Liputan6.com, Kabul - Kabar terkini ledakan bom di Kabul, Afghanistan, tercatat menewaskan setidaknya 20 orang. Bom meledak di masjid pada Rabu (17/8) ketika waktu salat Isya.
Dilaporkan VOA Indonesia, Jumat (19/8/2022), Khalid Zadran, juru bicara Kepolisian Kabul, mengatakan kepada VOA bahwa "terdapat korban cedera dan tewas" akibat ledakan tersebut, tetapi tidak memberi rincian lebih lanjut.
Advertisement
Baca Juga
Namun, beberapa sumber melaporkan bahwa ledakan itu menewaskan sedikitnya 20 jemaah dan menyebabkan puluhan lainnya cedera dalam insiden yang tampaknya merupakan aksi bom bunuh diri.
Maulvi Amir Mohammad Kabuli, seorang ilmuwan Afghanistan dan ulama Islam Sufi yang terkemuka dilaporkan sebagai salah satu korban yang tewas dalam insiden itu.
Situs reliefweb menyebut ada 21 orang meninggal dan 33 terluka.
Kantor berita Associated Press mengonfirmasi bahwa seorang saksi mata dan petugas polisi mengatakan jumlah korban tewas paling sedikit adalah 10 orang, termasuk Kabuli. Pihak Taliban tidak memberi komentar mengenai jumlah korban tewas akibat ledakan tersebut.
Rumah sakit amal EMERGENCY yang dioperasikan Italia di Kabul mengatakan dalam pernyataan bahwa 27 korban telah dibawa ke fasilitasnya dari lokasi ledakan, di mana dua orang dinyatakan tewas di tempat dan pasien ketiga meninggal dalam ruang darurat. Pihak rumah sakit mengatakan sebanyak lima orang anak, termasuk seorang anak berusia 7 tahun, termasuk di antara korban yang mengalami cedera.
Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengecam serangan mematikan itu, seraya mengatakan bahwa “para pelaku kejahatan dari insiden tersebut akan dibawa ke meja hijau secepatnya dan akan dihukum.”
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
ISIS Dicurigai
Tidak ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan terhadap Masjid Siddiquia di daerah Kher Khanna Kabul utara. Kecurigaan jatuh pada kelompok teroris ISIS, yang mengecam warga Muslim yang mempraktikkan Sufisme karena menganggapnya sebagai bagian dari politeisme.
ISIS Provinsi Khorasan atau ISIS-K, afiliasi ISIS di Afghanistan, telah meningkatkan serangan di Afghanistan sejak Taliban mengambil alih kekuasaan setahun yang lalu.
Ledakan bom ini terjadi sepekan usai pemuka agama pro-Taliban juga menjadi korban bom bunuh diri di Kabul. ISIS mengaku bertanggung jawab pada serangan pekan lalu.
NGO Emergency dari Italia berkata setidaknya ada tiga orang yang terbunuh pada peristiwa terkini, dan lebih dari 20 orang terluka.
"Di antara mereka lima anak-anak, termasuk anak berusia 7 tahun," tulis pihak Emergency di Twitter.
Dua pasien tiba di rumah sakit dalam keadaan meninggal, dan satu lainnya meninggal di UGD.
Intelijen Taliban berkata pada Reuters bahwa jumlah korban tewas dan luka bisa bertambah.
Para saksi mata menyebut ledakan tersebut sampai berdampak pada jendela-jendela di gedung terdekat. Intelijen Taliban masih menginvestigasi serangan mematikan ini.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Ulama Pro-Taliban Tewas Akibat Bom di Kaki Palsu
Seorang ulama Afghanistan terkemuka yang mendukung Taliban dan pendidikan perempuan telah tewas.
Mengutip BBC, Kamis (12/8), Sheikh Rahimullah Haqqani tewas dalam ledakan bom bunuh diri di Kabul.
Berbicara kepada Reuters, sumber-sumber Taliban mengatakan pemimpin agama itu menjadi sasaran seorang pria yang meledakkan bahan peledak yang disembunyikan di dalam organ buatan dari plastik.
Kelompok ISIS, yang sebelumnya menargetkan ulama tersebut, mengaku bertanggung jawab atas pengeboman dengan mengatakan itu terjadi di dalam kantornya.
Menurut laporan lokal, serangan itu terjadi di sebuah seminari Islam di ibu kota Afghanistan.
Sheikh Haqqani adalah pendukung pemerintah Taliban Afghanistan dan kritikus terkemuka dari kelompok militan ISIS Provinsi Kohrasan (IS-K), afiliasi regional ISIS yang beroperasi di Afghanistan dan menentang kekuasaan Taliban.
Dia adalah salah satu tokoh profil tertinggi yang terbunuh di negara itu sejak Taliban kembali berkuasa tahun lalu.
"Ini kerugian yang sangat besar bagi Imarah Islam Afghanistan," kata seorang pejabat senior Taliban kepada kantor berita Reuters, menambahkan bahwa pihak berwenang sedang menyelidiki siapa yang berada di balik serangan itu.
Meski memiliki nama yang sama, dia tidak terkait dengan jaringan kelompok militan Haqqani Afghanistan.
Dua Kali Lolos Upaya Pembunuhan
Sheikh Haqqani sebelumnya selamat dari dua upaya pembunuhan, yang terbaru pada tahun 2020 ketika ISIS mengaku bertanggung jawab atas ledakan di sebuah sekolah agama di Kota Peshawar, Pakistan, yang menewaskan sedikitnya tujuh orang.
Pemimpin agama itu sebelumnya telah mengeluarkan fatwa, atau keputusan agama, untuk mendukung pendidikan perempuan - sebuah isu kontroversial di Afghanistan.
Dalam sebuah wawancara dengan BBC Secunder Kermani awal tahun ini, ia berpendapat bahwa perempuan dan anak perempuan Afghanistan harus dapat mengakses pendidikan: "Tidak ada pembenaran dalam [hukum] syariah untuk mengatakan pendidikan perempuan tidak diperbolehkan. Tidak ada pembenaran sama sekali. "
Dia menambahkan: "Semua buku agama telah menyatakan pendidikan perempuan diperbolehkan dan wajib, karena, misalnya, jika seorang wanita sakit, di lingkungan Islam seperti Afghanistan atau Pakistan, dan membutuhkan pengobatan, jauh lebih baik jika dia dirawat oleh seorang dokter wanita."
Di semua, kecuali beberapa provinsi di negara itu, sekolah menengah perempuan telah diperintahkan untuk tetap ditutup oleh Taliban.
Advertisement