Liputan6.com, Miami - Sejumlah gubernur negara bagian dari Partai Republik meningkatkan upaya mereka dalam mengirimkan para migran tanpa memberikan peringatan terlebih dahulu ke wilayah yang dikontrol oleh kubu Demokrat, termasuk ke daerah liburan musim panas yang kaya di Massachusetts dan rumah Wakil Presiden Kamala Harris.
Mereka mencela para pemimpin dari beberapa kota yang dianggap sebagai "tempat berlindung" yang ramah bagi imigran dan menyoroti penentangan mereka terhadap kebijakan perbatasan pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Sabtu (17/9/2022).Â
Baca Juga
Gubernur Texas dan Arizona mengirim ribuan migran dengan bus ke New York, Chicago dan Washington, D.C. dalam beberapa bulan terakhir. Namun langkah kejutan terbaru, yang mencakup dua penerbangan ke Martha's Vineyard pada Rabu (14/9) yang didanai oleh Florida, dicemooh oleh para kritikus sebagai drama politik yang tidak manusiawi.
Advertisement
Pulau liburan di selatan Boston yang penduduknya didominasi oleh pekerja kerah biru, dengan mudah menyerap puluhan pendatang tanpa hambatan berarti.
Pengacara untuk Hak Sipil yang berpusat di Boston mengatakan, pihaknya menyediakan layanan hukum gratis dan menyelidiki apakah Gubernur Florida mungkin melanggar undang-undang perdagangan manusia, jika ternyata ada migran yang dikirim bertentangan dengan keinginan mereka atau ditipu untuk mengambil penerbangan.
Presiden Liga Warga Amerika Latin Bersatu, Domingo Garcia mengatakan, sebagian migran yang dikirim dengan bus dari Texas ke Washington telah ditipu - sebuah tuduhan yang belum dipastikan kebenarannya oleh kantor berita Associated Press dan dibantah oleh para pejabat di Texas dan Arizona.
Kamala dan Imigran
Pada Juni 2021, Kamala Harris meminta warga Guatemala tidak datang ke AS secara ilegal. Ia mengucapkan hal itu pada lawatan internasional pertama setelah berkuasa di Gedung Putih.Â
Kamala melakukan konferensi pers bersama Presiden Guatemala, Alejandro Giamattei. Ia membahas isu korupsi lintas negara dan imigran ilegal dari Guatemala agar tidak datang ke AS. Â
"Saya ingin memperjelas kepada kawan-kawan di wilayah ini yang berpikir melakukan perjalanan berbahaya ke perbatasan AS-Meksiko. Jangan datang," ujar Kamala Harris di Guatemala City.
"Jangan datang," ia mengulangi.
Mantan Jaksa Agung California ini menegaskan bahwa Amerika Serikat akan menegakan hukumnya dan mengamankan perbatasan. Ia lantas menyuruh imigran agar menggunakan cara legal.
"Kami tidak akan menyarankan imigrasi ilegal. Dan saya percaya jika kamu datang ke perbatasan kami, kamu akan diusir," ucap Kamala.
Kamala Harris juga meminta agar kelompok masyarakat di Guatemala ikut mencegah orang-orang yang nekat ingin datang ke AS secara ilegal. Kamala berkata yang diuntungkan dari aksi semacam itu hanyalah coyote (penyelundup imigran).
Ia lantas berjanji kepada Presiden Giamattei untuk membantu kesejahteraan Guatemala agar muncul harapan di negara tersebut, sehingga masyarakat tidak nekat mengadu nasib ke AS.
Advertisement
Gedung Putih Sempat Klarifikasi
Ucapan Wapres Kamala Harris menuai kontroversi karena tak sesuai dengan pendirian Kamala Harris sebelum berkuasa. Dulu, Kamala Harris menentang posisi Presiden Donald Trump yang memiliki posisi garis keras terhadap imigran ilegal.
Kini, juru bicara Gedung Putih memberikan klarifikasi bahwa ucapan Kamala Harris terkait sistem pencari suaka di AS yang masih dibenahi.
"Apa yang wakil presiden sampaikan adalah ada banyak pekerjaan yang perlu diselesaikan karena kita tak punya sistemnya," ujar jubir Gedung Putih Jen Psaki, dikutip Rabu (9/6/2021).
"Kita perlu lebih banyak waktu untuk menyelesaikan pekerjaan agar memastikan proses suakanya seperti seharusnya," kata Psaki.
Ini bukan pertama kali Jen Psaki menyebut sistem sebagai alasan. Ia juga sempat menyiratkan kesalahan ke pemerintahan Donald Trump yang dituding tak membuat sistem terkait imigrasi yang mumpuni.
Perbatasan Aman
Beberapa hari sebelum para migran dikirim ke rumahnya, Wapres Harris sempat mengklaim bahwa perbatasan negaranya dalam keadaan aman. Ucapannya itu menuai kontroversi karena dianggap tak sesuai realitas.Â
Pada wawancara Meet the Press bersama NBC, Kamala Harris berkata sistem imigrasi rusak di era Presiden Donald Trump.Â
"Perbatasan aman, tetapi kita memiliki sistem imigrasi yang rusak, terutama dalam empat tahun terakhir sebelum kami menjabata, dan ini perlu diperbaiki," ujar Kamala Harris.
Kamala mendukung adanya jalan agar para imigran tersebut bisa menjadi warga negara AS. Namun, rencana amnesti tersebut juga tak terlepas dari kontroversi.
Rencana Kamala tersebut bisa memberikan jutaan imigran ilegal cara legal untuk menjadi warga AS.
Advertisement