Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan Prancis Francois Braun mengumumkan bahwa pusat vaksinasi cacar monyet berkapasitas tinggi akan dibuka untuk umum di Paris.
Dilansir dari laman Xinhua, Selasa (26/7/2022), menurut Kesehatan Masyarakat Prancis, wilayah ibu kota mencatat 726 kasus cacar monyet, hampir setengah dari 1.567 kasus yang dikonfirmasi di Prancis pekan lalu.
Baca Juga
Menteri kesehatan itu mengatakan jumlah kasus yang dikonfirmasi sekarang mencapai lebih dari 1.700.
Advertisement
Braun menekankan negara itu telah "segera bereaksi" terhadap peningkatan jumlah kasus cacar monyet, dan menambahkan: "Hingga hari ini, lebih dari 100 pusat vaksinasi sudah ada."
Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan wabah cacar monyet sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional pada 23 Juli.
Kini, kolaborasi dokter internasional telah mengidentifikasi tiga gejala baru pada individu yang terinfeksi cacar monyet.
Studi New England Journal Medicine adalah seri studi kasus cacar monyet terbesar hingga saat ini, termasuk 528 infeksi yang dikonfirmasi di 43 lokasi antara 27 April dan 24 Juni 2022.
Seiring dengan masalah kulit dan ruam yang diperkirakan, para peneliti menemukan bahwa banyak individu yang terinfeksi dalam penelitian ini memiliki gejala yang belum dikenali dalam definisi medis cacar monyer saat ini. Gejala-gejala ini termasuk lesi genital tunggal, luka di mulut dan luka di anus.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gejala Cacar Monyet
Para peneliti menemukan bahwa satu dari sepuluh individu dalam penelitian ini hanya memiliki satu lesi kulit di area genital, dan 15 persen orang dalam penelitian ini mengalami nyeri dubur.
Gejala klinis cacar monyet ini mirip dengan infeksi menular seksual (IMS) seperti sifilis atau herpes, itulah sebabnya ini bisa dengan mudah didiagnosis.
Para peneliti mencatat bahwa kesalahan diagnosis bisa memperlambat deteksi cacar monyet dan menghambat upaya untuk mengendalikan penyebaran virus.
Beberapa individu juga dirawat di rumah sakit karena gejala anal dan oral yang menyebabkan rasa sakit dan kesulitan menelan makanan.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Saran Ahli untuk Mengendalikan Penyakit
Para ahli penelitian menyarankan bahwa langkah-langkah kesehatan masyarakat, seperti pengujian dan pendidikan yang ditingkatkan, harus dikembangkan dan diterapkan dengan bekerja dengan kelompok berisiko.
Ini akan membantu memastikan bahwa langkah-langkah ini tepat dan tidak menimbulkan stigma.
Para peneliti telah menunjukkan bahwa definisi kasus internasional saat ini perlu diperluas untuk menambahkan gejala yang saat ini tidak termasuk seperti luka di mulut, pada mukosa dubur dan borok tunggal.
Gejala-gejala ini bisa parah sehingga penting untuk membuat diagnosis tepat dan mencegah orang menularkannya.
Cacar Monyet Bukan IMS
Dokter John Thornhill, Konsultan Dokter di Kesehatan Seksual dan HIV dan Dosen Senior Klinis di Barts NHS Health Trust dan Queen Mary University of London, mengatakan, “Penting untuk ditekankan bahwa cacar monyet bukanlah infeksi menular seksual dalam pengertian tradisional, itu bisa diperoleh melalui segala jenis kontak fisik yang dekat.”
Namun, Dokter Thornhill menunjukkan bahwa sebagian besar penularan sejauh ini terkait dengan aktivitas seksual dan ini terutama, tapi tidak secara ekslusif, di antara pria yang berhubungan seks dengan pria.
Gejala baru ini menjelaskan cara penyebaran cacar monyet dan kelompok berisiko lebih tinggi terkena infeksi. Ini akan membantu meningkatkan identifikasi kasus baru dan menawarkan strategi pencegahan, seperti vaksin, terutama kepada individu yang berisiko lebih tinggi.
Advertisement
98 Persen Cacar Monyet Terjadi pada Gay dan Pria Biseksual
Sebuah studi yang menganalisis wabah cacar monyet mengungkapkan fakta bahwa penularan penyakit ini sekitar 95 persen lewat hubungan seksual.
Dalam The New England Journal of Medicine yang terbit pada 21 Juli 2022, disebutkan bahwa dari 528 kasus cacar monyet atau monkeypox yang terdiagnosis antara 27 April s.d 27 Juni 2022 di 16 negara, sekitar 98 persen terjadi pada orang gay atau pria biseksual.
Lalu, hasil lain ditemukan bahwa rata-rata yang terinfeksi berusia sekitar 38 tahun dan 75 persen berkulit putih.
Data lain yang terungkap dalam studi ini adalah sekitar 41 persen adalah orang dengan infeksi HIV yang rerata terkontrol dengan baik.
Lalu, dalam studi ini disebutkan bahwa sekitar 95 persen kasus cacar monyet diduga lewat hubungan seksual.
"Penularan diduga terjadi melalui hubungan seksual pada 95 persen orang yang terinfeksi," seperti tertulis dalam jurnal tersebut.
Namun, para peneliti mengatakan bahwa penularan cacar monyet bukan cuma lewat kontak seksual. Tapi juga bisa lewat kontak fisik yang dekat.
"Penting untuk ditekankan bahwa cacar monyet bukanlah penyakit infeksi menular seksual. Bisa tertular dari segala jenis kontak yang dekat," kata salah satu penulis studi, John Thornhill.