Liputan6.com, Belgorod - Sedikitnya tiga orang tewas dan puluhan bangunan tempat tinggal rusak di Kota Belgorod, Rusia, dekat perbatasan Ukraina, setelah laporan beberapa ledakan di kota itu.
Sebanyak 11 gedung apartemen dan 39 rumah pribadi rusak, termasuk lima yang hancur, kata Gubernur Vyacheslav Gladkov melalaui aplikasi pesan Telegram.
Baca Juga
Gladkov mengatakan sebelumnya bahwa "insiden" tersebut sedang diselidiki.
Advertisement
"Mungkin, sistem pertahanan udara bekerja," tulisnya.
Rangkaian ledakan tersebut juga mengakibatkan empat orang terluka dan dua orang dirawat di rumah sakit, termasuk seorang anak laki-laki berusia 10 tahun.
Reuters tidak dapat memverifikasi laporan secara independen. Tidak ada reaksi langsung dari Ukraina atas laporan tersebut.
"Suaranya sangat kuat sehingga saya melompat, saya bangun, sangat takut dan mulai berteriak," kata seorang penduduk kota kepada Reuters, dikutip dari Antara, Minggu (3/7/2022).
Dia mengatakan ledakan terjadi sekitar pukul 03.00 pagi waktu setempat.
"Rudal itu menghantam bangunan tempat tinggal sekitar 20 meter dari rumah saya.... Semua jendela di rumah kami pecah, pintu-pintunya keluar dari barisan."
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dekat Perbatasan Ukraina
Belgorod, sebuah kota berpenduduk hampir 400.000 sekitar 40 km di utara perbatasan dengan Ukraina, adalah pusat administrasi wilayah Belgorod.
Sejak Rusia meluncurkan invasi pada 24 Februari 2022, ada banyak laporan serangan di Belgorod dan wilayah lain yang berbatasan dengan Ukraina.
Moskow menuduh Kiev melakukan serangan tersebut.
Ukraina belum mengaku bertanggung jawab atas serangan sebelumnya tetapi menggambarkan insiden itu sebagai balasan dan "karma" atas invasi Rusia.
Moskow menyebut tindakannya sebagai "operasi militer khusus" untuk melucuti senjata Ukraina dan melindunginya dari fasis.
Semantara Ukraina dan sekutunya di Barat mengatakan tuduhan fasis tidak berdasar dan perang adalah tindakan agresi yang tidak beralasan.
Advertisement
Pasukan Ukraina dan Rusia Berebut Kota Lysychansk
Kota Lysychansk di timur Ukraina berada di pusat klaim yang bersaing, dengan pasukan Rusia dan Ukraina mengatakan mereka memegang kendali.
Ukraina mengatakan pasukannya mengalami penembakan intens Rusia di sana tetapi bersikeras kota itu belum direbut, demikian seperti dikutip dari BBC, Minggu (3/7/2022).
Namun, separatis yang didukung Rusia mengatakan mereka telah berhasil memasuki kota dan mencapai pusatnya.
Media Rusia menunjukkan video separatis atau pasukan Rusia yang tampaknya berparade di jalan-jalan.
Sumber-sumber Rusia juga men-tweet video bendera Soviet yang diduga ditempatkan di pusat administrasi kota yang hancur, tetapi itu belum diverifikasi.
Ini adalah kota terakhir yang dikuasai Ukraina di Luhansk, bagian dari wilayah industri Donbas. Rusia merebut kota terdekat Severodonetsk bulan lalu.
Gubernur wilayah Luhansk, Serhiy Haida, mengatakan tidak ada let-up dalam serangan di Lysychansk, dengan pasukan Rusia mendekati kota yang terkepung dari semua sisi.
Rodion Miroshnik, duta besar untuk Rusia dari Republik Rakyat Luhansk yang pro-Moskow, mengatakan kepada televisi Rusia bahwa Lysychansk telah "dikendalikan" tetapi "belum dibebaskan".