan sekutu dekat Putin, mengatur krisis, tetapi Putin menjadi dalangnya di Moskow.
Dikutip dari laman BBC, Rabu (10/11/2021), setidaknya 2.000 migran terjebak di perbatasan dalam kondisi kedinginan.
Advertisement
Pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko membantah klaim bahwa pihaknya mengirim orang ke perbatasan sebagai balas dendam atas sanksi Uni Eropa.
Rekaman video menunjukkan kerumunan orang di sisi Belarusia dari pagar perbatasan kawat berduri dengan Polandia. Beberapa mencoba memaksa masuk menggunakan pemotong baut, batang pohon dan kekuatan kelompok, sementara penjaga Polandia menangkis mereka dengan apa yang tampak seperti gas air mata.
Banyak dari para migran adalah laki-laki muda tetapi ada juga perempuan dan anak-anak. Mereka kebanyakan dari Timur Tengah dan Asia. Mereka berkemah di tenda-tenda di dalam Belarusia, terjebak di antara penjaga Polandia di satu sisi, dan penjaga Belarusia di sisi lain.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Para Migran Meninggal Kedinginan
Suhu semalam di perbatasan telah merosot di bawah nol dan beberapa orang telah meninggal dalam beberapa pekan terakhir.
Berbicara pada hari Selasa di sesi parlemen darurat setelah mengunjungi pasukan di perbatasan, Morawiecki mengatakan: "Serangan yang dilakukan Lukashenko ini memiliki dalangnya di Moskow, dalangnya adalah Presiden Putin."
Dia menuduh para pemimpin Rusia dan Belarusia berusaha mengacaukan Uni Eropa - yang bukan bagian dari kedua negara itu - dengan mengizinkan para migran melakukan perjalanan melalui Belarus dan memasuki blok tersebut.
Morawiecki menggambarkan situasi sebagai "jenis perang baru di mana orang digunakan sebagai perisai manusia", dan mengatakan Polandia sedang berurusan dengan "pertunjukan" yang dirancang untuk menciptakan kekacauan di Uni Eropa.
Dia menambahkan bahwa ini adalah pertama kalinya dalam 30 tahun keamanan perbatasan Polandia "diserang secara brutal".
Advertisement