Rusia Disebut Gempur Kherson, Ukraina Klaim Serangan di Donetsk

Ukraina mengatakan serangan Rusia menewaskan dua orang hari Selasa 14 Desember di Kherson, kota di bagian selatan.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Des 2022, 08:01 WIB
Diterbitkan 16 Des 2022, 08:01 WIB
Ilustrasi bendera Rusia (pixabay)
Ilustrasi bendera Rusia (pixabay)

Liputan6.com, Kherson - Gempuran dari Rusia kembali dilaporkan.

Mengutip VOA Indonesia, Jumat (15/12/2022), Ukraina mengatakan serangan Rusia menewaskan dua orang hari Selasa 14 Desember di Kherson, kota di bagian selatan. Sementara para pejabat yang ditunjuk Rusia melaporkan serangan Ukraina di Donetsk, kota di bagian timur.

Kyrylo Tymoshenko, deputi kepala kantor presiden Volodymyr Zelenskyy, memposting di Telegram bahwa serangan Rusia menghantam gedung pemerintah regional di Kherson.

Di Donetsk, wali kota yang diangkat oleh Rusia, Alexei Kulemzin, mengatakan, serangan semalam merupakan sebagian dari beberapa serangan terbesar di sana dalam beberapa tahun ini.

Separatis dukungan Rusia telah menguasai beberapa bagian wilayah Donetsk sejak 2014. Sebelumnya tahun ini, daerah itu merupakan bagian dari aneksasi yang diumumkan Rusia tetapi ditolak oleh masyarakat internasional.

Di Jenewa, Komisaris Tinggi PBB urusan HAM Volker Turk mengatakan dalam pertemuan Dewan HAM bahwa perang Rusia di Ukraina berlanjut dengan ditandai oleh pelanggaran berat hukum HAM internasional.

Turk, yang mengakhiri kunjungan ke Ukraina pekan lalu, mengatakan 18 juta orang di Ukraina membutuhkan bantuan kemanusiaan dan bahwa serangan udara tambahan Rusia “dapat mengarah ke situasi kemanusiaan yang lebih buruk dan memicu lebih banyak pengungsian.”

Ia mengatakan serangan Rusia terhadap infrastruktur sipil, termasuk fasilitas-fasilitas energi, membuat jutaan warga sipil Ukraina terpapar “kesulitan ekstrem selama bulan-bulan musim dingin.”

“Harapan terdalam saya adalah berakhirnya perang yang tak masuk akal ini,” kata Turk.

 

Rencana AS Kirim Rudal ke Ukraina Bikin Geram Rusia

Bendera Amerika Serikat (AP PHOTO)
Bendera Amerika Serikat (AP PHOTO)

Sementara itu, juga pada hari Kamis, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan kepada wartawan bahwa rencana AS untuk mengesahkan pengiriman sistem pertahanan rudal Patriot ke Ukraina sama saja dengan “provokasi.”

Zakharova mengatakan AS harus “mengambil kesimpulan yang tepat” dari peringatan Rusia bahwa peralatan yang dipasok AS merupakan target sah untuk serangan Rusia.

Para pejabat AS Selasa mengatakan mereka siap mengesahkan pengiriman baterai rudal Patriot ke Ukraina, sistem rudal darat-ke-udara paling canggih yang diberikan Barat untuk pemerintah Kyiv dalam perang 10 bulan Rusia di Ukraina.

Ukraina: Rusia Serang Kyiv dengan Drone

Bendera dukungan terhadap Ukraina di tengah perang dengan Rusia.
Bendera dukungan terhadap Ukraina di tengah perang dengan Rusia. (AFP/Fabrice Coffrini)

Sebelumnya, laporan VOA Indonesia juga menyebut para pejabat Ukraina, Rabu (14/12) mengatakan serangan Rusia terhadap ibu kota, Kyiv, dengan sejumlah drone buatan Iran telah merusak dua gedung pemerintah.

Wali kota Kyiv Vitali Klitschko melaporkan ledakan terjadi di distrik Shevchenkivsky di Kyiv Tengah. Belum jelas benar apakah ada korban jiwa.

Militer Ukraina mengatakan pertahanan udaranya menembak jatuh 13 drone Shahed, tipe yang sama yang digunakan Rusia untuk menabrak target dala serangan meluas di beberapa kota Ukraina.

“Serangan drone besar-besaran lainnya terhadap Kyiv. Jelas bahwa militer Rusia merasa percaya diri hanya jika menyerang kota-kota yang damai,” cuit Kementerian Pertahanan Ukraina.

Uni Eropa menambahkan sanksi-sanksi terhadap Iran pekan ini atas perannya dalam mengembangkan dan memasok drone yang digunakan Rusia dalam perangnya di Ukraina.

 

Dampak lingkungan

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. (Foto: Dok. Instagram terverifikasi @zelenskiy_official)
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. (Foto: Dok. Instagram terverifikasi @zelenskiy_official)

Sebelumnya pada hari Rabu (14/12), Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mendesak Selandia Baru agar berperan dalam menggalang dukungan bagi rencana perdamaian yang mencakup dampak lingkungan hidup akibat perang 10 bulan Rusia di Ukraina.

Zelenskyy mengatakan dalam pidato melalui video kepada parlemen Selandia Baru hari Rabu bahwa serangan Rusia telah mencemari sungai, membanjiri tambang-tambang batu bara dan menghancurkan fasilitas-fasilitas bahan kimia. Ia mengatakan 174 ribu kilometer persegi wilayah Ukraina terkontaminasi oleh ranjau dan jenis bom lainnya yang belum meledak.

“Ekonomi dan infrastruktur yang hancur dapat dibangun kembali. Ini perlu waktu bertahun-tahun,” kata Zelenskyy. “Tetapi kita tidak dapat membangun kembali alam yang hancur, seperti halnya kita tidak dapat memulihkan kehidupan yang hancur.”

Dalam pidato hariannya Selasa malam, Zelenskyy berterima kasih kepada mereka yang mendukung negaranya setelah dua konferensi menghasilkan janji bantuan $1 miliar lebih dari sekitar 70 negara dan institusi.

Bantuan ini adalah untuk memperbaiki infrastruktur Ukraina yang dihantam serangan udara Rusia, yang dalam beberapa pekan ini telah memutuskan pasokan listrik dan air bagi jutaan warga Ukraina. Sekitar $400 juta secara khusus akan ditujukan untuk sektor energi negara itu.

“Kami tidak dapat membiarkan rakyat Ukraina sendirian menghadapi musim dingin, menghadapi penyerang mereka, yang berusaha menimbulkan kesusahan pada mereka,” kata Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna kepada wartawan setelah pertemuan di Paris.

PM Ukraina Denys Shmyhal mengatakan kepada wartawan bahwa bantuan baru itu merupakan “sinyal yang sangat kuat. Ini menunjukkan seluruh peradaban dunia mendukung Ukraina.”

Konferensi itu diselenggarakan menyusul janji hari Senin dari para pemimpin Kelompok tujuh negara industri terkemuka untuk memenuhi kebutuhan peralatan militer dan pertahanan Ukraina yang mendesak.

INFOGRAFIS JOURNAL_Konflik Ukraina dan Rusia Ancam Krisis Pangan di Indonesia?
INFOGRAFIS JOURNAL_Konflik Ukraina dan Rusia Ancam Krisis Pangan di Indonesia? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya