Liputan6.com, New York - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Jumat (12/11) mengatakan bahwa kesenjangan dalam distribusi dan akses vaksin COVID-19 di seluruh dunia "menjadi sebuah skandal yang harus dihentikan sekarang."
"Setiap hari ada enam kali lipat (vaksin) booster yang diberikan secara global dibanding dosis pertama di negara-negara berpenghasilan rendah," kata Tedros saat konferensi pers, Jumat 12 November 2021 sebagaimana diwartakan Anadolu Ajansi, dikutip dari Antara, Minggu (13/11/2021).
Baca Juga
Kesenjangan global paling kentara di Afrika, yang baru 6 persen dari populasinya mendapatkan vaksin lengkap, menurut data WHO terkini.
Advertisement
WHO juga sedang bergelut dengan krisis COVID-19Â baru di Eropa. Hampir 2 juta kasus baru tercatat di benua tersebut dalam sepekan terakhir - tertinggi dalam sepekan di Afrika sejak awal pandemi.
Badan kesehatan PBB itu berencana memvaksin 40 persen populasi di setiap negara hingga akhir 2021. Namun, pihaknya menyebutkan bahwa perlu 550 juta dosis tambahan untuk memenuhi target tersebut.
Â
Beberapa Negara Mulai Serukan Vaksin Booster
Ketika vaksin belum terdistribusi secara merata, sejumlah negara telah mewacanakan pemberian vaksin dosis ke-3 atau vaksin booster selambat-lambatnya tahun depan.
Jerman mewacanakan hal tersebut menyusul lonjakan kasus eksponensial di negaranya.
Indonesia juga mewacanakan hal serupa, setidak-tidaknya setelah 50% sasaran vaksinasi telah memperoleh dua dosis penuh.
Beberapa negara dengan tingkat vaksinasi yang tinggi telah mewacanakan hal serupa.
Namun, kebijakan itu menimbulkan pertanyaan etis, mengingat masih banyak negara berpenghasilan rendah yang kesulitan bahkan untuk sekedar mengamankan stok vaksin.
Advertisement